5 Susah Payah Nabi Muhammad Menerima Wahyu

Nabi Muhammad bersusah payah mendakwahkan wahyu Allah kepada manusia.

republika
Ilustrasi berdzikir membaca shalawat untuk Nabi Muhammad.
Rep: Andrian Saputra Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Allah ta'ala menurunkan wahyuNya yakni Alquran kepada Rasulullah SAW, maka caranya datang wahyu itu berbeda-beda. Seperti apa cara datangnya wahyu?

Baca Juga

Bagaimana keadaan Rasulullah ketika menerima wahyu? Berikut 5 cara turun wahyu dan Kondisi Rasulullah saat menerimanya hadits dalam Sahih Bukhari yang menjelaskan tentang bagaimana wahyu datang kepada nabi Muhammad SAW.

Pertama, wahyu datang seperti suara lonceng

Turunnya wahyu dengan cara seperti ini diakui nabi Muhammad sebagai yang paling berat bagi beliau. Maka ketika wahyu turun, Rasulullah SAW akan berhenti hingga mengerti Wahyu yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril. 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa Al Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, tanyanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana wahyu turun kepada engkau?" Maka Rasulullah ﷺ menjawab, "Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerencing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku, lalu aku dapat memahami apa yang diucapkannya." Aisyah berkata, "Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada beliau ﷺ pada suatu hari yang sangat dingin, dan saat wahyu terputus dari beliau, dahi beliau mengucurkan keringat." (HR. Bukhari, nomor hadits 2 dalam Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari).

Kedua, malaikat Jibril menyerupai laki-laki

Jibril kemudian menyampaikan wahyu, lalu Rasulullah dapat memahaminya. Ini sebagaimana redaksi hadits di atas.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Ketiga, terkadang diturunkan wahyu pada saat cuaca dingin

Tetapi setelah nabi menerima wahyu dahi beliau berkeringat. Keterangan ini sebagaimana redaksi hadits di atas. 

Keempat, Diawali dengan mimpi

Sebagaimana hadits berikut: 

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ…..اليح

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, ia berkata, telah menceritakan kepada kami dari Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah -Ibu kaum mukminin-, bahwasanya ia berkata, "Permulaan wahyu yang datang kepada Rasulullah ﷺ adalah dengan mimpi yang nyata dalam tidur. Dan tidaklah beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya Subuh. ….. (HR. Bukhari, lanjutan hadits bisa di lihat di Fathul Bari nomor 3) 

Kelima, Nabi Muhammad kualahan

Satu waktu pernah ketika wahyu turun keadaan Rasulullah sangat kewalahan dan kesulitan menghadapi turunnya wahyu. Lalu Rasulullah menggerak-gerakkan bibirnya ketika turunnya wahyu. 

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ } قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ } قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ { فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ } قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ { ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ } ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Musa bin Abi Aisyah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah Ta'ala: “(Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat ingin (menguasainya)”. Ibnu 'Abbas berkata: "Dahulu Rasulullah ﷺ bilamana menghadapi wahyu (Al-Qur’an) yang turun kepadanya, beliau sangat kewalahan nan kesullitan. Di antaranya, beliau kerapkali menggerak-gerakkan kedua bibirnya”. Ibnu 'Abbas melanjutkan: "Aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah ﷺ melakukannya." Sa'id berkata: "Dan aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) sebagaimana aku melihat Ibnu 'Abbas melakukannya. “Maka di saat Nabi ﷺ menggerakkan kedua bibirnya, turunlah firman Allah Ta'ala: “(Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan membuatmu pandai membacanya)." Maksudnya, Allah mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian engkau dapat membacanya. "(Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan tersebut)." Maksudnya, Dengarkan dan diamlah! Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "(Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya)”. Maksudnya, Dan Kewajiban Kamilah untuk menjelaskan, (sehingga engkau dapat membacanya tanpa kesalahan). Maka Rasulullah ﷺ sejak saat itu bila Jibril 'Alaihissalam datang kepadanya, beliau mendengarkannya. Dan Ketika Jibril 'Alaihissalam telah pergi, maka beliau ﷺ dapat membacanya sebagaimana Jibril 'Alaihissalam membacanya. (HR. Bukhari nomor 5 dalam Fathul Bari) 

 
Berita Terpopuler