Asma binti Abu Bakar, Pengirim Makanan Bagi Rasulullah Selama di Gua Tsur

Nabi Muhammad SAW pernah bersembunyi selama tiga hari di Gua Tsur.

Pixabay
Asma binti Abu Bakar, Pengirim Makanan Bagi Rasulullah Selama di Gua Tsur
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW pernah bersembunyi selama tiga hari di Gua Tsur. Bersama sahabatnya, Abu Bakar, ia menghindari kejaran kaum Quraisy.

Tidak ada satu orang pun yang mengetahui tempat persembunyian Rasul, kecuali keluarga Abu Bakar. Mereka adalah Adullah putra Abu Bakar, kedua putrinya Asma dan Aisyah, serta pembantu setianya Amir bin Fuhaira.

Mereka pun berbagi tugas untuk membantu keamanan dan kenyamanan Nabi Muhammad dan sang ayah. Asma kala itu mendapat tugas mengirimkan makanan.

Dalam kitab Ihtijāj Thabarsi, terdapat sebuah riwayat yang dinukil dari Ali, "Bersumpahlah Anda demi Tuhan! Apakah ada orang selain Anda yang membawa makanan bagi Nabi selama di gua?" Mereka menjawab: "Tidak (tidak ada orang selain Anda yang melakukan hal ini)."

Namun, sebagian ahli sejarah berkata bahwa seseorang yang mengirimkan makanan untuk Nabi SAW adalah Asma binti Abu Bakar. Dalam Sirah Halabiyah tertulis, "Keluarga Abu Bakar tidak mengetahui keberadaan Nabi Muhammad sampai ada kabar dari jin bahwa Nabi SAW berada di gua."

Jika diperhatikan, riwayat pertama mengabarkan Ali bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan bagi Nabi SAW. Namun berdasarkan riwayat yang lainnya, Asma-lah yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan penting ini.

Baca Juga

Kedua riwayat ini dapat disatukan dengan penjelasan sebagai berikut: karena gerak-gerik Ali diawasi oleh kaum kafir Makkah, meskipun berdasarkan penggalan riwayat pertama bahwa yang mengatur pengiriman makanan Nabi adalah Ali, namun Asma-lah yang bertanggung jawab dari sisi keamanan untuk membawakan makanan kepada Nabi dan ayahnya.

Selain perjuangannya ini, nama Asma binti Abu Bakar telah dikenal sebagai sosok pejuang dan dermawan. Muslimah yang lahir 27 tahun sebelum hijrah itu termasuk salah satu wanita Makkah yang pertama masuk Islam.

Ia mendapat gelar 'Dzatun Nithaqaini' atau wanita yang memiliki dua selendang. Julukan tersebut bermula dari waktu Rasulullah SAW dan Abu Bakar bersiap-siap untuk hijrah di malam hari.

Dengan penuh kecintaan terhadap Islam dan Rasul-nya, Asma menyobek selendangnya menjadi dua helai. Helai pertama ia gunakan untuk menutupi tempat makan atau bekal Rasulullah dan sisanya untuk menutupi kepalanya.

Alkisah ketika terjadi peperangan antara kaum Muslimin dan penduduk Syam, mereka mengolok-olok putra Asma yang bernama Abdulah Ibnu Zubair, dengan julukan "Dzatun Nithaqaini".

Asma juga dikenal sebagai pribadi yang sangat Islami. Bahkan, ia rela ketika sang ayah menyumbangkan seluruh hartanya demi tegaknya agama Allah SWT.


Pada saat hijrah, Abu Bakar diketahui membawa seluruh hartanya. yang berjumlah sekitar 5.000 hingga 6.000 dinar. Kakeknya yang buta, Abu Quhafah, datang kepada Asma dan berkata, "Demi Allah, sungguh aku mendengar bahwa Abu Bakar telah meninggalkanmu dengan membawa seluruh hartanya?''

Mendengar pertanyaan itu, Asma berkata, "Sekali-kali tidak, wahai, Kakek! Sesungguhnya, beliau telah menyisakan buat kami harta yang banyak." Asma pun mengambil batu-batu dan meletakkannya di lubang angin, tempat ayahnya pernah meletakkan uang itu dan menutupinya dengan selembar baju.

Setelah itu Asma memegang tangan kakeknya dan berkata, "Letakkan tangan Kakek di atas uang ini." Sang kakek pun merasa lega, lalu berkata, "Kalau memang dia telah meninggalkan harta untukmu, maka dia telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian."

Kemuliaan akhlak Asma telah menenangkan rasa gundah di hati sang kakek. Padahal, yang sebenarnya terjadi Abu bakar sama sekali tidak meninggalkan sekeping dinar pun bagi keluarganya.

Meski demikian, Asma tetap mengikhlaskannya. Ia tidak pernah menuntut harta apapun dari sang ayah.

5 Muslimah berhijab cemerlang di bidangnya. - (Republika)

 
Berita Terpopuler