Ukraina Tinggal Punya Waktu 30 Hari untuk Serang Rusia 

Kondisi cuaca lebih dingin akan membuat lebih berat bagi Ukraina melakukan manuver.

AP Photo/Bernat Armangue
Anggota Garda Nasional Ukraina dari Brigade Bureviy mengikuti latihan militer di wilayah Kiev, Kamis (27/4/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Ukraina diperkirakan hanya mempunyai tak lebih dari 30 hari kesempatan melakukan serangan balasan ke Rusia. Sebelum akhirnya cuaca lebih dingin mendatangi Eropa. Dengan cuaca seperti itu dianggap tak ideal melakukan serangan. 

Baca Juga

Seorang petinggi militer AS, Jenderal Mark Milley mengatakan, kondisi cuaca yang lebih dingin akan membuat lebih berat bagi Ukraina untuk melakukan manuver. ‘’Ukraina punya waktu tersisa tak lebih dari 30 hari sebelum cuaca menghambat serangan balik mereka.’’

Milley yang berbicara dalam acara BBC, Sunday with Laura Kuenssberg, 10 September 2023, mengakui serangan Ukraina berjalan lebih lamban dibandingkan yang diharapkan tetapi ia menegaskan pertempuran besar masih terus berlangsung. 

Bagi dia, terlalu dini menyatakan apakah serangan balik Ukraina ini gagal apalagi secara perlahan mereka bisa merebut beberapa wilayah yang sebelumnya jatuh ke tangan Rusia. ‘’Masih ada waktu mungkin 30-45 hari melakukan serangan berharga sebelum ada kendala cuaca.’’

Milley menambahkan, masih ada pertempuran yang belum dituntaskan oleh Ukraina. ‘’Mereka belum menyelesaikan pertempuran, bagian yang mereka coba untuk menuntaskannya,’’ katanya menegaskan. Serangn balik Ukraina terhadap Rusia sudah dimulai musim panas lalu. 

Namun, secara terpisah kepala intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov pada Sabtu (9/9/2023) menyatakan, serangan balik Ukraina melawan pasukan Rusia akan berlanjut saat cuaca dingin dan basah. Meski ia mengakui pertempuran akan lebih berat. 

Dalam cuaca dingin, basah, dan berlumpur...

‘’Pertempuran terus berlangsung. Dalam cuaca dingin, basah, dan berlumpur lebih sulit untuk bertempur. Pertempuran akan berlanjut, serangan balik tetap berlanjut,’’ kata Budanov. 

Pernyataan Budanov disampaikan dalam sebuah konferensi di Kiev yang diselenggarakan Victor Pinchuk Foundation. Ini menjadi indikasi paling kuat bahwa Ukraina tak berencana menghentikan gerakan pasukannya ketika cuaca nanti berubah pada tahun ini. 

‘’Serangan balasan kami dilakukan di beberapa arah. Kami akui juga progresnya lebih lamban dibandingkan target yang diinginkan. Situasinya juga memang sulit,’’ jelas Budanov. Ia menyampaikan sejumlah alasan. 

Selain pasukan Ukraina harus berkonsentrasi penuh pada ranjau-ranjau yang dipasang Rusia, drone-drone kecil Rusia dalam jumlah banyak menjadi faktor kunci yang membuat perkembangan Ukraina berjalan tak seperti yang diharapkan. 

Negara-negara Barat memasok peralatan militer bernilai miliaran dolar AS serta melatih hingga ribuan personel militer Ukraina untuk serangan balasan ini. Mereka membantu Kiev merebut kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya direbut Rusia. 

Namun tak berjalan cepatnya perkembangan serangan itu memicu sejumlah keraguan pada negara-negara yang mendukung Ukraina. Pertanyaan mengemuka apakah mereka tetap akan memberikan bantuan dalam skala besar seperti sekarang ini. 

Vadym Skibytskyi, seorang pejabat di badan intelijen militer Ukraina, mengungkapkan, saat ini terdapat 420 ribu personel militer Rusia di dalam wilayah Ukraina. 

Pergerakan pasukan Ukraina di tenggara wilayah Zaporizhzhia yang saat ini berpusat di sekitar Desa Robotyne dan Verbove merupakan bagian krusial operasi dengan tujuan memecah kekuatan pasukan Rusia di wilayah selatan Ukraina. Namun, tetap saja masih jauh dari target. 

 
Berita Terpopuler