Jokowi Minta PSI tak Buru-Buru Pilih Capres, Masih Banyak Drama

Kalau bicara pemilu, kesannya Pak Jokowi masih sama, ojo kesusu.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar tak terburu-buru dalam menentukan dukungannya di pemilu 2024. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

"Jadi hari ini kami meng-update situasi terkini, Kopdarnas yang terakhir PSI kami update ke Pak Jokowi dan tadi kalau bicara pemilu, kesannya Pak Jokowi masih sama, ojo kesusu," kata Grace di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin.

Dalam pertemuan dengan Jokowi, juga hadir Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie dan Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni. Menurut Grace, Jokowi mengatakan, saat ini masih akan banyak manuver yang dilakukan oleh partai politik.

Karena itu, PSI masih akan mengamati terlebih dahulu situasi politik saat ini sebelum menentukan dukungannya. PSI, kata dia, masih akan bersikap netral dan mengamati dinamika pemilihan capres.

“Ini masih banyak di dunia persilatan politik masih ada banyak manuver-manuver akan terjadi, masih banyak drama-drama sinetron akan terjadi. Jadi kita amati dulu ojo kesusu, PSI netral dulu ya sampai situasi jadi lebih jelas," jelas Grace.

Sebelumnya, PSI menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang dihadiri oleh 38 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai tersebut. Forum tersebut juga menjadi tempat PSI untuk membatalkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo, yang merupakan hasil Rembuk Rakyat pada Oktober 2022.

Diketahui pada Oktober 2022, PSI pernah menggelar Rembuk Rakyat yang merupakan saluran partai tersebut untuk mendengarkan aspirasi rakyat terkait calon pemimpinnya. Hasilnya saat itu, mereka mendeklarasikan Ganjar untuk berpasangan dengan Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid.

"Dari hasil musyawarah ini kami merekomendasikan kepada Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat. Pertama, meminta kepada DPP PSI untuk kembali menyerap aspirasi dan keinginan rakyat terkait bakal calon presiden yang memiliki komitmen kerakyatan dan melanjutkan visi misi pembangunan Pak Jokowi," ujar Grace Natalie di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023) malam.

“Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi agar dipegang teguh dalam keputusan yang menyangkut masa depan bangsa,” ujar Grace menambahkan.

 

Tidak buru-buru pilih capres...

Dewan Pembina PSI meminta DPP PSI untuk tidak terburu-buru dalam menentukan sosok yang didukungnya menjadi bakal calon presiden (capres). PSI, sambung dia, tegak lurus kepada Presiden Jokowi.

Poin kedua, Dewan Pembina PSI meminta penentuan bakal capres dari partainya diambil dengan mempertimbangkan nama bakal calon wakil presiden (cawapres). Termasuk mencermati gugatan soal usia minimal capres-cawapres dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu).

“Bila MK mengabulkan Uji Materi LBH PSI dan ada kandidat, anak muda berusia minimal 35 tahun yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai calon wakil presiden, maka selayaknyalah DPP PSI memberikan dukungan kepada kandidat calon wakil presiden tersebut,” ujar Grace.

Ketiga, suara 38 DPW PSI terpecah mendukung dua nama bakal capres, yakni Ganjar dan Prabowo Subianto. Namun ada aspirasi lain, agar PSI tak dulu mengambil sikap soal Pilpres 2024.

Keempat, PSI menilai bahwa Jokowi telah membawa Indonesia menjadi negara maju yang diakui dunia internasional. Maka, capres-cawapres yang didukung partainya adalah dua sosok yang harus mampu menghadirkan keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi.

“Indonesia tidak boleh mundur ke belakang karena salah dalam memilih Presiden, tidak ada pilihan lain selain maju bersama capres dan cawapres yang berkomitmen melanjutkan program Presiden Jokowi. Jokowisme dalam nilai dan tindakan,” ujar Grace.

 

 
Berita Terpopuler