Jubir Anies Nilai Pidato AHY Tunjukkan Jiwa Besar dan Kesatria

AHY bersikap tenang dan memperlihatkan kematangannya dalam mengarungi ujian berat.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi selamat kepada capres Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar.
Rep: Wahyu Suryana Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik sekaligus juru bicara Anies Rasyid Baswedan, Hendri Satrio menilai, pidato Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menunjukkan sikap kedewasaan berpolitik. Pidato disampaikan di DPP Demokrat di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023).

Baca Juga

"AHY bersikap tenang dan memperlihatkan kematangannya dalam mengarungi ujian berat Partai Demokrat," kata Hensat saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Hensat menyebut, isi pidato AHY yang mengucapkan selamat kepada pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Imin) membuat putra presiden ke-6 RI tersebut memiliki kapasitas negarawan. Selain itu, AHY sukses menenangkan kader dan pendukung Demokrat yang sempat kecewa karena 'dikhianati' Anies.

Dosen Universitas Paramadina tersebut menekankan, AHY menampilkan jiwa besar dan ksatria, menjadi sosok negarawan yang paham makna demokrasi. Hensat merasa, ihal utuni yang dibutuhkan republik untuk bisa maju dan berkembang, serta menjalankan demokrasi.

"Berjiwa besar dan kesatria, AHY negarawan yang paham makna demokrasi," ujar pendiri Kedai Kopi tersebut.

Sebelumnya, dalam pidato politiknya, AHY mengaku dapat memahami dan merasakan apa yang dirasakan kader dan pendukung Partai Demokrat. Tapi, ia mengajak kader untuk sabar dan ikhlas menerima hal tersebut.

Rencana Tuhan lebih baik...

AHY meyakini, ada rencana Tuhan yang jauh lebih baik untuk Demokrat. Dia mengaku bangga sekaligus terharu atas ketegaran kesetiaan soliditas dan solidaritas kader dan simpatisan Demokrat dalam menghadapi peristiwa itu.

AHY juga turut mengajak seluruh kader Demokrat agar tetap tenang dan bisa berpikir jernih. Dia menegaskan, mereka kecewa bukan karena ketua umumnya tidak jadi cawapres, melainkan ada kesepakatan yang dilanggar.

"Tapi, karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan bagi Demokrat," kata AHY.

 
Berita Terpopuler