BMKG Minta Masyarakat NTT Jangan Percaya Hoaks Gempa Bumi

Tidak ada teknologi yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi dan tsunami.

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah murid berlindung di bawah meja saat simulasi evakuasi gempa dan tsunami.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap tenang dan tidak terpancing berita bohong atau hoaks tentang kejadian dan dampak dari gempa bumi.

Baca Juga

"Jangan mudah percaya dengan informasi yang sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono, Jumat (1/9/2023).

BMKG mencatat ada 99 kejadian gempa bumi dan tiga kejadian gempa bumi dirasakan selama bulan Agustus 2023. Gempa bumi pada periode itu didominasi oleh gempa bumi berkekuatan kecil (M<4,0) sebanyak 93 kejadian dan berkedalaman dangkal (D

Kejadian gempa bumi terbanyak terjadi di laut sebanyak 78 kejadian (79 persen) dan di darat sebanyak 21 kejadian (21 persen). Sedangkan, frekuensi kejadian gempa bumi harian paling tinggi terjadi pada 31 Agustus 2023 sebanyak delapan kejadian.

"Tidak perlu panik, silakan beraktivitas seperti biasa," katanya.

Ia menjelaskan tidak ada teknologi yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, masyarakat jangan gampang percaya dengan segala informasi tidak benar.

"Pastikan selalu mencari dan mendapatkan informasi gempa bumi dan tsunami dari instansi yang berwenang yaitu BMKG," ujar dia.

Apabila ada kejadian gempa bumi, masyarakat harus menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Masyarakat diminta untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal yang sudah cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.

"Pastikan bangunan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.

 
Berita Terpopuler