‘Bom Air’ Terus Dijatuhkan di TPA Sarimukti, Kebakaran Dikabarkan Mereda

Helikopter yang melakukan water bombing bolak-balik di atas TPA Sarimukti.

ANTARA FOTO/Novrian Arbi
BNPB mengerahkan helikopter untuk melakukan water bombing dalam upaya memadamkan kebakaran di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Upaya pemadaman kebakaran di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), terus berjalan hingga Senin (28/8/2023). Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengabarkan kebakaran sudah mereda, tapi masih ada kepulan asap.

Baca Juga

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa beres karena ada water bombing, sampai 40 kali balikan dalam sehari,” ujar Ridwan Kamil, Senin (28/8/2023).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan helikopter untuk melakukan water bombing di area TPA Sarimukti. Dalam siaran persnya, Senin (28/8/2023), Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bom air dilakukan pertama kali pada Jumat (25/8/2023). Sebanyak 120 ribu liter air dijatuhkan pada tumpukan sampah yang terbakar di TPA Sarimukti.

Pada Sabtu (26/8/2023), helikopter BNPB mengudara selama 9 jam 38 menit untuk melepas 110 kali bom air atau setara 440 ribu liter air. Hari berikutnya dijatuhkan 332 ribu liter air dari udara untuk meredakan api di TPA Sarimukti. Total selama tiga hari itu dijatuhkan 892 ribu liter air untuk mempercepat upaya pemadaman kebakaran.

Abdul mengatakan, berdasarkan pengamatan di lokasi, selepas dilakukan water bombing selama tiga hari, kondisi asap mulai berkurang dan jarak pandang penglihatan jauh lebih membaik dibandingkan pada Jumat lalu.

“Titik api di permukaan sekitar 90 persen sudah berhasil dipadamkan. Namun, titik api di dalam tumpukan sampah diperkirakan masih 40 persen, yang menyebabkan masih munculnya kepulan asap ke permukaan,” ujar Abdul.

Selain water bombing melalui helikopter, upaya pemadaman api di TPA Sarimukti juga tetap dilakukan tim gabungan di lapangan.

Pengolahan sampah

 

Ridwan Kamil meminta komitmen kabupaten/kota untuk mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti. Diharapkan dari semula sekitar 450 ritase bisa terus dikurangi. Untuk itu, ia mendorong pengelolaan dan pengolahan sampah, sehingga tidak semuanya diangkut ke TPA.

“Kalau lebih, itu lebih baik. Itu sudah disepakati dan seharusnya bisa dengan cara masyarakat diedukasi mengurangi sampah, mengolah sendiri. Misal, sampah makanan bisa dibuat kompos, jangan dibuang semua,” kata Ridwan Kamil. 

Sebelumnya, berdasarkan surat edaran dari Pemprov Jabar pada 31 Juli 2023, keempat daerah di Bandung Raya diminta mengurangi tonase sampah ataupun ritase pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti. Pemerintah daerah diminta menyesuaikan kembali dengan perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 2016.

Dalam surat edaran itu tertulis, Kota Bandung 201 ritase atau 868 ton per hari, Kota Cimahi 46 ritase atau 143 ton per hari, Kabupaten Bandung Barat 32 ritase atau 92 ton per hari, dan Kabupaten Bandung 86 ritase atau 257 ton per hari. 

Dengan begitu, total dari empat daerah itu 365 ritase atau 1.360 ton per hari. Pembatasan ritase ataupun tonase sampah tersebut diminta untuk dimulai pada 14 Agustus 2023.

Pemprov Jabar juga tengah mendorong pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung. Tender proyeknya sudah dimenangkan konsorsium dari Jepang. “Insya Allah, penanganan sampah mulai bergeser ke teknologi waste to energy dalam waktu dekat,” kata Ridwan Kamil.

 
Berita Terpopuler