Buntut Aksi Tolak Gubernur Sumbar, Presiden Mahasiswa UIN Bukittinggi Diancam Dibunuh

Peneror lewat pesan singkat WA meminta Zaki menghormati Gubernur Mahyeldi.

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengusir Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, dari acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di Student Center UIN Bukittinggi, Selasa (22/8/2023).
Rep: Febrian Fachri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi, Ahmad Zaki, mendapatkan teror dan ancaman pembunuhan melalui aplikasi pesan Whatsapp (WA) buntut aksi dirinya memimpin aksi menolak kehadiran Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi di kampusnya pekan lalu. Ancaman tersebut berasal dari nomor WA tidak dikenal +6282312991374. 

Baca Juga

"Benar, ada ancaman saya dibunuh lewat pesan Whatsapp. Dalam pesan itu saya dikata-katai dengan kata kotor," kata Zaki, Ahad (27/8/2023). 

Nomor peneror Zaki tersebut mencoba menelpon Zaki berkali-kali. Namun, Zaki tidak menggubris panggilan telepon dari nomor tersebut. 

Dalam pesan dengan nada ancaman itu, peneror meminta Zaki menghormati Gubernur Mahyeldi. Bila bertemu, peneror mengancam akan membunuh Zaki. 

"Oi Zaki, Ang ndak bautak ang. Gubernur ang mode tu an. Woi angkek telfon den. Ang sobok jo den caliak lah den bunuah ang beko. Den cari ang bisuak (Oi Zaki, kamu tidak punya otak. Gubernur kamu gitukan. Angkat telepon saya. Kamu kalau bertemu saya, saya bunuh kamu. Saya cari kamu besok)," kata peneror tersebut. 

Zaki sudah menduga ancaman tersebut berkaitan dengan aksinya bersama teman-teman mahasiswa atas nama Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Bukittinggi Selasa lalu. Saat itu, Zaki berorasi menolak kedatangan Gubernur Mahyeldi di acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Zaki dan kawan-kawan menilai Gubernur Mahyeldi tidak pantas datang ke UIN karena belum menyelesaikan persoalan sengketa tanah di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat. Pada Selasa lalu beredar viral di sosial media Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, diusir oleh mahasiswa saat menghadiri acara PBAK di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, Bukittinggi.

 

Dalam video tersebut, terlihat Mahyeldi sudah duduk di atas panggung di Student Center UIN Bukittinggi. Di gedung tersebut memang sudah ada ratusan mahasiswa baru yang terlihat memakai pakaian putih hitam. Lalu ada satu orang mahasiswa berorasi dan menolak kedatangan Mahyeldi. Selama mahasiswa tersebut berorasi, seluruh mahasiswa yang ada bersorak dan memberi tepuk tangan. 

Tidak terlalu jelas apa saja kalimat yang disampaikan orator di dalam video tersebut. Tapi di sisi lain, ada juga mahasiswa yang membentangkan spanduk bertuliskan 'Tuntaskan Isu PSN Pak Gub' dan tulisan 'HAM dilangkahi'. Pada bagian akhir video, terlihat beberapa orang yang diduga panitia acara memaksa mahasiswa yang berorasi itu turun dari panggung. 

Ahmad Zaki, membenarkan kejadian itu. Zaki menyebut kejadian itu pada Selasa (22/8/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. Zaki mengatakan mereka menolak kehadiran gubernur sebagai sikap solidaritas terhadap masyarakat Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat yang terancam oleh rencana Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diusulkan Gubernur Mahyeldi.

 "Sikap kami mahasiswa menolak keras kehadiran Gubernur karena sampai saat ini, masalah isu usulan PSN Air Bangis belum selesai. Kami menuntut cabut usulan itu kepada gubernur," kata Ahmad Zaki, kepada Republika.

Mahyeldi sendiri tidak mempersoalkan insiden aksi oknum mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi, saat dirinya memenuhi undangan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus tersebut pada Selasa (22/8/223) lalu. Mahyeldi menilai kritikan yang disampaikan mahasiswa merupakan hal biasa.

"Kritik secara langsung seperti itu hal biasa bagi kami sebagai penyelenggara pemerintahan. Saya melihat itu hanya wujud mahasiswa menegaskan eksistensi dan ekspresinya. Kami sudah terlebih dulu memaafkan" kata Mahyeldi, melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (24/8/2023).

 

 

 
Berita Terpopuler