Empat Cara Kaum Quraisy Menghalangi Dakwah Nabi Muhammad

Nabi Muhammad selalu optimistis mendakwahkan Islam.

EPA-EFE/NEIL HALL
Ilustrasi suasana gurun, tempat Nabi Muhammad dahulu berdakwah.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika orang-orang Quraisy tahu bahwa Nabi Muhammad sama sekali tidak menghentikan dakwahnya, maka mereka memeras pikirannya sekali lagi. Untuk itu, mereka memilih beberapa cara untuk membenamkan dakwah ini dengan berbagai cara.

Baca Juga

Mengutip buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri menyebutkan, empat cara kaum Quraisy menghafang dakwah nabi diantaranya,

Pertama, ejekan, penghinaan, olok-olok, dan penertawaan. Hal ini mereka maksudkan untuk melecehkan orang-orang Muslim dan menggembosi kekuatan mental mereka. Untuk itu mereka melemparkan berbagai tuduhan yang lucu dan ejekan yang sekenanya terhadap Nabi. Mereka menyebut beliau orang yang sinting atau gila. Firman Allah.

وَقَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيْهِ ٱلذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ

"Mereka berkata, 'Hai orang yang diturunkan Al-Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila." (Al-Hijr: 6) 

Mereka menyebut beliau sebagai tukang sihir dan pendusta. Firman Allah:

وَعَجِبُوٓا۟ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٌ مِّنْهُمْ ۖ وَقَالَ ٱلْكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٌ كَذَّابٌ

"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta." (Shad: 4) 

Mereka menjelek-jelekkan dan menghadapi beliau dengan pandangan. penuh amarah serta perasaan yang meluap-luap penuh emosi. Firman Allah:

وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجْنُونٌ

 "Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir meng- gelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar- benar orang yang gila." (Al-Qalam: 51).

 

Jika ada rekan-rekan Rasulullah yang duduk di sekitar beliau, mereka mengolok-olok dan berkata, "Inilah rekan-rekannya." sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya.

وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِّيَقُولُوٓا۟ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنۢ بَيْنِنَآ ۗ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَعْلَمَ بِٱلشَّٰكِرِينَ

Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" 

Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin." (Al- Muthaffifin: 29-33)

Kedua, menjelek-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau. Mereka tiada henti melakukannya dan tidak memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menelaah dakwah beliau. Mereka berkata tentang Al-Quran,

"Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (Al-Furqan: 5)

Mereka juga berkata, "Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain, Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar." (Al-Furqan: 4)

Mereka berkata tentang diri Rasulullah, "Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?" (Al-Furqan: 7) 

Di dalam Al-Quran, banyak terdapat contoh penentangan mereka terhadap beliau.

 

Ketiga, melawan Al-Quran dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al- Qur'an. Mereka menyebutkan bahwa suatu kali An-Nadhar bin Al-Harits berkata kepada orang-orang Quraisy. "Wahai semua orang Quraisy! Demi Allah, telah datang satu urusan yang kalian belum juga bisa mencari alasan untuk menghadapinya. 

Muhammad adalah seorang pemuda belia di tengah kalian, yang paling kalian ridhai, paling jujur perkataannya dan paling besar amanatnya, sehingga tatkala kalian melihat uban di kedua pelipisnya dan dia membawa apa yang telah dia bawa kepada kalian. 

Tiba-tiba kalian mengatakan, "Dia adalah laki-laki penyihir. Tidak, demi Allah, dia bukanlah laki-laki penyihir. Kita sudah mengetahui para penyihir. hembusan dan buhul talinya. Kalian mengatakan, Dia adalah dukun". Tidak, demi Allah, dia bukanlah dukun. Kita sudah pernah melihat dukun- dukun, yang komat-kamit dan membacakan mantera. Kalian mengatakan, dia adalah penyair. Tidak, demi Allah, dia bukanlah penyair. Kita sudah mengetahui syair dan mendengar semua jenis-jenisnya, baik hazaj maupun rajaz. Kalian berkata, dia adalah orang sinting. Tidak, demi Allah, dia bukan orang sinting. Kita sudah mengetahui orang-orang yang sinting. sementara dia tidak menangis tersedu-sedu, tidak bertindak sekenanya dan tidak berbisik-bisik layaknya orang sinting. Wahai semua orang Quraisy Lihatlah lagi kedudukan kalian. Demi Allah, kini ada urusan besar yang datang kepada kalian."

Kemudian An-Nadhr pergi ke Hirah. Di sana dia mempelajari kisah para raja Persi, perkataan Rustum dan Asfandiyar. Jika Rasulullah mengadakan suatu pertemuan untuk mengingatkan kepada Allah dan menyampaikan peringatan tentang siksa-Nya, maka An-Nadhr menguntit di belakang beliau, lalu berkata, "Demi Allah, penuturan Muhammad tidak sebagus apa yang kututurkan." Lalu dia berkisah tentang raja-raja Persi, Rustum, dan Asfandiyar. Setelah itu dia berkata, "Dengan modal apa penuturan Muhammad bisa lebih baik daripada penuturanku?

Ada riwayat Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa An-Nadhr membeli beberapa penyanyi perempuan dari kalangan hamba sahaya. Selagi ada seorang laki-laki yang menyatakan tidak ingin mendengar apa yang disampaikan Nabi, maka dia menghadiahkan seorang penyanyi itu kepadanya, yang siap melayaninya, menyiapkan makanan, minum, dan menyanyi untuknya, dengan tujuan agar dia tidak condong kepada Islam. Tentang hal ini, turun ayat Al Qur'an,

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

"Dan di antara manusia (ada) orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan." (Luqman: 6)

 

 

Keempat, menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka berusaha untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah di tengah jalan. Orang-orang musyrik siap meninggalkan sebagian dari apa yang ada pada diri mereka dan begitu pula Nabi. Allah berfirman, "Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)." (Al-Qalam: 9).

 
Berita Terpopuler