Kemenhub akan Bahas Keluhan TNI AU Bersama Gudang Garam Soal Bandara Kediri

TNI AU mengeluhkan kehadiran Bandara Kediri bisa mengurangi ruang latihan jet F-16.

Dok Kemenhub
Menhub Budi Karya Sumadi dan jajaran meninjau Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur pada 14 Juli 2023.
Rep: Rahayu Subekti Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, ternyata menganggu ruang latihan pesawat tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Hal itu lantaran manuver pesawat tempur yang terbang dari Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, menjadi terbatas jika pesawat sipil sudah beroperasi.

Mengenai hal tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan akan membahas solusinya dengan sejumlah pihak terkait. "Kami akan membahas hal tersebut bersama TNI AU dan pihak Gudang Garam sebagai pihak swasta yang membangun bandara ini," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Baca Juga

Meskipun begitu, Adita belum bisa mengungkapkan rencana usulan solusi dari Kemenhub mengenai permasalahan tersebut. Dia menyampaikan, pembahasan akan dilakukan terlebih dahulu dengan pihak terkait.

Padahal sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkam sudah melakukan pembahasan dan berkoordinasi secara intensif dengan PT Gudang Garam sebagai perusahaan yang mendanai dan membangun Bandara Kediri. Dalam kunjungannya pada Juli 2023, Budi meminta penyelesaian pembangunannya Bandara Kediri dapat dilakukan sesuai dengan target.

Dengan begitu, kehadiran bandara segera dirasakan manfaatnya bagi masyarakat di Kediri dan sekitarnya. Budi menyebut, nantinya bandara ini akan memberikan daya saing bagi daerah Jawa Timur karena berlokasi strategis dan ada sebanyak tujuh kabupaten di sekitarnya.

"Terlebih dengan adanya pembangunan jalan tol yang juga menjadi proyek strategi nasional di Kediri, ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan wisata baru," kata Budi.

Secara keseluruhan progres pembangunan Bandara Dhoho pada Juli 2023 telah mencapai 94,31 persen. Pengerjaan terdiri dari pekerjaan sisi darat atau landside sebesar 75,78 persen serta kumulatif pekerjaan tanah dan sisi udara airside mencapai 97,85 persen dengan rincian pekerjaan tanah 100 persendan pekerjaan airside 74,60 persen.

Sebelumnya, Komandan Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb I Gusti Made Yoga Ambara mengungkapkan, wilayah Bandara Kediri selama ini menjadi area latihan manuver pesawat tempur yang diterbangkan dari Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan. Jika bandara beroperasi maka pesawat F-16 dan T-50 Golden Eagle tidak bisa lagi terbang di langit Kediri.

Konsekuensinya, ruang udara latihan TNI AU harus dipindahkan. Jika seperti itu maka membuat operasional menjadi membengkak. Yoga menyebut, dampaknya TNI AU akan dirugikan karena harus mengeluarkan ongkos tiga kali lipat.

"Kami (terpaksa) harus berpindah ke (ruang udara di wilayah) selatan. Kalau harus ke selatan terus latihannya, yang tadinya cuma butuh 10 ribu dolar (Rp 152 juta), jadi 30 ribu dolar (Rp 457 juta) per jam," kata Yoga saat paparan di acara 'Media Tour Dirgantara' di Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Kamis (24/8/2023).

 
Berita Terpopuler