Setelah Hujan Lebat, Titik Panas di Kalbar Turun Drastis

Kalbar melakukan teknik modifikasi cuaca untuk mempercepat terjadinya hujan.

Antara/Jessica Helena Wuysang
Foto udara kebakaran lahan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8/2016). Titik panas di Kalbar menurun drastis berkat hujan lebat di semua kabupaten/kota.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kalimantan Barat (Kalbar) Daniel mengatakan sebaran titik panas di Kalbar turun drastis. Hal itu terjadi berkat intensitas hujan tinggi.

"Sebaran titik panas pada hari ini menurun dengan adanya hujan yang turun dengan intensitas tinggi yang terjadi di semua kabupaten/kota di Kalbar," kata Daniel di Pontianak, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

Per 23 Agustus 2023, menurut Daniel, ada 124 titik panas. Sedangkan, per 22 Agustus 2023 ada 180 titik.

"Sebelumnya 15 Agustus ada 1.618 titik panas di Kalbar," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan menabur garam pada awan di wilayah Kalbar siang ini pukul 12.00 WIB. Hal tersebut dianggap mampu mempercepat terjadinya hujan di wilayah Kalbar.

"Wilayah yang akan dilakukan TMC tidak dapat kita tentukan karena tergantung pergerakan awan yang ada," ujarnya.

Berdasarkan data dari alat Air Quality Monitoring System (AQMS), kualitas udara Kota Pontianak mencapai tingkat "Baik" pada pukul 16.00 WIB pada 23 Agustus 2023. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak Syarif Usmulyono mengatakan perubahan kualitas udara ini merupakan pencapaian yang baik.

"Alhamdulillah, kondisi kualitas level 'Baik', ini belum pernah tercapai sejak dua hingga tiga pekan terakhir," katanya.

Syarif mengakui bahwa hal ini tercapai berkat hujan yang turun beberapa hari ini di wilayah Kota Pontianak. Sejalan dengan hal tersebut, data ISPU pada Rabu (23/8/2023) memperlihatkan kategori "Baik" dengan konsentrasi partikulat PM2,5 terendah di angka 6 µgram/m3 pada pukul 16.00 WIB.

Angka ini jauh menurun dibandingkan pada 14 Agustus 2023 pukul 01.00 WIB menunjukkan angka 673 µgram/m3 kategori sangat berbahaya. Secara umum data ISPU 24 jam terakhir wilayah Kota Pontianak, menurut dia, berada pada level "Sedang".

"Semoga di daerah kabupaten tetangga juga terjadi hujan, sehingga titik api yang berada di sekitar kawasan Kota Pontianak dapat padam dan asap yang timbul dari pembakaran tersebut tidak datang ke sini," ujar Syarif.

 
Berita Terpopuler