Tuntutan Ekonomi, Petinju Peraih Emas Asian Games 1990 Itu Kini Jadi Sopir Taxi Online

Pengalaman jadi driver taxi online mengajarkan Pino Bahari untuk selalu bersyukur.

Antara/Seno
Mantan petinju juara Asian Games 1990 Pino Bahari (kanan) yang kini jadi driver taxi online.
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) perhatian terhadap atlet berprestasi bisa dibilang luar biasa. Selain jumlah bonus dari pemerintah pusat yang cukup besar, ada juga tawaran menjadi pegawai negeri sipil (PNS) bagi peraih medali emas mulai level SEA Games ke atas.

Hal ini berbeda dengan yang dialami atlet pendahulunya. Tidak sedikit mantan atlet yang dulu berprestasi pada masa jayanya, kini di masa tuanya hidup serba kekurangan. Salah satunya adalah mantan petinju nasional, Pino Bahari.

Pemilik nama lengkap Pino Jeffta Udayana Bahari tercatat sebagai satu-satunya petinju amatir Indonesia yang meraih medali emas di ajang Asian Games 1990 Beijing kelas Middleweight atau Menengah 75kg. Putra pelatih tinju Daniel Bahari ini menjadi salah satu petinju idola di era keemasannya.

Dalam setiap penampilan, Pino, panggilan akrabnya, terlihat sangat garang dalam melepaskan pukulan. Sejak bel berbunyi, ia selalu memaksa lawan bertarung dalam jarak pendek dan siap melayani adu pukulan.

Kegarangan Pino di atas ring sudah tidak terlihat lagi. Kini ia terlihat sangat sopan. Perubahan itu terjadi akibat kerasnya kehidupan yang harus dijalani Pino Bahari usai pandemi Covid-19 melanda.

Kini, Pino yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan hanya mengandalkan profesi sebagai pelatih di sasana tinju miliknya Cakti Bali harus bantig stir. Dia menekuni profesi driver taxi online.

"Bisnis sasana tinju sepi setelah pandemi Covid-19. Penghasilan dari melatih tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Karena Bali daerah wisata jadi pekerjaaan yang cepat didapat jadi driver mobil online," kata ayah dua anak ini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (18/8/2023).

Ketika Republika.co.id mengkonfirmasi secara langsung via telpon, Jumat (18/8/2023), Pino membernarkan saat ini memang masih terdaftar sebagai driver online. "Saat ini masih jadi driver online dan berusaha mencari kerjaan. Awalnya memang agak gengsi menjalani profesi ini. Namun tuntutan ekonomi rasa itu saya singkirkan."

Baca Juga

Saat tampil di atas ring, Pino boleh bangga selalu dielu-elukan pecinta tinju Indonesia. Namun, kebanggaan itu pupus sudah.

"Dulu, saya boleh bangga sebagai petinju yang sukses meraih emas Asian Games dan menembus Olimpiade. Kini, kebanggaan itu harus dikesampingkan demi memenuhi kebutuhan keluarga," jelas Pino. "Profesi saya kan sekarang sebagai driver taxi online yah harus berlaku sopan untuk melayani penumpang. Masih ada beberapa penumpang yang mengenali saya. Mengaku kaget dengan profesi saya ini."

Pino berharap perhatian pemerintah yang sudah bagus bagi atlet saat ini, juga diberikan terhadap mantan atlet yang dulu pernah mengharumkan nama bangsa. "Kalau sekarang atlet enak, bonus besar juga tawaran PNS masa depan jelas. Dahulu tidak ada, bonus biasanya hanya janji saja realisasinya tidak seperti yang diucapkan."

Pengalaman sebagai driver online mengajarkan Pino untuk selalu bersyukur dan bersabar menghadapi berbagai macam karakter penumpangnya dan persaingan hidup di jalanan. "Usia saya sudah masuk 51 tahun ini jadi tidak memungkinkan untuk masuk PNS dan tidak pernah ada tawaran dari dulu," ujarnya menjawab pertanyaan Republika.co.id.

Pino yang selama ini tinggal bersama mertua mengaku memulai profesi sebagai driver taxi online dengan mobil pinjaman dari saudaranya sejak November 2022. Penghasilan per harinya Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu yang digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari termasuk biaya sekolah kedua anaknya.

"Untung mobil itu dapat pinjaman dari saudara tanpa dipungut setoran. Jadi, saya bisa memanfaatkan penghasilan tersebut dengan maksimal. Sekarang anak pertama sudah lulus SMA dan ingin kuliah sedangkan anak kedua masih kelas 3 SD dan juga butuh biaya. Bingung juga," keluh Pino.

Meski disibukkan dengan pekerjaan rutin itu, Pino masih menyempatkan diri melatih tinju kepada anak-anak tanpa bayaran. "Saya masih bisa melatih anak-anak bertinju berkat kebaikan Nemo Bahari yang menjadi pendeta dengan memberikan tempat di gereja yang dikelolanya," aku Pino yang ingin sekali punya mobil sendiri sehingga tidak meminjam lagi.

Usai menjadi petinju amatir, Pino pernah menjadi penata tanding (match maker) internasional dan juga promotor tinju profesional di salah satu stasiun televisi masional, mengikuti jejak ayahnya.

Ketika disinggung masalah rumah luas di Desa Peguyangan Denpasar, Bali, Pino menjawab, "Itu bukan rumah milik papa tetapi dikontrak selama 20 tahun dan berakhirnya pada tahun 2015 bertepatan papa meninggal."

BIO DATA

Nama lengkap: Pino Jeffta Udayana Bahari
Lahir: Denpasar, Bali, 15 Oktober 1972
Cabang Olahraga : Tinju
Data Prestasi:
- Medali Emas Olympic Qualifications 1996 Bangkok, Thailand
- Medali Emas Asian Games 1990 Beijing, China
- Medali Emas President's Cup 1994 di Jakarta
- Medali Emas SEA Games 1995 Chiang Mai di Thailand
- Medali Emas Taipei Open Tournament 1990 di Taiwan
- Medali Perak SEA Games 1993 Singapore
- Medali Perak Venice Open Tournament 1994 di Italia
- Medali Perunggu SEA Games 1989 Kuala Lumpur.

 
Berita Terpopuler