Peralatan Makanan dan Mainan Anak Perlu Disterilisasi?

Mainan diperlukan untuk memberikan stimulasi bagi anak.

Republika/Yogi Ardhi
Ayah dan bayinya. Mainan anak perlu disterilisasi secara berkala.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua pasti ingin anaknya sehat agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Salah satu cara menjaga kesehatan anak adalah dengan menjaga kebersihan peralatan makanan dan mainan mereka.

Dokter spesialis anak Ria Yoanita mengatakan, bayi ataupun anak bisa sakit karena dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama, daya tahan tubuh anak yang dipengaruhi nutrisi dan imunisasi.

Baca Juga

"Kalau nutrisi tidak diberikan adekuat dan imunisasi belum lengkap, daya tahan tubuh tidak akan optimal," ujar dr Ria dalam acara Mums Festival di Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Faktor kedua, jumlah kuman atau virus yang masuk ke badan si kecil. Terkadang, orang tua tidak bisa mengatasinya, padahal sebenarnya bisa dicegah. Faktor ketiga, lingkungan, yakni salah satunya kebersihan.

"Kita bisa mencegah sebelum mengobati. Misalnya kita bisa mengusahakan supaya alat makan mainan yang digunakan untuk pemberian nutrisi dan stimulasi si kecil diusahakan steril," ujar dr Ria.

Lebih lanjut, dr Ria menjelaskan, di saluran cerna seorang bayi atau anak sudah ada bakteri, yaitu bakteri baik dan bakteri jahat. Pada kondisi sakit, maka bakteri jahat ini bisa lebih dominan.

"Apesnya, kalau misalnya kita menambah bakteri jahat dari alat makan yang tidak steril dan mainan tidak steril maka akan menyebabkan risiko berbagai penyakit," ujarnya.

Apesnya lagi, jika itu adalah bakteri jahat yang bisa menyebabkan penyakit, maka akan lebih mudah menimbulkan risiko penyakit pada anak-anak. Apalagi bayi sampai balita daya tahan tubuh masih rentan, sehingga ketika bakteri jahat masuk, maka risiko menjadi penyakit itu lebih tinggi dan risiko rawat pun juga lebih tinggi.

"Jika salmonella typhi masuk dalam jumlah banyak, bisa sebabkan tipes. Tipes datang dengan gejala saluran cerna, mual, muntah, dan diare," ucapnya.

Jika sudah seperti itu, lanjut dr Ria, anak berisiko mengalami dehidrasi berat. Anak juga bisa alami risiko syok, bahkan kematian. "Hanya sekadar masalah sepele, dampaknya bisa fatal," ungkapnya.

Dokter Ria mengungkapkan diare merupakan penyebab terbesar kematian pada balita Indonesia selain radang paru atau pneumonia. "Hanya sekadar lupa menjaga kebersihan dari bakteri peralatan makan, botol susu, mainan, maka bisa sebabkan risiko penyakit pada si kecil," ujarnya.

Dokter Ria menjelaskan, begitu penyakit itu terjadi berulang kali, maka bisa berdampak risiko berat badan sulit naik. Jika terjadi terus-menerus, hal ini bisa timbulkan stunting, yaitu pendek yang disebabkan berat badan tidak naik.

"Jika terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan, maka bisa menurunkan IQ 15 poin dibanding anak yang tidak alami stunting," ujarnya.

Dokter Ria mengingatkan cara terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh anak adalah dengan imunisasi lengkap, pemberian nutrisi yang adekuat mengandung makro dan mikro, serta ikhtiar dengan rutin membersihkan mainan dan alat yang digunakan untuk stimulasi dan nutrisi anak untuk menghindarkan dari bakteri masuk.

"Namanya ikhtiar kalau ternyata ada kondisi apes, yang penting kita sudah usaha semaksimal mungkin," tuturnya.

 
Berita Terpopuler