Panglima TNI Bantah Penyaluran Bantuan ke Papua Tengah Terkendala Gangguan Keamanan KKB

Menurut Panglima TNI penyaluran bantuan hanya terkendala masalah cuaca.

Republika/Flori Sidebang
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Rep: Fauziah Mursid Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan tidak ada gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam distribusi bantuan bencana kekeringan dan kelaparan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Yudo mengatakan, kendala distribusi bantuan murni karena cuaca dan akses menuju dua distrik tersebut.

Baca Juga

"Nggak ada, jadi saya pastikan untuk kendala dari KKB KST nggak ada. Jadi, memang saat ini kendalanya hanya cuma cuaca saja," ujar Yudo usai rapat koordinasi dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin terkait penanganan bencana kekeringan di Kabupaten Puncak, Papua di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).

Hal ini disampaikan Yudo menanggapi pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto yang mengatakan pengiriman bantuan ke Papua mengalami gangguan keamanan dari KKB. Namun demikian, Yudo mengaku belum mendengar laporan tersebut.

"Saya (menegaskan) sampai sekarang tidak mendengar itu dan nyatanya bahan pangan kita yang kita kirim sudah terdistribusi dan sampai sana, dan sampai sekarang tidak ada gangguan tembakan dari KKB. Jadi itu tolong itu media membangun jangan sampai terbangun seolah-olah menakuti itu, kita tidak pernah takut, karena ini bantuan kemanusian yang harus kita dahulukan kemanusian,” kata Yudo.

Yudo juga memastikan kesiapan prajurit TNI untuk memastikan distribusi bantuan aman dari gangguan KKB di Papua. 

"Ada satu peleton dan dari Polri ada disana juga. Sekitar 50 orang untuk menjaga di bandara maupun jalan menuju Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, kan dua distrik itu yang terdampak," ujarnya.

Sementara itu, saat ini puluhan ton bantuan dari Kementerian Sosial, Polri, BNPB juga sudah terdistribusikan ke Papua Tengah.

"Kemarin sudah terdistribusi bantuan Menteri Sosial 10 ton, dan dari Panglima TNI, ada 8 ton sudah terdistribusi, mungkin dari pak Kapolda, pak Pangdam juga terdistribusi, memang distribusinya tidak bisa langsung kesana karena tidak ada jalan darat, jalan satunya hanya melalui udara, dan angkatan udara harus menunggu cuaca, ketika cuaca bagus langsung terbang kesana ngedrop balik lagi," ujarnya.

 

 

Sebelumnya, BNPB melaporkan kurang lebih 7.500 warga terdampak bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Hal ini didasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak per Ahad (30/7/2023). 

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kemarau berkepanjangan diiringi cuaca dingin ekstrim memicu terjadinya gagal panen warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Hal ini membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makan dan air bersih, hingga dilaporkan lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia karena diduga diare dan dehidrasi. 

"Penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah. Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, Senin (31/7/2023).

Muhari mengatakan, pemerintah pusat juga turut memberi perhatian dalam penanganan darurat kekeringan di kawasan Pegunungan Tengah Papua itu. Rencananya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan bertolak ke Kabupaten Papua Tengah pada Rabu (2/8) dini hari. Tim akan membawa dan menyerahkan langsung dukungan logistik serta peralatan kepada pemerintah daerah setempat.

 

 
Berita Terpopuler