Ali Khamenei: Swedia Masuki Medan untuk Perang dengan Muslim

Aksi pembakaran Alquran oleh Momika memantik kecaman luas.

EPA-EFE/IRANIAN SUPREME LEADER OFFICE
Foto selebaran yang disediakan oleh kantor pemimpin tertinggi Iran menunjukkan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berbicara selama pertemuan di Teheran, Iran, 12 Januari 2023.
Rep: Kamran Dikarma/Reuters Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Swedia telah memasuki medan pertempuran untuk perang dengan dunia Muslim. Komentarnya berkaitan dengan pembiaran yang dilakukan Swedia atas aksi pembakaran Alquran di negara tersebut.

Baca Juga

"Pemerintah Swedia harus tahu bahwa dengan mendukung penjahat yang membakar Alquran, ia telah memasuki medan pertempuran untuk perang di dunia Muslim. Mereka telah menciptakan perasaan kebencian serta permusuhan terhadap mereka di semua negara Muslim dan banyak pemerintah mereka," ujar Khamenei lewat akun Twitter resminya, Sabtu (22/7/2023).

Dia menegaskan, semua cendekiawan Muslim setuju bahwa pelaku pembakaran Alquran pantas diganjar hukuman paling berat. "Tugas pemerintah (Swedia) adalah menyerahkan pelakunya ke sistem peradilan negara Islam," kata Khamenei.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Khamenei telah menuntut Swedia untuk menyerahkan pelaku pembakaran Alquran untuk didakwa di negara-negara Muslim. Kemudian terkait pernyataan terbaru Khamenei, perwakilan diplomatik Swedia di Iran belum memberikan tanggapan apa pun.

Saat ini Iran telah menunda penempatan duta besarnya yang baru untuk Swedia. Teheran pun tidak menerima utusan atau diplomat Swedia yang bakal menjadi duta besar di negara tersebut.

Kedubes Swedia di Irak diserbu massa ... 

 

Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha. Momika memperoleh izin dari otoritas Swedia untuk melaksanakan aksinya karena dipandang sebagai bentuk kebebasan berbicara.

Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut. Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran

Aksi pembakaran Alquran oleh Momika memantik kecaman luas, tak hanya dari negara-negara Muslim, tapi juga Uni Eropa dan Rusia. Pemimpin gereja Katolik, Paus Fransiskus, turut melayangkan kritik keras atas aksi penistaan Alquran tersebut.

Karena belum memperoleh kewarganegaraan Swedia, Pemerintah Irak disebut telah meminta Swedia mendeportasi Salwan Momika. Hal itu karena Baghdad hendak mengadilinya atas dakwaan penghinaan terhadap kesucian Islam.

Pada Kamis (20/7/2023), Kedutaan Besar Swedia di Baghdad diserbu dan digeruduk ratusan massa yang memprotes pembakaran Alquran. Para demonstran pun melakukan pembakaran di area kedutaan. Namun tak ada diplomat Swedia yang dilaporkan terluka akibat kejadian tersebut.

 

Momika diketahui memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Sebelumnya Paludan telah melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

 
Berita Terpopuler