Usai Temui Prabowo, Budiman Sudjatmiko Bongkar Interogasi Saat Penculikan 1998

Cerita interogasi penculikan itu dikutip Budiman dari Nezar Patria.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko (kanan) usai menggelar pertemuan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). Prabowo Subianto menerima kunjungan Budiman Sudjatmiko dalam rangka silaturahmi dan diskusi kebangsaan.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko kembali buka suara seputar pertemuannya dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Padahal, secara politik, keduanya pernah berseberangan.

Baca Juga

Sejarah mencatat, Budiman dan Prabowo punya posisi berseberangan sepanjang dan sebelum reformasi 1998. Saat Budiman dan rekan-rekan aktivis berupaya menjatuhkan Presiden Soeharto, Prabowo justru aktif di TNI AD sebagai Danjen Kopassus. 

Bahkan, Prabowo diduga kuat terlibat dalam kasus penculikan aktivis yang dilakukan Tim Mawar Kopassus. Saat podcast bersama Akhmad Sahal yang diunggah pada Jumat (21/7/2023), Budiman mengaku sempat berdiskusi dengan teman yang sempat diculik pada 1998, yakni Nezar Patria yang kini jadi Wamenkominfo  

"Saya ngobrol dengan dia (Nezar), ia bercerita 'Waktu aku disekap yang interogasi itu buka dokumen-dokumen yang mereka rampas dari kita, aku mendengar obrolan menarik, ini anak-anak hebat ini bagus konsep ini, tapi kok salah arah mereka nakal-nakal,'" ujar Budiman mengisahkan cerita Nezar  

Kedua, masih dari Nezar, tutur Budiman, suatu saat Prabowo bilang bahwa ia telah "banyak belajar dari kalian". "Kita banyak belajar dari kalian," kata Budiman menirukan ucapan Prabowo kepada Nezar. 

Artinya, lanjut Budiman, terjadinya banyak proses dialog dan internalisasi sejak penculikan itu. Mereka mengakui tujuan anak-anak muda tersebut baik. "Tentu saja ada kasus Tim Mawar, tapi sudah dihukum. Pun soal rekomendasi DPR sudah sepi, dan muncul lagi jelang pemilu, sepi lagi," ujarnya. 

Dari sisi politik terkini, sosok Prabowo juga sudah tidak masalah. Bahkan, Budiman mengaku menjadi ketua koordinator badan saksi nasional ketika Prabowo berpasangan dengan Megawati pada 2009. 

"Di lain pihak memang saya bertentangan juga dalam kontestasi politik 2014-2019 saya dukung Jokowi, tapi kemudian beliau masuk dalam kementerian Jokowi," ujarnya  

Validasi Prabowo

 

Budiman menilai Megawati dan Jokowi telah memvalidasi sosok Prabowo Subianto. Ia pun tak menampik bahwa Prabowo sebagai sosok kuat pengganti Jokowi. 

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan memanggil Budiman Sudjatmiko. Pemanggilan tersebut untuk mengklarifikasi pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Karena bagaimana pun partai sudah mengumumkan resmi calon, kok kader-kader partai masih coba lagi main akrobat sana-sini dengan berbagai argumentasi," ujar Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun saat dihubungi, Rabu (19/7/2023).

Terkait segala keputusan partai, ia meminta seluruh kader PDIP untuk mematuhinya. Termasuk dalam hal berorganisasi yang seharusnya sangat dimengerti oleh Budiman.

"Orang sekelas Budiman Sudjatmiko kan orang harus mengerti organisasi toh. Jadi ketika dia beranggotakan partai dan bicara masalah politik, kebijakan politik, terutama soal presiden, itu kan bicara soal urusan partai," ujar Komarudin.

Dewan Pengurus Partai (DPP) PDIP berencana memanggil Budiman pada awal Agustus mendatang, mengingat dirinya yang merupakan anggota Komisi II DPR tengah menjalani masa reses. "Bulan Agustus, awal Agustus," ujar Komarudin.

 

 
Berita Terpopuler