Gelarnya Sarjana Terapan, Apa Beda Diploma 4 dengan S1

Sudah banyak perguruan tinggi bonafide yang memiliki program diploma 4.

Republika/Reiny Dwinanda
Kampus Sekolah Vokasi IPB University. Belakangan, makin banyak perguruan tinggi negeri yang membuka pendidikan vokasi.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai lulus SMA, berbagai pilihan untuk melanjutkan studi membentang di depan mata. Ada yang berusaha masuk perguruan tinggi negeri, sementara lainnya memilih perguruan tinggi swasta. Terdapat berbagai program studi dan program pendidikan yang dapat dipilih tiap siswa berdasarkan minat dan kemampuan.

Salah satunya adalah pendidikan vokasi, yakni pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Ada program pendidikan diploma (diploma satu hingga diploma empat), di mana lulusannya nanti akan mendapatkan gelar vokasi. Untuk D4, lulusannya akan bergelar Sarjana Terapan.

Baca Juga

Direktur Bimbingan Belajar Konstanta Education, Didin Baharudin, menyampaikan bahwa minat pelajar lulusan SMA yang hendak menempuh studi di sekolah vokasi kian meningkat dari tahun ke tahun. Semakin banyak siswa yang tertarik dan melirik sekolah vokasi.

"Sebagian sudah menjadikan vokasi sebagai alternatif. Masalahnya, orang tua yang masih meragukan. Terutama, soal image, gengsi, dan prestise. Masih mempertanyakan, mau jadi apa belajar di sekolah vokasi, tanpa mencari tahu dulu potensi dan kebutuhannya," kata Didin kepada Republika.co.id, Selasa (11/7/2023).

Meskipun demikian, tidak semua orang tua berpikiran demikian. Banyak pula yang mendukung putra-putrinya menempuh pendidikan vokasi usai menamatkan SMA. Ada pun sebagian orang yang masih memandang sebelah mata, disebut Didin terpengaruh image dan gengsi.

Di Indonesia, sarjana seolah dipandang lebih baik dibandingkan diploma. Padahal, penguasaan keahlian terapan di sekolah vokasi dinilai Didin merupakan hal yang baik.

Lagi pula, pendidikan Diploma 4 atau D4 setara dengan pendidikan strata 1 atau sarjana. Sudah banyak pula perguruan tinggi bonafide yang memiliki program diploma.

Sebut saja Universitas Indonesia dengan jurusan Fisioterapi, Administrasi Rumah Sakit, Okupasi Terapi, Administrasi Perpajakan, dan sejumlah lainnya. IPB University memiliki program studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Ekowisata, serta Komunikasi Digital dan Media di Sekolah Vokasinya.

Universitas Airlangga pun menawarkan program vokasi D3 dan D4 dengan banyak pilihan program studi. Ada Otomasi Sistem Instrumentasi, Keselamatan Kesehatan Kerja, Teknologi Laboratorium Medis, Teknologi Radiologi Pencitraan, dan lainnya.

Pilihan jurusan sekolah vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) antara lain Bahasa Jepang untuk komunikasi bisnis dan profesional, Bisnis Perjalanan Wisata, Manajemen dan Penilaian Properti, Pengelolaan Hutan, dan Teknologi Veteriner. Tentu masih banyak lagi kampus-kampus lain di Indonesia yang punya program diploma.

Terkait D4 atau sarjana terapan, apa perbedaannya dengan S1? Didin menjelaskan, perbedaan paling utama adalah mengenai kurikulum. Sebanyak 60 sampai 90 persen yang dipelajari mahasiswa program D4 adalah praktik, bukan hanya teori.

Untuk politeknik manufaktur, porsi praktiknya bisa 90 persen, sedangkan politeknik sekitar 70-80 persen. Itu sebabnya lulusan pendidikan vokasi disebut lebih siap kerja dibandingkan lulusan S1.

Apabila nantinya hendak melanjutkan studi ke jenjang magister atau strata 2 (S2), lulusan D4 bisa langsung melanjutkan pendidikannya. Sementara itu, untuk yang menempuh studi D3, perlu melalui program ekstensi terlebih dahulu, baik ke D4 maupun S1.

"Prospek karier, tidak perlu diragukan karena sebenarnya banyak perusahaan yang butuh lulusan siap kerja. Bahkan, di beberapa politeknik, sudah direkrut sebelum lulus, asalkan selama berkuliah memang punya skill mumpuni," ucap Didin.

 
Berita Terpopuler