2 Bulan Layani Jamaah Haji, Petugas Haji Mendadak Kangen Istri di Rumah, ini Kisahnya

Hikmah setelah berhaji, ingin lebih romantis dengan istri

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Petugas mendorong jemaah haji Indonesia menuju tempat pemberhentian bus Shalawat yang membawa ke Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, Ahad (2/7/2023). Bus Shalawat yang mengantarakan jamaah indonesia ke Masjidil Haram mulai beroperasi kembali usai berhenti saat puncak ibadah haji.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Boy bukan nama sebenarnya adalah salah seorang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi asal Sumatera. Sejak awal Boy sudah mewakafkan diri untuk menjadi petugas haji yang melayani tamu Allah di Tanah Suci.

Baca Juga

Boy pernah melaksanakan ibadah haji saat masih remaja, kala itu dia menjadi jamaah haji. Setelah belasan tahun berlalu, Boy kembali ke Tanah Suci sebagai petugas haji yang melayani para jamaah haji.

Boy menyampaikan bahwa dirinya sudah pernah melaksanakan ibadah haji, jadi tidak terlalu berambisi untuk beribadah sebanyak mungkin saat berada di Makkah Al-Mukarramah. Kali ini tujuan datang ke Baitullah difokuskan untuk melayani para jamaah haji.

"Sejak awal sudah saya niatkan untuk mewakafkan diri menjadi petugas haji yang melayani para tamu Allah, jadi enggak terlalu ambisi untuk ibadah, bagi saya ibadah haji cukup sekali saja," kata Boy yang bertugas di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ahad (9/7/2023).

Boy bercerita tentang pengalaman spiritualnya ketika melayani tamu Allah di Tanah Suci, dia menemukan jawaban atas beberapa keraguan dan pertanyaannya. Boy juga mengaku mendapatkan resolusi baru dalam hidupnya.

Suatu hari di kota Makkah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, Boy bertemu jamaah haji lanjut usia (lansia). Jamaah haji tersebut melaksanakan ibadah haji dengan istrinya yang juga sudah sepuh. Di mata Boy, mereka adalah sepasang kakek dan nenek yang telah melewati banyak hal dalam kehidupan rumah tangganya.

"Sepasang kakek dan nenek (jamaah haji lansia) ini sempat terpisah di Makkah, hal yang membuat saya terharu adalah ekspresi dan ungkapan cinta mereka ketika mereka dapat bertemu kembali," ujar Boy sambil tersenyum teringat istrinya di Indonesia.

Menurut penglihatan Boy, pertemuan kakek dan nenek tersebut benar-benar diselimuti kehangatan kasih sayang suami-istri. Rasa syukur dan haru mereka tergambar jelas dari raut wajah dan bahasa tubuh sepasang kekasih yang sudah lansia itu.

"Saya sempat tertegun, diam, dalam hati berkata, kok bisa sampai mengharukan seperti ini," kata Boy.

Boy langsung terkenang istrinya di rumah yang dia tinggalkan selama sekitar dua bulan karena panggilan tugas sebagai pelayan tamu Allah SWT. Boy merenungkan dan merasa sikapnya kurang romantis terhadap istrinya yang sudah melahirkan dua anaknya.

"Mungkin bukan saya tidak romantis, bukan saya tidak sayang, tapi ini karena jam kerja berangkat pagi dan pulang malam hari, jadi bukan saya tidak sayang istri," ujar Boy sambil tersenyum.

Akan tetapi, Boy menyadari mungkin selama ini kurang memiliki kemampuan untuk mendengarkan istri. 

Boy juga menyampaikan telah memantapkan diri untuk bersikap lebih romantis terhadap istri dan akan lebih berusaha mendengarkan istri.

Boy mengatakan, itulah salah satu pengalaman dan pelajaran yang didapat setelah melayani tamu Allah, membadalkan haji orang tua, dan belajar dari sepasang kakek dan nenek yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama.

"Hubungan dan ikatan batin kakek dan nenek itu sangat deep (dalam) menyentuh hati, saya juga ingin memiliki hubungan batin yang lebih dalam lagi dengan istri," kata Boy yang sangat merindukan istri dan anak-anaknya di Tanah Air.

 

 
Berita Terpopuler