7 Fakta Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang Saat Melakukan Ekspedisi

Kapal selam ini mulai melakukan penyelaman pada Ahad (18/6/2023).

AP
Kapal selama wisata yang membawa lima wisatawan untuk melihat puing-puing kapal Titanic.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Lima orang yang berada di kapal selam Titan yang hilang dalam ekspedisi di dekat bangkai kapal Titanic hanya memiliki sisa waktu beberapa jam lagi untuk mendapatkan suplai oksigen yang mencukupi untuk bertahan, pada Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Situasi yang sulit itu, setelah upaya pencarian besar-besaran dan melibatkan banyak negara pada hari kelima, setelah kapal selam itu hilang ribuan mil di kedalam samudra Atlantik Utara yang dalam. Kapal Selam Titan berukuran minivan ini dioperasikan oleh OceanGate Expeditions yang berbasis di AS.

Berikut sejumlah fakta seputar kapal selam wisata Titan yang hilang kontak: 

1. Hilang kontak setelah penyelaman dua jam

Kapal selam ini mulai melakukan penyelaman pada Ahad (18/6/2023) pukul 08.00 pagi waktu setempat (1200 GMT). Namun Titan kehilangan kontak dengan kapal pendukungnya setelah penyelaman selama dua jam ke bangkai kapal yang karam lebih seabad lalu. 

2. Suplai oksigen 96 jam

Kapal selam yang mampu membawa suplai oksigen hingga 96 jam itu, kini di akhir persediaan udaranya. Hingga jelang hari kelima waktu pencarian sejak dikabarkan hilang kontak, kemungkinan oksigen akan habis pada Kamis pagi waktu setempat, menurut perusahaan pembuatnya. 

Habisnya suplai oksigen juga tergantung pada faktor-faktor penunjangnya, seperti ketersediaan tenaga listrik dan kondisi fisik dan kejiwaan kelima awak di dalamnya, kata para ahli, dengan asumsi kapal masih dalam keadaan utuh.

3. Bantuan tim penyelamat dari berbagai negara

 

 

Sebuah kendaraan selam tanpa awak yang dioperasikan dari jarak jauh, dikerahkan dari sebuah kapal Kanada dan telah mencapai dasar laut. Kendaraan ini mulai mencari Titan dekat sinyal terakhirnya di sana, demikian pernyataan Penjaga Pantai AS pada Kamis pagi di Twitter.

Kapal riset Prancis Atalante, yang dilengkapi dengan kapal selam robotik yang mampu mencapai kedalaman lokasi bangkai kapal Titanic ikut dalam pencarian. Kapal riset ini berada, sekitar 12.500 kaki (3.810 meter) di bawah permukaan, telah tiba di zona pencarian pada Kamis (22/6/2023).

Kapal riset Atalante pertama kali menggunakan alat pemantul gema untuk memetakan dasar laut secara akurat agar pencarian robot lebih terarah, demikian ungkap lembaga penelitian kelautan Prancis, Ifremer.

Robot bernama Victor 6000 ini memiliki lengan yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk membantu membebaskan kapal yang terperangkap atau mengaitkannya ke kapal untuk mengangkutnya. Angkatan Laut AS mengirimkan sistem penyelamatan khusus yang dirancang untuk mengangkat benda-benda besar di bawah laut.

4. Mendeteksi adanya suara

Penjaga Pantai AS mengatakan pada Rabu (21/6/2023) bahwa kendaraan pencari dari Kanada telah merekam suara di bawah laut dengan menggunakan pelampung sonar pada Senin dan Selasa.

Namun, Penjaga Pantai mengatakan kendaraan bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh, mencari di mana suara-suara itu terdeteksi tetap tidak membuahkan hasil. Walaupun petugas penyelamat juga memperingatkan mungkin juga suara-suara itu tidak berasal dari Titan.

"Ketika Anda berada di tengah-tengah kasus pencarian dan penyelamatan, Anda selalu memiliki harapan," kata Kapten Penjaga Pantai Jamie Frederick pada Rabu. Ia menambahkan bahwa analisis terhadap suara-suara itu tidak meyakinkan.

5. Membawa lima awak, termasuk miliarder

 

Puing kapal laut Titanic, yang tenggelam pada tahun 1912 dalam pelayaran perdananya, terletak sekitar 900 mil (1.450 km) di sebelah timur Cape Cod, Massachusetts, dan 400 mil (640 km) di sebelah selatan St Jhon's.

 

Titan membawa lima awak yang terdiri dari seorang pilot dan empat orang lainnya, dalam perjalanan laut dalam ke puing kapal karam tersebut. Perjalanan Titan ke dasar laut kali ini sekaligus mengakhiri petualangan wisatanya yang dikenakan biaya 250 ribu dolar AS per orang.

Para penumpang termasuk miliarder dan petualang Inggris Hamish Harding, 58 tahun, dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood, 48 tahun, bersama putranya yang berusia 19 tahun, Suleman, yang keduanya adalah warga negara Inggris.

Ahli kelautan Prancis dan pakar Titanic terkemuka Paul-Henri Nargeolet, 77 tahun, dan Stockton Rush, pendiri dan kepala eksekutif OceanGate, yang juga menikah dengan keturunan dari penyintas Titanic, dilaporkan juga ikut dalam perjalanan laut dalam ini.

"Kami menunggu dengan cemas, kami hampir tidak bisa tidur," kata Mathieu Johann, editor Nargeolet di penerbit Harper Collins.

 

6. Keamanan kapal selam Titan sempat diragukan 

Pertanyaan tentang keamanan Titan muncul pada tahun 2018. Ketika selama simposium para pakar industri kapal selam dan dalam gugatan hukum yang diajukan oleh mantan kepala operasi kelautan OceanGate, yang diselesaikan pada tahun yang sama.

7. Penyelamatan yang mustahil

Bahkan jika Titan ditemukan, mengambilnya akan membutuhkan tantangan logistik yang sangat besar. Jika kapal selam itu berhasil kembali ke permukaan, sulit untuk menemukannya di lautan lepas dan kapal selam itu dikunci dari luar, sehingga mereka yang berada di dalamnya tidak dapat keluar tanpa bantuan.

Namun jika Titan berada di dasar laut, penyelamatan harus menghadapi tekanan atmosfer yang sangat besar dan kegelapan total di kedalaman laut tersebut. Pakar Titanic dari Inggris, Tim Maltin, mengatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk melakukan penyelamatan dari kapal ke kapal di dasar laut.

Mungkin juga akan sulit untuk menemukan Titan di tengah-tengah bangkai kapal. "Jika Anda pernah melihat medan puing-puing Titanic, akan ada ribuan objek yang berbeda dengan ukuran sebesar itu," kata Jamie Pringle, seorang ahli geosains forensik di Universitas Keele di Inggris.

"Ini mungkin merupakan tugas yang tak ada habisnya," Katanya menambahkan.

 
Berita Terpopuler