PM Inggris: Sektor Swasta Perlu Bantu Ukraina Pulih

Sektor swasta diminta untuk membantu Ukraina membangun kembali dan memulihkan diri.

AP/Ukrainian Presidential Press Off
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak akan mendorong kalangan pengusaha dan pebisnis di negaranya untuk meningkatkan investasi di Ukraina.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak akan mendorong kalangan pengusaha dan pebisnis di negaranya untuk meningkatkan investasi di Ukraina. Hal itu bakal disampaikannya saat memberikan pidato dalam acara Ukraine Recovery Conference yang diagendakan dihelat di London pada Rabu (21/6/2023) mendatang.

“Keberanian Ukraina di medan perang harus diimbangi dengan visi sektor swasta untuk membantu negara membangun kembali dan memulihkan diri. Ukraina yang lebih kuat secara finansial, maju secara teknologi akan meningkatkan kemampuannya untuk mendorong Rusia kembali ke belakang perbatasannya,” kata Sunak, menurut teks pidatonya yang dirilis oleh kantornya pada Sabtu (17/6/2023).

Ukraine Recovery Conference akan dihadiri oleh para petinggi sejumlah perusahaan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga bakal berpartisipasi secara virtual. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen diagendakan turut menghadiri pertemuan tersebut.

Menurut keterangan yang dirilis Downing Street, dalam Ukraine Recovery Conference akan diluncurkan sebuah platform digital. Platform itu akan menghubungkan perusahaan-perusahaan Ukraina dan internasional untuk membantu kolaborasi.

Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari 2022, Inggris dan sekutu Barat lainnya sudah memberikan bantuan militer bernilai miliar dolar. Pertempuran masih berlangsung serta belum ada tanda-tanda Moskow dan Kiev bakal terlibat perundingan damai.

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima delegasi para pemimpin beberapa negara Afrika yang mengemban misi mengupayakan solusi damai untuk konflik Rusia-Ukraina, Sabtu (17/6/2023). Pada kesempatan itu, Putin menjelaskan tentang sikap negaranya terkait perang yang kini masih berlangsung.

Salah satu hal yang ditekankan Putin dalam pertemuan dengan delegasi Afrika adalah tentang kesediaan Rusia untuk melakukan dialog bersama Ukraina. “Rusia tidak pernah menolak untuk mengadakan pembicaraan,” ujarnya, dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Sebelum ke Rusia, delegasi yang dipimpin Presiden Senegal Macky Sall dan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa serta tercakup di dalamnya pemimpin Zambia, Komoro, dan perdana menteri Mesir sudah berkunjung ke Kiev. Mereka bertemu Presiden Volodymyr Zelensky pada Jumat (16/6/2023).

Dalam konferensi pers bersama, Zelensky mengatakan Rusia perlu membekukan perang guna memungkinkan negosiasi. “Saya tekankan sekali lagi, kami membutuhkan perdamaian sejati, dan karena alasan itu, penarikan nyata pasukan Rusia dari seluruh tanah merdeka kami," ujarnya.

Sementara itu Cyril Ramaphosa mengatakan perang harus diselesaikan melalui cara diplomatik. "Hari ini, selama kunjungan kami, kami mendengar serangan rudal. Kegiatan semacam itu tidak bekerja dengan baik untuk perdamaian. Oleh karena itu, kami berbicara tentang perlunya de-eskalasi di kedua sisi sehingga perdamaian menemukan jalan dan menyelesaikan situasi," katanya.
 

 
Berita Terpopuler