Misteri Keberadaan Komandan Pasukan Chechnya

Seorang komandan senior pasukan Chechnya belum diketahui keberadaannya

[ist]
Ramzan Kadyrov bersama Vladimir Putin
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang komandan senior pasukan Chechnya, yang juga anggota parlemen Rusia hingga kini belum diketahui keberadaannya setelah dilaporkan terluka saat peperangan di Ukraina.

Adam Delimkhanov adalah sekutu dekat pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov. Kadyrov yang dikenal sebagai orang yang tidak bisa diajak berkomunikasi, sempat memohon kepada intelijen Ukraina untuk membantu menemukan saudaranya itu.

Paramiliter Chechnya telah bergabung dengan pasukan Rusia dalam perang di Ukraina. Adam Delimkhanov yang sempat dinyatakan hilang, memimpin pasukan Chechnya 2022. Ia bersama pasukan Rusia bertempur selama berbulan-bulan untuk merebut pelabuhan Mariupol di Ukraina.

Awal pekan ini, anggota parlemen yang hilang tersebut mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan kepala daerah perbatasan Belgorod di Rusia. Ia berjanji untuk membantu melindungi daerah tersebut dari serangan. Belgorod telah menjadi target dalam beberapa pekan terakhir oleh serangkaian serangan lintas batas dari militer Ukraina.

Namun, keberadaannya pada Rabu (14/6/2023), masih menjadi misteri. Saluran TV resmi militer Rusia, Zvezda, melaporkan bahwa ia "masih hidup tapi terluka", mengutip informasi dari majelis rendah parlemen Rusia.

Baca Juga

Baca Juga: AS Mengakui Ukraina Hadapi Perang yang Lama dengan Ongkos Tinggi

Zvezda mengatakan bahwa laporan tersebut membantah beberapa laporan media sosial yang mengatakan bahwa ia telah terbunuh. Sumber-sumber Ukraina merujuk pada serangan yang belum dikonfirmasi terhadap paramiliter Chechny, di kota pesisir Prymorsk, yang jauh dari garis depan di wilayah Zaporizhzhia selatan.

Ramzan Kadyrov kemudian menawarkan hadiah besar untuk bantuan dalam menemukan saudaranya itu, bahkan sampai meminta bantuan intelijen Ukraina. Namun, para pejabat Rusia sejak saat itu berusaha untuk meredam laporan bahwa komandan berpangkat tinggi tersebut terluka.

Anggota parlemen Dmitry Kuznetsov mengutip pernyataan Ketua Parlemen Vyacheslav Volodin yang mengatakan bahwa ia baru saja berbicara dengan Adam Delimkhanov dan ia "masih hidup dan sehat". Beberapa jam kemudian, pemimpin Chechnya menarik kembali komentar sebelumnya. Ia mengklaim bahwa sekutu dekatnya bahkan tidak terluka dan menuduh Ukraina berbohong.

"Saya tahu ini sejak awal munculnya berita palsu, tetapi saya memutuskan untuk menunjukkan kepada semua orang, terutama Ukraina, sejauh mana media mereka telah tenggelam," ujar Volodin.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pihaknya mengikuti peristiwa ini dengan sangat prihatin dan menunggu klarifikasi tentang apa yang telah terjadi. Kremlin sejauh ini belum mengomentari nasib tokoh militer terkemuka lainnya, seperti Mayjen Sergei Goryachev, yang dilaporkan tewas dalam serangan rudal pada Senin (12/6/2023).

Insiden ini dilaporkan secara luas.... 

Insiden ini dilaporkan secara luas di media Rusia, mengutip blogger militer populer Yuri Kotenok, tetapi tanpa konfirmasi resmi. Pejabat Rusia Vladimir Rogov tampaknya memvalidasi laporan tersebut dengan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman sang jenderal.

Sejumlah jenderal Rusia telah terbunuh sejak dimulainya invasi besar-besaran. Tetapi jika dikonfirmasi, Goryachev diperkirakan menjadi korban tewas pertama dalam satu tahun ini.

Strategi militer

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan The Conversation, banyak analis percaya bahwa strategi militer Rusia tidak berhasil dalam dua pekan pertama perang di Ukraina. Perlawanan Ukraina ditambah dengan kesulitan pasokan persenjataan Rusia, serta koordinasi yang buruk dari berbagai korps tentara dan masalah motivasi di kalangan wajib militer dan tentara profesional, telah memperlambat gerak maju pasukan Rusia.  

Menghadapi kesulitan militer dan logistik ini, Rusia kini menjadikan perang psikologis sebagai elemen sentral dari strateginya. Pengumuman masuknya prajurit Chechnya yang dipimpin Ramzan Kadyrov ke dalam perang dan propaganda yang melingkupinya adalah bagian dari upaya Rusia untuk menggoyahkan musuh.

Kadyrov memimpin puluhan ribu pejuang yang dikenal sebagai Kadyrovtsy.  Tidak ada entitas federasi lain di Federasi Rusia yang memiliki angkatan bersenjata sebesar ini. Pasukan Kadyrovtsy adalah anggota Garda Nasional Rusia. Mereka tetap berada di bawah satu-satunya komando Kadyrov, yang juga menyandang gelar mayor jenderal.

Pasukan Kadyrovtsy adalah spesialis dalam mengawasi kota-kota yang ditaklukkan.  Mereka dikenal karena kekejaman yang mereka lakukan di Chechnya dan di Donbass pada tahun 2014. Beberapa pasukan Kadyrovtsy juga ditempatkan di Suriah.

Pengumuman Rusia bahwa pasukan Chechnya dilibatkan dalam perang bertujuan untuk menimbulkan ketakutan bagi penduduk Ukraina. Rumor bahwa pasukan khusus mereka telah diberi misi khusus untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga bertujuan untuk menebar ketidakpastian dan menciptakan ketakutan.

Moskow mengirim salah satu batalion Kadyrovtsy ke Donbass pada 2014 untuk membuat separatis pro-Rusia tunduk dan membersihkan mereka dari elemen yang paling tidak disiplin. Kehadiran pasukan Chechnya menunjukkan bahwa Moskow sedang mempersiapkan perang gerilya perkotaan di Ukraina.  Pasukan Kadyrov bisa menjadi aset untuk ini. Mereka tidak hanya mengatasi perlawanan lokal Ukraina, tetapi juga untuk mendisiplinkan pasukan Rusia dan afiliasinya.

Baca Juga: Ukraina akan Semakin Banyak Dapatkan Tank Leopard-2

Penampilan Kadyrov di televisi Chechnya dan di media sosial adalah pengingat kesetiaannya kepada Putin. Di tingkat lain, dukungan Kadyrov adalah pengingat bahwa komitmen rakyat Federasi untuk mendukung Putin tidak terhalang oleh batasan etnis dan agama. Perbedaan-perbedaan ini terhapus oleh tujuan bersama menentang Barat yang dibenci dan memerangi otoritas Ukraina yang telah digambarkan sebagai Nazi.

Keterlibatan pasukan Kadyrovtsy dalam perang di Ukraina adalah pertaruhan yang berisiko. Integrasi mereka yang buruk ke dalam rantai komando dapat mengurangi keuntungan yang terkait dengan keterlibatan mereka bersama unit reguler tentara Rusia. Dengan kemenangan Kadyrov yang tampaknya tidak sejalan dengan realitas perang ini, dia bisa menjadi tanggung jawab politik bagi Putin.

 
Berita Terpopuler