Mencermati Saat Syuting Onde Mande!, Ajil Ditto Jadi Kagum dengan Anak Muda Desa Sigiran

Ajil Ditto berperan sebagai Hadi dalam film Onde Mande!.

Republika/Rahma Sulistya
Press screening film Onde Mande!, digelar di Cinepolis, Senayan Park, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalani syuting di sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota, tepatnya di Desa Sigiran, Kabupaten Agam, Sumtera Barat, membuat Ajil Ditto terkesan. Dia melihat anak-anak muda di sana jauh berbeda dengan kehidupannya sebagai anak Jakarta yang tergantung dengan mal untuk mencari kebahagiaan.

"Nggak ada mal, harus ke kota dulu atau ke Padang Panjang. Mereka happy aja, nggak ada perasaan ragu atau pengen ke mal. Kalau kita kan di sini bete ke mal, mereka nggak ada begitu," ujar Ajil saat ditemui usai press screening film Onde Mande! di Cinepolis, Senayan Park, Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Menurut pengamatan Ajil, pemuda Desa Sigiran bisa mencari kebahagiaan dengan cara yang beragam. Baik lewat gim ponsel atau kegiatan tradisional di desanya.

Berperan sebagai "anak gaul Sigiran", Ajil mengaku sempat merasa iri dengan mereka yang fasih menggunakan Bahasa Minang. "Yang membedakan mungkin cara komunikasi, kalau kita kan 'elo gue' kalau mereka ngobrol Bahasa Padang, apalagi kita peran berbahasa Padang suka kepikiran 'Coba aja gue kayak begitu ya'," ujar Ajil.

Ajil berperan sebagai Hadi dalam film Onde Mande! yang akan tayang pada 22 Juni 2023. Ia merupakan anak pemuka agama di sana serta memiliki seorang kakak laki-laki bernama Huda (Shahabi Sakri). Peran Ajil di sini seperti hanya pelengkap untuk menyelesaikan adegan akhir.

Tidak hanya Ajil, pemeran-pemeran lainnya juga tidak terlalu didalami latar belakangnya. Da Am (Jose Rizal Manua) yang menjadi sorotan dalam film ini pun kurang diperlihatkan hubungan dekatnya dengan Angku Wan (Musra Dahrizal).

Begitu pula peran Anwar (Emir Mahira) yang datang ke Desa Sigiran, yang tiba-tiba saja merasa memiliki ikatan batin meski sudah tinggal di Jakarta sejak usia tiga tahun. Emosi yang dibangun dari sosok Anwar tidak dibangun secara perlahan, sehingga terasa agak ganjil.

Baca Juga

Kemenangan sayembara hadiah Rp 2 miliar juga terasa tiba-tiba, meskipun ada dialog bahwa Angku Wan telah belasan kali mengikuti sayembara itu. Tapi rupanya itu dilakukan secara sengaja oleh sutradara Paul Fauzan Agusta.

Paul memang ingin ceritanya ringan, sehingga bisa ditonton oleh orang-orang seusia mendiang ayahnya. Ide cerita muncul dari 11 tahun lalu ketika sang ayah ingin menonton cerita yang ringan dan penuh humor serta menceritakan tanah Minang.

"Aku kan bikin film biasanya yang berat-berat, jadi cerita harus ringan. Lalu harus komedi karena papaku suka ketawa, humoris," ungkap Paul.

Paul melihat dari keluarga besarnya yang kompak mencari solusi jika dihadapkan pada suatu masalah. Bahkan, nama karakter semua terinspirasi dari keluarga besarnya, dan Angku Wan adalah penggambaran sosok ayahnya. Paul ingin kekompakan orang Minang diperlihatkan dalam film ini.

Menyaksikan Onde Mande!, penonton akan disuguhkan pemandangan indah Danau Maninjau dan kegiatan sehari-hari warga di sana. Dan, lontong sayur Lapau Da Am yang disorot sedemikian rupa, berhasil membuat penonton terbit selera.

 
Berita Terpopuler