Inilah 3 Penyakit Terbanyak Penyebab Jamaah Haji Wafat dan Cara Antisipasinya

Jamaah haji dengan penyakit kronis diminta sholat di mushala hotel.

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jamaah haji Indonesia berdoa menghadap Ka’bah seusai sholat subuh di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Kemenag mengimbau jamaah haji Indonesia tidak melaksanakan umrah wajib pada siang hari karena tingginya suhu udara di Mekah, Arab Saudi yang mencapai sekitar 45 derajat celcius.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Berdasarkan data Penyelenggaran Kesehatan Haji di Arab Saudi, ada tiga penyakit penyebab banyaknya jamaah haji wafat. Penyakit itu adalah infark miokard akut (17 kasus kematian), syok kardiogenik (12 kasus kematian), dan strok (3 kasus kematian) dari total 53 kematian per 12 Juni 2023.

Baca Juga

Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner. Syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Kondisi ini sering kali dipicu oleh serangan jantung berat.

Strok adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (strok iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (strok hemoragik).

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dokter Edi Supriyatna, menjelaskan cara menghindari infark miokard akut, syok kardiogenik, dan strok.

Menurutnya infark miokard akut, syok kardiogenik, dan strok dapat terjadi pada jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit jantung serta penyakit strok (komorbid).

"Jamaah haji yang memiliki komorbid penyakit jantung dan pernah menderita strok, agar terhindar dari syok kardiogenik, infark miokard serta strok disarankan diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan haji yang ada di kloter, sektor dan KKHI minimal tiga kali dalam seminggu," kata Edi saat dihubungi Republika di Makkah, Rabu (14/6/2023)

Edi menyarankan jamaah haji yang memiliki komorbid penyakit jantung dan pernah menderita strok, jika mendapatkan keluhan kesehatan segera periksa ke petugas kesehatan. Kemudian minum obat secara teratur sesuai anjuran dari dokter.

 

 

Jamaah dengan komorbid jangan lakukan aktivitas berat...

Jamaah haji yang memiliki komorbid penyakit jantung dan pernah menderita strok disarankan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan kelelahan.

"Karena  kelelahan dapat menjadi pencetus terjadinya syok kardiogenik, infark miokard pada penyakit jantung serta penyakit strok," ujar Edi.

Sehubungan dengan itu, KKHI menyarankan kepada jamaah haji yang rentan terkena penyakit jantung untuk menjaga kesehatan menjelang puncak ibadah haji. Jamaah haji lansia yang berusia di atas 60 tahun agar tidak memaksakan diri melaksanakan sholat dan umroh di Masjidil Haram.

"Sholat lima waktu dapat dilakukan di mushala hotelnya, dan umroh sunnah memerlukan persiapan fisik dan merupakan aktivitas ibadah yang berat," katanya.

Edi mengingatkan, aktivitas fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan dan memicu kekambuhan dan komplikasi dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan strok. Oleh karena itu, jamaah haji lansia atau memiliki riwayat penyakit kronis agar menahan diri dari aktivitas ibadah yang berat di luar ruangan, seperti umroh sunnah dan sholat di Masjidil Haram.

 

"Jamaah haji agar mematuhi arahan petugas dalam menjaga kesehatan sehingga dapat mengikuti prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Semoga menjadi haji yang mabrur dan sehat sampai kembali ke Tanah Air bersama keluarga," kata Edi.

 
Berita Terpopuler