Nyamuk Aedes Aegypti Makin Ganas Saat Cuaca Panas, Kasus DBD Berpotensi Meningkat

Nyamuk DBD semakin ganas saat berada di suhu yang lebih panas.

www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk penyebab penyakit DBD ini lebih agresif saat cuaca panas.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, memprediksi kasus demam berdarah dengue (DBD) bisa makin meningkat sepanjang tahun 2023. Hal itu karena dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang melanda berbarengan.

"Kalau dilihat jumlah kasus pada tahun 1968, maka kita lihat polanya kasus-kasusnya tinggi akan terjadi pada saat adanya El Nino," ucap Imran dalam konferensi pers daring, Senin (12/6/2023).

Baca Juga

Imran menjelaskan, layaknya El Nino di masa lampau, kondisi serupa di tahun ini menyebabkan suhu yang meningkat. Berdasarkan penelitian, nyamuk Aedes aegypti akan semakin ganas saat berada di suhu yang lebih panas.

"Jadi frekuensi nyamuk menggigit anak meningkat tiga hingga lima kali lipat ketika suhu udara di atas 30 derajat Celsius. Tahun ini kita harus waspada karena kita sekarang masuk ke El Nino," jelas Imran.

Pada pekan ke-22 di 2023 ini, Kemenkes mencatat 35.694 kasus DBD. Kasus kematian akibat DBD di Indonesia pada waktu yang sama mencapai 270 kasus.

"Kasus paling banyak ada di Jawa Barat, sekarang Bali nomor dua," kata Imran.

Imran menjelaskan, lima kabupaten atau kota dengan kasus DBD tertinggi 2023 mencakup Kota Denpasar, Kota Bandung, Bima, Badung, dan Kota Balikpapan. Sedangkan lima kasus kematian tertinggi ada di Kendal, Bima, Probolinggo, Semarang, dan Blora.

"Case fatality tertingginya ada di Kaur, Majene, Bangka Selatan, Muara Enim serta kepulauan Sangihe," tutur dia.

Tiga fase demam pasien DBD. - (Republika)


Berdasarkan grafik yang dimiliki Kemenkes selama 10 tahun terakhir, lanjut Imran, menunjukkan data kebiasaan kasus tinggi pada akhir tahun. Menurutnya, pada November kasus biasanya mulai naik, dan terus melonjak hingga puncaknya pada Februari.

"Ini berhubungan dengan siklus musim hujan. Karena ada genangan maka akan meningkat kasusnya," jelasnya.

Sementara itu, sepanjang 2022, angka kasus DBD di Indonesia mencapai 143 ribu kasus. Sedangkan incident rate pada 2022 per 100 ribu penduduk, paling banyak ada di Kaltara, disusul Babel, hingga Bali.

"Jadi daerah ini kalau dibagi per 100 ribu penduduk maka tinggi insiden," ucapnya.

 
Berita Terpopuler