Tangisan Megawati, Dilema Anies dan PDIP Siap 'Bajak' AHY

Megawati sempat menangis saat menutup Rakernas dan PDIP siap 'membajak' AHY.

Tangkapan layar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berpidato dalam penutupan Rakernas III PDIP, Kamis (8/6/2023). Megawati sempat menangis saat menutup Rakernas dan PDIP siap 'membajak' AHY.
Rep: Nawir Arsyad Akbar/Febrian Fachri Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan ditutup pada Kamis (8/6/2023). Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menangis terisak karena teringat dengan almarhum suaminya, Taufiq Kiemas.

Baca Juga

Di hadapan puluhan kader PDIP, Megawati tiba-tiba terdiam lalu terisak. Kemudian, ia meminta maaf karena teringat almarhum suaminya yang 10 tahun lalu meninggal.

"Maaf, karena pada tanggal ini adalah almarhum Bapak Taufiq Kiemas meninggalkan kita bersama tepat 10 tahun," ujar Megawati sambil menahan isak tangisnya.

Taufiq Kiemas dipandangnya sebagai teladan dan merangkul semua pihak dalam mencari solusi. Khususnya pada siapapun yang membutuhkan pertolongannya. "Almarhum telah meningalkan legacy bagi bangsa ini adalah berjuang bagi tegaknya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Megawati.

Dalam pidato penutupannya, ia menyampaikan dua perintah harian ketua umum. Pertama adalah perhebat kerja gotong royong tiga pilar partai bersama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Khususnya dalam memerangi kemiskinan ekstrem yang ditargetkan nol persen pada 2024.

"Kedua, persiapkan seluruh tahapan pemilu dengan detail, sekali lagi detail, dan detail," ujar Megawati.

Dilema Anies

Sementara, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan sedang mengalami dilema. Keputusan untuk memilih cawapres, diperkirakan menjadi penyebab lamanya Anies mengumumkan pendampingnya tersebut.

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, melihat peluang Partai Demokrat cabut dari koalisi bila Ketua Umum mereka Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak dijadikan sebagai calon wakil presiden.

Menurut Arifki, Demokrat pada Pemilu 2024 tidak hanya menargetkan kenaikan suara secara elektoral. Tapi juga untuk mengantarkan AHY menjadi wakil presiden.

"Partai Demokrat tidak ingin memberikan dukungan kepada Anies sebagai capres jika tidak ada garansi AHY sebagai cawapres," kata Arifki, Kamis (8/6/2023).

Arifki menyebut Partai Demokrat cukup tersanjung ketika nama AHY disebut sebagai salah satu nama calon wakil presiden Ganjar Pranowo saat konferensi pers Rakernas PDIP. Walau tidak hanya nama AHY yang disebutkan PDIP, menurut Arifki itu sudah cukup untuk menaikkan daya tawar AHY menjadi cawapres.

Bila tetap ingin mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Arifki menyarankan Koalisi Perubahan supaya mengikat Demokrat lebih cepat. Karena bila partai berlambang bintang mercy itu cabut, koalisi ini bisa bubar.

“Anies tentu butuh tiket dari Demokrat untuk maju sebagai capres. Namun, untuk bisa bersaing dengan Prabowo dan Ganjar sepertinya Anies butuh cawapres yang lebih kuat. Negosiasi tiket Anies dan kepastian cawapres bakal terus rumit jika ketidakpastian itu digoda oleh partai di luar koalisi," ujar Arifki.

Hanya 'Merangkul'

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyampaikan alasan masuknya nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo. Jelasnya, PDIP menyerap aspirasi dari berbagai elemen masyarakat terkait calon pendamping Ganjar.

"Ketika nama itu muncul, Mas AHY yang disampaikan Mbak Puan, spirit yang ada kan spirit dalam merangkul seluruh elemen politik," ujar Hasto di Sekolah Partai, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

PDIP tentu menghormati Partai Demokrat yang sudah menjalin kerja sama dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan. "Tapi ketika ada masukan itu, ya menjadi tanggung jawab dari kami untuk disampaikan ke publik," ujar Hasto.

Partai berlambang kepala banteng itu memegang prinsip, PDIP menghormati kedaulatan partai politik lain dalam membahas peluang kerja sama. Prinsip tersebut juga diterapkannya saat pertemuannya dengan Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Politik kan mencari suatu terobosan-terobosan inilah hakikat yang sebenarnya terlebih bagi bangsa yang punya spirit gotong royong," ujar Hasto.

 
Berita Terpopuler