Mahfud Minta Tolong Denny Indrayana Jaga Anies Agar tak Tuduh Pemerintah Menjegal

Mahfud pun meminta Denny untuk berbagi tugas terkait pelaksanaan Pilpres 2024.

Republika/Prayogi
Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud meminta Denny Indrayana menjaga Anies Baswedan agar tetap bisa jadi capres.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan alasannya yang meminta mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana agar menjaga Anies Baswedan. Ia beralasan, hal itu karena Denny sering kali menuduh pemerintah ingin menjegal Anies Baswedan di Pilpres 2024 dan tuduhan-tuduhan lainnya terkait pemilu.

Baca Juga

"Kan Denny itu, bilang ditugaskan oleh Pak Mahfud untuk menjaga Anies agar demokrasi hidup dan dia dapat tiket. Memang iya. Karena dia kan selalu menuduh pemerintah itu mau menjegal Anies. Menuduh juga ada upaya menggagalkan pemilu, memperpanjang, menunda pemilu," jelas Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Mahfud pun kemudian meminta Denny untuk berbagi tugas. Denny ditugaskan untuk menjaga Anies Baswedan agar demokrasi tetap hidup dan tidak lagi menuduh pemerintah, sedangkan Mahfud sendiri bertugas menjaga penyelenggaraan pemilu tetap berjalan.

"Kalau gitu bagi tugas, kamu saya tugaskan jaga Anies, agar demokrasi hidup dan tidak lagi menuduh pemerintah. Kan gitu, maksud saya. Agar tidak ganggu itu pemerintah. Kalau pemerintah ganggu maka lawan dari dalam. Kalau ada oknum, pemerintah. Oknum ya. Ya bilang saya," ujar Mahfud.

"Nah saya yang jaga pemilunya. Jangan dituduh mau gagalkan pemilu. Saya yang jaga agar pemilunya jadi. Bagi tugas gitu," tambah Mahfud.

 

Selain kepada Denny, Mahfud juga mengaku berbagi tugas dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Ia menceritakan, saat itu politisi PKS itu tengah datang ke rumah Mahfud untuk menawarkan posisi cawapres mendampingi Anies. 

Terhadap tawaran tersebut, Mahfud pun mengaku menolaknya.

"Saya beri tugas itu bukan hanya kepada Denny. Kepada Ketua PKS Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzamil kan beliau menjajaki untuk mencari cawapresnya Anies. Antara lain bertanya, Pak Mahfud bersedia engga? Engga," jelas Mahfud.

Mahfud pun menjelaskan alasannya menolak tawaran cawapres Anies. Menurut dia, cawapres pendamping Anies bisa berasal dari partai-partai pendukung Anies. Di antaranya yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Mahfud menilai jika ia bergabung justru akan merusak demokrasi. 

"Saya bilang, karena di koalisi Bapak itu ada Nasdem, Demokrat dan PKS itu banyak ada yang calonnya dari partainya sendiri. Nanti kalau saya ajak ke situ malah saya merusak demokrasi. Kalau yang satu keluar karena anda ajak saya kan rusak," ujarnya.

Karena itu, Mahfud meminta Ahmad Syaikhu untuk menjaga koalisi agar tak pecah.

"Saya minta bapak jaga koalisi. Saya bilang begitu kepada ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam. Agar koalisi tidak pecah. Kalau saya ke dalam nanti malah pecah. Karena ada yang ga setuju dll. Itu saja tugas saya. Menjaga pemilu dan menjaga demokrasi," jelas Mahfud.

 

Bakal calon wapres pendamping Anies. - (Republika/berbagai sumber)

 
Berita Terpopuler