Dua Faktor Penyebab Elektabilitas Anies dalam Tren Melemah Menurut Survei

Saat elektabilitas Prabowo dan Ganjar saling salip, elektabilitas Anies melemah.

Republika/Haura Hafizhah
Mantan Gubernur DKI Jakarta ,Anies Baswedan datang ke acara Formula E 2023 yang diselenggarakan di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (3/6/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Wilda Fizriyani, Wahyu Suryana, Febrianto Adi Saputro

Baca Juga

Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan mengalami tren penurunan elektabilitas menurut survei terbaru Indikator Politik Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menempati posisi ketiga dan terpaut jauh dari posisi kedua dan ketiga.

Dalam rilisnya, Burhanuddin menyebutkan dalam simulasi 18 nama capres, hingga awal Mei 2023, elektabilitas capres Ganjar Pranowo masih unggul. Namun demikian, Prabowo Subianto kini trennya mulai meningkat, sedangkan Ganjar Stagnan

"Meskipun Pak Prabowo unggul tipis tapi masih dalam margin of error. Sebelumnya Pak Ganjar unggul sekitar empat persen, sekarang ada tren Pak Prabowo mulai menyalip Ganjar meskipun selisihnya hanya 0,1 persen," ujar peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara virtual, pada Ahad (4/6/2023).

Adapun, untuk bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan, saat ini berada di posisi ketiga dengan 12,5 persen. Burhanuddin mengatakan, penurunan elektabilitas Anies Baswedan disebabkan beberapa faktor, salah satunya tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan naiknya elektabilitas Prabowo Subianto yang menempati urutan teratas elektabilitas. Selama ini, kata Burhanuddin, Anies di-framing sebagai capres yang merupakan antitesa dari Presiden Jokowi.

"Jadi Mas Anies ini alami dua tekanan sekaligus, pertama approval rating Presiden Jokowi yang terus meningkat dan itu buat posisi Anies tertekan karena di-framing sebagai capres yang tawarkan antitesa Jokowi sehingga ketika approval Presiden Jokowi naik. makin sedikit pemilih yang membeli narasi perubahan," ujar Burhanuddin dalam keterangannya, Ahad (4/6/2023).

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi terus mengalami peningkatan. Burhanuddin Muhtadi menyebut kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi menguat satu bulan terakhir di angka 79,2 persen.

"Kami menemukan 79,2 persen warga yang puas terhadap kinerja Jokowi masih cukup tinggi, sangat puas atau cukup puas," kata Burhanuddin.

Burhanuddin mengatakan, tren kepuasan ini naik dari survei sebelumnya pada Mei 2023 yakni di angka 76,3 persen. Kenaikan angka kepuasan terhadap Jokowi ini diketahui berimbas kepada menurunnya elektabilitas bakal calon presiden Anies Baswedan. Sebaliknya, peningkatan kepuasan terhadap Presiden Jokowi ini memberi keuntungan bagi Prabowo Subianto.

Dia menyebut, Prabowo berada di tengah-tengah lantaran mendapat dukungan dari dua kelompok yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi dan tidak puas. Berdasarkan simulasi tiga nama capres menurut kinerja presiden, warga yang puas dan cukup puas dengan Presiden Jokowi umumnya memilih dua nama Ganjar dan Prabowo. Sedangkan yang tidak puas dengan Jokowi juga hampir imbang memilih bacapres Anies dan Prabowo.

"Jadi ada di dua kaki, jadi pemilih Prabowo ini dapat dari dua segmen sekaligus. Jadi yang menjelaskan Prabowo naik, karena dia dapat dua dukungan dari dua kelompok yang puas sekaligus tidak puas dengan kinerja Jokowi," ujar Burhanuddin.

Tekanan kedua yang menyebabkan melemahnya elektabilitas Anies, lanjut Burhanuddin, adalah meningkatnya suara untuk Prabowo. Menurutnya, mesin kerja Gerindra yang saat ini terus gencar membuat pemilih Prabowo lama yang sempat lari ke Anies kini berbalik lagi ke Prabowo.

"Juga ada penjelasan lain mengapa elektabilitas Mas Anies turun yaitu bersamaan tim Gerindra makin aktif bekerja dan itu membalik basis-basis lama yang sebelumnya sempat lari ke Anies. Contohnya adalah Jawa barat dan Banten," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan, saat 2022 Anies berhasil menyalip elektabilitas Anies Baswedan. Namun 2023, perlahan tren Anies melemah 2023 dan kembali disalip Prabowo.

"Kemudian Pak Prabowo 2020 disalip sama Mas Ganjar kembali memyalip Mas Ganjar, terutama dalam beberapa survei terakhir," ujarnya.

Survei Indikator Politik ini dilakukan pada rentang 26-30 Mei 2023 dengan metode telepon secara acak terhadap 1.230 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

 

Bakal capres Anies Baswedan menegaskan tetap memiliki optimisme tinggi dalam memenangkan Pilpres 2024. Hal ini diungkapkannya dalam menanggapi hasil survei baru-baru ini.

"Kalau soal optimisme, optimisme tinggi. Bahkan, kami sangat optimis karena kita merasakan aspirasi, keinginan tentang perubahan penomorsatuan itu bergaung di mana-mana jadi kami optimis," jelas Anies seusai menghadiri Istighosah dan Pengajian Umum di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, Turen, Kabupaten Malang, Rabu (24/5/2023) pekan lalu.

Meskipun demikian, Anies tidak menampik optimis saja tidak cukup memenangkan Pilpres 2024. Hal ini berarti pihaknya harus tetap berusaha semaksimal mungkin. Dia menganggap perolehan survei tersebut sebagai masukan untuknya ke depan.

Pada kesempatan tersebut, dia juga turut menyinggung hasil surveinya saat mengikuti Pilkada DKI Jakarta lalu. Pada proses tersebut, dia tidak pernah menemukan dirinya masuk jajaran urutan pertama di hasil survei manapun. Dia hanya mampu memperoleh posisi kedua dan itu pun hanya satu atau dua hasil survei.

Tidak hanya itu, dia juga sempat ditempatkan di urutan tiga pada survei yang yang sama. Perolehan survei tersebut jauh sekali dengan hasil resmi yang didapatkannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Jadi kita ingin menyampaikan bahwa masih ada delapan bulan, masih ada potensi fluktuasi dan ini dijadikan masukan," jelasnya.

Sebelumny,a Anies menyampaikan kegelisahan tentang survei-survei menuju Pemilu 2024. Pasalnya, ia merasa, belakangan survei begitu sering bermunculan.

Hal itu diungkapkan tepat setelah menghadiri dan memberi pidato politik di Milad 21 PKS. Tepatnya, ketika menanggapi pertanyaan-pertanyaan awak media tentang lembaga-lembaga yang melakukan survei soal Pilpres 2024. 

"Saya sampai kadang-kadang mikir, ini survei memotret opini atau survei membentuk opini ya," kata Anies di Istora Senayan, Sabtu (20/5).

Pasalnya, lanjut Anies, lembaga-lembaga survei semakin sering memberi rilis survei tentang Pilpres 2024, bahkan kadang-kadang setiap pekan sekali. Meski begitu, ia mengaku tidak mau ambil pusing terkait itu.

Ia berpendapat, itu merupakan hak dari orang-orang yang melaksanakan survei tersebut. Bahkan, Anies mengaku melihat rilis-rilis survei itu sebagai pemicu untuk bekerja lebih keras lagi menghadapi 2024 nanti.

"Bekerja lebih keras, menjangkau semua dan mengajak untuk berkompetisi dalam rekam jejak, rekam gagasan dan rekam karya," ujar Anies.

Sementara, bakal capres diusung PDIP, Ganjar Pranowo menanggapi santai hasil survei yang menyebutkan elektabilitasnya disalip Prabowo Subianto.

"Biasa aja," kata Ganjar ditemui Perpustakaan UGM, Kamis (25/5/2023).

Ganjar mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut. "Yo nggak apa-apa," ucapnya.

Dirinya juga menanggapi soal isu Prabowo jadi cawapresnya. Ganjar menuturkan hal tersebut masih dibicadakan.

"Enggak, itu masih dibahas, tunggu saja," ucapnya.

 

Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

 
Berita Terpopuler