Tafsir Surat Al Ikhlas Ayat 2: Nasihat Betapa Lemahnya Manusia

Allah adalah Dzat yang kepada-Nya mengarah semua harapan makhluk.

AP Photo/Adel Hana
Tafsir Surat Al Ikhlas Ayat 2: Nasihat Betapa Lemahnya Manusia
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah Mesir Syekh Ishom al-Ruby menjelaskan tentang tafsir Surat Al Ikhlas ayat 2, yang pada ayat ini dikatakan, "Allah tempat meminta segala sesuatu."

Syekh Al-Ruby mengatakan, seorang Muslim harus memahami Surat Al Ikhlas mengingat surat ini adalah surat terpendek dalam Alquran.

"Jika suatu hari anak Anda bertanya, 'Ayah, apa arti dari Allahusshomad', Anda harus bisa menjawabnya, dan jawablah dengan jawaban ini," terangnya, seperti dilansir Masrawy.

Syekh Al-Ruby memaparkan, Allahusshomad yang artinya 'Allah tempat meminta segala sesuatu', bermakna Allah adalah Tuhan yang sempurna yang tidak bergantung pada siapa pun. Justru manusialah yang membutuhkan Dia.

Baca Juga

"Setiap manusia membutuhkan Dia, tetapi Dia tidak membutuhkan siapapun," jelasnya.

Kata 'ashshomad' pada ayat tersebut menunjukkan Allah tidak bergantung pada siapapun atau bahkan semua manusia. Meski semua manusia membutuhkan Allah, tetapi Dia tidak membutuhkan siapapun.

"Maka sejatinya manusia itu fakir, miskin, lemah, hina. Tidak punya daya kekuatan. Dan Allah adalah sandaran para hamba-Nya," ujarnya.

Dengan demikian, cukuplah ayat tersebut untuk menyadarkan manusia bahwa mereka itu lemah dan tidak berdaya. Sebab, mereka membutuhkan Allah untuk bisa berdaya, dan memohon kepada-Nya agar permintaan mereka terkabul.

Kata ashshomad berarti dituju. Mayoritas pakar bahasa dan tafsir memahami arti ashshomad bahwa Allah adalah Dzat yang kepada-Nya mengarah semua harapan makhluk. Dia yang didambakan dalam pemenuhan kebutuhan makhluk serta penanggulangan kesulitan mereka.

Pada ayat kedua ini, kata Allah diulang sekali lagi. Ini menandakan, siapa yang tidak memiliki sifat ash-shamadiyah atau dengan kata lain tidak menjadi tumpuan atau sadaran secara penuh, maka tidak wajar dipertuhankan.

Surat Al Ikhlas adalah salah satu dari tiga surat yang ada di akhir Alquran. Ini untuk mengingatkan keagungan dan keesaan Allah SWT agar tertanam di dalam jiwa, karena Alquran menyerukan monoteisme yang murni.

Surat Al Ikhlas mengandung nama agung Allah SWT atau juga disebut ismul a'dzhom. Dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan mengucapkan:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

'Allahumma inni as-aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaha illa antal ahadus shomadullazi lam yalid wa lam yulad wa lam yakullahu kufuwan ahadun.'

Rasulullah SAW kemudian berkata, "Kamu telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia akan mengabulkan seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut." (HR Tirmizi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah)

Beberapa yang menshahihkan hadits tersebut ialah Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Dzahabi, dan dikuatkan oleh Al-Maqdisi.

 
Berita Terpopuler