Kasus Habib Bahar Ditembak, Ini Permintaan MUI ke Polisi

Polres Bogor telah menerima laporan dan sedang melakukan tindak lanjut.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus Habib Bahar bin Smith yang mengaku ditembak. (ilustrasi)
Rep: Andrian Saputra, Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap Habib Bahar bin Smith. Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, meminta agar kasus tersebut diusut seadil-adilnya. 

Baca Juga

"Kalau ada penembakan, ada kejahatan itu diusut. Itu urusan polisi bukan ranah MUI. Tapi, apa pun kejahatannya harus diusut, mau habib Bahar, mau sampean, atau kejahatan lain, itu harus diungkap oleh aparat hukum, diusut seadil-adilnya, hak yang sama pada siapa pun yang terkena kejahatan," kata Kiai Cholil seusai menghadiri Halal bi Halal MUI di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (18/5/2023).

Sebelumnya, diberitakan Habib Bahar bin Smith dilaporkan terkena tembakan pada Jumat (12/5/2023) malam WIB. Namun, hingga kini, belum diketahui siapa penembaknya dan lokasi tepat penembakan.

“Jumat malam langsung ke sana. Beliau cerita semuanya, penembakan sekitar jam delapan, sembilan malam,” kata pengacara Habib Bahar, Aziz Yanuar, dalam video rekaman yang viral dan sudah dikonfirmasi Republika.

Kuasa hukum Bahar Smith, Ichwan Tuankotta, menyebutkan bahwa kliennya ditembak oleh orang tak dikenal yang sempat membuntuti, dengan mengendarai mobil berwarna hitam pada Jumat (12/5/2023) lalu. Saat ini, menurut Ichwan, Bahar dalam kondisi sehat.

"Iya ada mobil kijang warna hitam doff (membuntuti)," kata Ichwan saat dihubungi di Bogor, Senin (15/5/2023).

Ichwan mengatakan, peristiwa penembakan itu terjadi pukul 20.32 WIB, Jumat (12/5/2023) di jalan dekat Pusat Pengembangan (Pusbang) SDM Aparatur Perhubungan di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tak jauh dari Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul Alawiyyin Pabuaran yang dipimpin Bahar Smith. Saat itu, menurut dia, Bahar Smith dari arah ponpes menuju Jalan Raya Parung, menjajal mobil yang baru diperbaiki. Namun, belum sampai ke jalan raya, Bahar menyadari sedang dibuntuti orang lain.

"Habib lagi ngetes mobil mau keluar, ke jalan raya, tapi tidak sampe ke jalan raya. Benar (ditembak) di perut, itu di polisi kan udah rilis tuh, itu benar," ujar Ichwan.

Saat ini Polres Bogor telah menerima laporan tersebut dan sedang melakukan tindak lanjut. “Kami sudah menerima laporan yang disampaikan Habib Bahar kepada pihak kepolisian dan saat ini kami sedang menindaklanjuti laporan tersebut,” kata Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin. 

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Plered Bantul, KH. Muhammad Fuad Riyadi atau dikenal dengan panggilan Gus Fuad Plered beberapa waktu lalu melalui kanal Youtube resminya menilai bahwa kasus penembakan terhadap Habib Bahar bin Smith hanyalah sekadar drama yang sengaja dibuat untuk mengalihkan isu tentang persoalan nasab para habib yang tengah menjadi polemik. 

Gus Fuad mengatakan bahwa HBS berbohong tentang kasus penembakan pada dirinya sendiri. Ia mengatakan, kasus penembakan itu hanya untuk mengalihkan tentang persoalan nasib Ba'alawi yang tengah menjadi polemik.

 

 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan, agar kasus penembakan Habib Bahar bin Smith diproses dulu oleh kepolisian. Ia mengaku belum bisa berkomentar banyak terkait hal ini. 

"Biar diperiksa oleh polisi dulu, kita kan tidak bisa berkomentar," kata Mahfud di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Selasa (16/5/2023). 

Mahfud menyebut bahwa ia belum menerima laporan detail terkait kasus ini. Dengan begitu, belum dipastikan seperti apa luka tembak yang dialami HBS.

"Ditembaknya di mana, lukanya di mana, kan itu belum jelas juga. Kita tunggu saja penjelasan polisi, yang jelas hukum harus ditegakkan, harus dicari buktinya, ditunggu saja," ujar Mahfud.

Hingga kemarin, pihak kepolisian masih mendalami kasus dugaan penembakan terhadap Habib Bahar bin Smith. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho menyampaikan polisi masih menunggu informasi lanjutan karena setiap tindak pidana pasti ada alur cerita yang akan dibangun berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti.

"Nah saat ini kita masih mengumpulkan saksi dan alat bukti untuk bisa menjawab apakah itu penembakan atau itu karena luka yang lainnya yang menjadikan beliaunya itu terluka," kata Sandi kepada wartawan, Kamis (18/5/2023). 

Sandi masih menunggu hasil visum dari Polda Jabar dan Polres Bogor. Hasil visum tersebut bermanfaat dalam memahami perkara yang dilaporkan HBS. 

"Bagaimana hasil visum dan lain sebagainya nanti kita tunggu supaya kita bisa mendapat cerita utuh maupun informasi-informasi yang lainnya," ujar Sandi. 

Sandi menjamin polisi menindaklanjuti laporan HBS. Adapun tindakan polisi yang sudah dilakukan ialah mengumpulkan alat bukti dan keterangan saksi yang bisa mendukung kebenaran suatu tindak pidana.

"Kita tidak bisa berandai-andai kalau belum ada alat bukti-bukti lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk disampaikan ke masyarakat," ucap Sandi. 

Di sisi lain, Sandi enggan menanggapi soal potensi menjerat HBS dengan penyebaran kabar bohong kalau hasil pembuktian tak menemukan adanya tindak pidana seperti dilaporkan Habib Bahar. 

"Ya kita tunggu nanti karena kita tidak bisa berandai-andai tentang masalah suatu peristiwa tindak pidana. Intinya bahwa kesaksian, alat bukti itu, menjadi suatu kunci utama untuk membuat terang suatu tindak pidana," ucap Sandi. 

 

Perbandingan proses hukum Bahar bin Smith dan Denny Siregar. - (Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler