Dialami Boy William, Ini Dampak Tuli Sebelah Telinga

Ketulian juga dapat terjadi pada satu telinga saja.

Republika/Wilda Fizriyani
Boy William mengaku tuli sebelah sejak usia lima tahun.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu figur publik Boy William mengaku, memiliki gangguan pendengaran. Sejak usia lima tahun, ia didiagnosis mengalami tuli sebelah.

Telinga bagian kirinya tidak berfungsi 100 persen, sehingga Boy hanya mengandalkan telinga sebelah kanan untuk mendengar. Dilansir laman Healthy Hearing, Senin (15/5/2023), kebanyakan orang dengan gangguan pendengaran memiliki apa yang dikenal sebagai gangguan pendengaran "binaural", yang berarti kedua telinga terpengaruh.

Selain itu, beberapa orang mungkin kehilangan pendengaran hanya pada satu telinga. Ini dapat berkembang baik saat lahir atau di kemudian hari.

Baca Juga

Kondisi tersebut dikenal sebagai gangguan pendengaran unilateral atau ketulian satu sisi, tergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran. Orang dikatakan mengalami single-sided deafness (SSD) ketika tingkat gangguan pendengarannya sangat dalam atau hampir sangat dalam.

Gangguan pendengaran dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. Ketika terjadi secara mendadak, itu memerlukan perawatan segera dan harus dianggap sebagai keadaan darurat medis. Ini dikenal sebagai gangguan pendengaran sensorieneural mendadak.

Bagaimana gangguan pendengaran di satu telinga memengaruhi pendengaran? Manusia dirancang untuk memiliki dua telinga karena suatu alasan, otak menggunakan kedua telinga untuk menentukan lokasi suara dan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pendengaran.

Kehilangan pendengaran di satu telinga menghadirkan tantangan tersendiri. Bergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran Anda:

1. Anda tidak selalu dapat menentukan dari mana suara itu berasal

Otak Anda tahu dari mana suara itu berasal dengan telinga mana yang menerima suara terlebih dahulu, yang dikenal sebagai lokalisasi suara atau pendengaran terarah. Ketika seseorang hanya dapat mendengar dengan baik dari satu telinga, dia mungkin mengalami kesulitan untuk mengetahui dari mana suara itu berasal.

2. Anda mungkin kesulitan untuk mendengar di lingkungan yang bising

Otak bertugas untuk mendengarkan secara selektif. Artinya, otak akan menyaring suara yang tidak berguna. Ini lebih sulit dilakukan tanpa bantuan telinga kedua. Di lingkungan yang bising, seseorang dengan SSD dapat kesulitan untuk fokus pada suara satu orang.

3. Anda mungkin lebih sulit mengatakan seberapa keras suatu suara

Otak "mendengar" suara lebih keras saat dirasakan melalui kedua telinga daripada jika suara yang sama pada desibel yang sama hanya dirasakan melalui satu telinga. Ini karena otak menerima sinyal dari saraf yang terletak di kedua telinga dan menggunakan informasi ini untuk memproses suara.

4. Meningkatkan beban kognitif pada otak

Karena semua hal di atas, ketulian satu sisi meningkatkan beban kognitif pada otak, menyebabkan kelelahan mendengarkan. Semakin banyak kebisingan, semakin lama waktu yang dibutuhkan otak Anda untuk fokus pada tugas yang ada. Jika Anda juga mencoba mendengarkan seseorang berbicara, Anda mungkin melewatkan banyak hal yang dikatakan.

5. Efek 'bayangan kepala' dari ketulian satu sisi

Jika Anda memiliki ketulian satu sisi, kemungkinan besar Anda akan mengalami sesuatu yang dikenal sebagai efek "bayangan kepala". Karena cara perjalanan gelombang suara, suara frekuensi tinggi tidak "membungkuk" ke sisi telinga fungsional, yang berarti seseorang tidak pernah mendengarnya.

"Kepala pada dasarnya bertindak sebagai perisai, menghalangi suara dari telinga yang pendengarannya kurang baik untuk mencapai telinga pendengaran yang lebih baik," jelas audiolog Cleveland Clinic Sarah Sydlowski.

Hasil akhirnya adalah ucapan dapat terdengar teredam. Itu karena seseorang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi tinggi seperti "s" atau "f".

 
Berita Terpopuler