Ini Kisah Ustaz Hanan Attaki Bentuk Gerakan Pemuda Hijrah

Gerakan pemuda hijrah berawal dari majelis taklim kecil yang ia bentuk di Al Latief.

MJ04
Ustadz Hanan Attaki menjelaskan betapa pentingnya berhijrah, pada acara Pemuda Hijrah Blusukan di Jalan Jembar, Cicadas, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Selasa (26/9)
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Nama Ustaz Hanan Attaki di kalangan muda, bukanlah sesuatu yang asing. Dengan ciri khasnya menggunakan kemeja dan kupluk, ia kerap memberikan dakwah kepada remaja Indonesia.

Pria dengan nama asli Tengku Hanan Attaki merupakan sosok penting dibalik komunitas Shift Pemuda Hijrah. Gerakan ini bermula di Bandung, dari sebuah majelis taklim kecil yang ia bentuk di Masjid Al Latief.

Sejak awal, ia memang telah menargetkan dakwahnya untuk generasi muda. Upaya untuk menjangkau sasarannya ini ia lakukan dengan memanfaatkan media sosial, dengan membuat beragam konten dakwah.

Dikutip dari berbagai sumber, disebutkan Ustaz Hanan Attaki mengenal Alquran dan dakwah sejak masih belia. Di usia SMA, ia pun melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh.

Namun, selama proses pembelajaran itu ada yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ia pun mengaku selama di pondok masih susah jika siduruh bangun untuk shalat Subuh.

Semangatnya untuk belajar sempat hilang, karena merasa belahar agama, fiqih dan lainnya ternyata tidak membuat ia merasa lebih bersemangat untuk beribadah dan berakhlak baik.

Tak lama, ia pun bertemu dengan Jamaah Tabligh saat berada di bangku kelas dua SMA. Melihat jamaah tengah beriktikaf di masjid lingkungan rumahnya membuat ia penasaran dan memilih untuk bergabung.

"Belajar dakwah lebih santun. Setelah mengikuti itu, saya semangat beribadah, semangat memperbaiki diri. Terus saya belajar, syariat dan lainnya dengan dibarengi metode dakwah," kata dia.

 

Ustadz Hanan Attaki - (Dok Istimewa)

 

 

Filosofi dakwah

Semangat itu pun terus ia pupuk sekembalinya ke pesantren. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, Mesir, jurusan Tafsir Alquran.

Selama berada di kampus ini, ia merasa menemukan filosofi dakwah dan semakin matang. Dakwah disebut sebagai seni untuk memikat hati, bukan sekedar mengajarkan kebenaran atau memberi tahu halal dan haram.

Dakwah, menurut dia, adalah mengajak orang untuk bersimpati, menerima kebaikan maupun kebenaran. Ia juga menganggap dakwah adalah program untuk perubahan, bukan hanya sekedar ceramah.

Berbekal hal ini, sekembalinya ke Indonesia ia pun mulai memetakan target dakwahnya. Ia melihat yang belum banyak tersentuh adalah anak-anak muda, baik yang suka main, rajin, gaul, mereka yang tinggal di jalan, hingga yang cenderung ke kriminal.

Ustaz Hanan Attaki pun berjuang agar dakwah bisa diterima oleh kelompok ini dengan membentuk Shift Pemuda Hijrah. Taklim kecilnya ini semula dilakukan di Masjid Al Latief yang anak mudanya berjumlah 20 orang dari 50 jamaah.

Semakin lama taklimnya pun semakin besar dan mulai dibentuk Komunitas Pemuda Hijrah. Awalnya, program ini mengarah pada gaya hidup. Ia tidak menyangka jika tren yang ia bentuk ini menyebar ke seluruh Indonesia.

 

"Pemuda Hijrah itu bukan organisasi, ini komunitas dan model lifestyle baru anak muda. Hijrah itu artinya ke masjid meninggalkan dosa. Lebih luas, lifestyle yang positif," ucap dia. Pemuda Hijrah pun dipatenkan menjadi yayasan pada 2021 lalu.  

 
Berita Terpopuler