'Potensi Mengawinkan Anies-Sandi di Pilpres 2024 Tetap Terbuka'

Manuver Sandi sejak keluar dari Gerindra tak bisa dilepas dari kepentingan elektoral.

Republika / Darmawan
Dok. Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno saat kampanye tahun 2017 di Jakarta.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Febryan A, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

Manuver politik Sandiaga Uno masih menuai perhatian jelang Pilpres 2024. Terlebih, elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) itu terbilang masih cukup tinggi untuk kategori bakal calon wakil presiden (cawapres).

Pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farchan mengatakan, manuver Sandi sejak keluar dari Gerindra tidak bisa dilepaskan dari kepentingan elektoralnya. Yaitu, untuk menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2024.

Apalagi, ia berpendapat, jika pada perhelatan pilpres nanti kontestasi berlangsung dengan tiga poros capres. Yusak melihat, Sandiaga paling memungkinkan berpasangan dengan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

"Potensi mengawinkan Sandi dengan Anies tetap terbuka karena Sandi pernah punya success stories dengan Anies saat Pilkada DKI 2017," kata Yusak kepada Republika, Senin (8/5/2023).

Belum lagi, modal elektabilitas Sandi sebagai cawapres cukup tinggi, bahkan termasuk cawapres papan atas dari lembaga-lembaga survei beberapa waktu terakhir. Selain itu, Sandiaga Uno memiliki kekuatan logistik.

Yusak mengingatkan, kondisi ini yang dapat menjadi nilai tawar Sandi dengan Anies dan partai-partai di poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Artinya, potensi Anies-Sandi tergantung tiga parpol pengusung Anies.

"Sepanjang Nasdem, Demokrat dan PKS setuju, saya kira sangat memungkinkan jika Sandi berpasangan dengan Anies," ujar Yusak.

Dekan Fisip Universitas Sutomo itu menambahkan, proposal Sandiaga gabung ke PPP untuk mendapat posisi cawapres Ganjar tidak mudah. Sebab, Sandi harus bersaing ketat dengan nama-nama kuat lain seperti Erick Thohir.

"Jadi, wajar kalau Sandi terus melakukan manuver-manuver politik," kata Yusak. 

 

 

Sebelumnya, Sandi Uno yang belum lama ke luar dari Gerindra dan banyak dikabarkan merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) malah belakangan melontarkan pujian kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan, Sandi terang-terangan menyatakan keinginan kembali berjuang bersama PKS.

"Saya berjuang bersama PKS ini sudah berkali-kali ya, dan terbukti teman-teman PKS ini berjuang dengan hati, pejuang yang sangat pantang menyerah, tidak kenal lelah dan rasanya ingin kembali berjuang dengan teman-teman PKS," kata Sandiaga Uno usai menghadiri Dialog Interaktif Bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di Bogor, Ahad (7/5/2023). 

Terkait peluang dirinya berpasangan kembali dengan Anies dalam kontestasi Pilpres 2024, Sandi menyerahkan hal itu kepada Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al-Jufri dan pimpinan partai politik lainnya yang tergabung dalam koalisi pengusung Anies.

"Bukan wewenang saya menentukan," kata Sandi.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut partainya mungkin saja mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan. Pernyataan ini disampaikan Syaikhu untuk merespons pengakuan Sandiaga yang ingin berjuang kembali bersama PKS dan mendampingi Anies. 

Syaikhu mengatakan, partainya sangat terbuka menyambut keinginan Sandi berjuang kembali bersama PKS. Bahkan, PKS bersedia mengusung Sandi menjadi cawapres-nya Anies apabila Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bisa meningkatkan peluang kemenangan dalam Pilpres 2024. 

"Kalau memang nanti Pak Sandi dan Pak Anies bisa chemistry, kemudian hasil survei berpeluang menang, ya bukan hal yang mustahil, mungkin kita akan usung kembali," kata Syaikhu usai mendaftarkan bakal caleg DPR RI partainya di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin (8/5/2023). 

PKS memang pernah mengusung Sandi menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi calon gubernur Anies pada 2017 lalu. Pasangan ini menang. PKS juga mengusung Sandi sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 lalu. 

Syaikhu mengatakan, penentuan cawapres pendamping Anies masih berproses secara dinamis di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Karena itu, Sandi "masih sangat mungkin" diusung sebagai pendamping Anies. 

Namun, lanjut dia, PKS bersama partai lain yang tergabung dalam KPP belum membahas nama Sandi secara detail. KPP akan menggelar pertemuan khusus untuk menentukan cawapres Anies pada pekan depan. 

"(Dalam pertemuan itu) kita akan serahkan mungkin berbagai cawapres yang diusulkan itu ke capres (Anies) untuk (dilihat) dari sisi chemistry, sisi peluang untuk menang. Kita akan kaji," ujar Syaikhu. 

Adapun, bakal capres Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa pembahasan cawapres untuk pendampingnya masih berproses. Namun, ia memberi sinyal akan mempertimbangkan sosok cawapresnya dari internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Koalisi Perubahan sendiri terdiri dari tiga partai, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Nama cawapres Anies sendiri disebut sudah mengerucut ke lima nama.

"Berada dalam koalisi, maka dalam konsiderasi (pertimbangan). Kalau tidak berada dalam koalisi, ya sulit menjadi konsiderasi (pertimbangan)," ujar Anies di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Ia mengatakan, bahwa pembahasan cawapres untuknya masih berproses. Namun, ia mengisyaratkan sosok tersebut akan diumumkan pada Juli mendatang.

Alasannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran pasangan capres-cawapres pada pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Sebelum mencapai pengumuman tersebut, dirinya akan terus berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.

"Sedang terjadi di kami ini adalah proses yang sudah melewati masa berbulan-bulan. Jadi dari Oktober saja ke sekarang itu sudah itungannya delapan bulan, dari sebelum Oktober itu Juli," ujar Anies.

 

elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler