Satelit Matahari NASA akan Jatuh tak Terkendali Hari Ini, Tepat Saat Gerhana Hibrida

Jika ada besi tak bertuan yang meluncur cepat dari langit, jangan dikira itu hadiah yang menyala.

.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner

Ilustrasi satelit RHESSI NASA yang menghadap matahari. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Satelit NASA seberat 660 pon atau 300 kilogram yang sudah mati akan jatuh tak terkendali ke Bumi setelah menghabiskan dua dekade mempelajari matahari dari orbit kita. Satelit Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager (RHESSI) akan menerobos atmosfer bumi pada pukul 8.30 WIB, Kamis, 20 April 2023.

"Plus atau minus 16 jam," kata NASA dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS).

Masuknya sampah antariksa ke atmosfer itu bertepatan dengan Bumi yang menghadapi Gerhana Matahari Hibrida; gerhana matahari total sekaligus cincin. Karena itu, jatuhnya satelit itu menjadi salah satu kebetulan lain April ini.

Sebagian besar tubuh satelit yang telah meneliti letusan matahari dari tahun 2002 hingga dinonaktifkan pada tahun 2018, diperkirakan akan terbakar saat melewati atmosfer. Namun, NASA tidak mengungkapkan di mana puing-puing yang akan selamat dari atmosfer mendarat di bumi.

"Risiko bahaya yang menimpa siapa pun di Bumi rendah, kira-kira 1 banding 2.467," tulis pejabat NASA dalam posting blog pada Senin, 17 April 2023.

Karena itu, sambil mengamati gerhana matahari hibrida, jika ada besi tak bertuan yang meluncur cepat dari langit pagi hingga siang ini, jangan dikira itu hadiah yang menyala. Percayalah, itu malapeta besar jika menimpa siapa dan apa saja di bumi.

RHESSI diluncurkan ke orbit rendah Bumi oleh roket Pegasus XL pada tahun 2002. Satelit tersebut menggunakan spektrometer yang mendeteksi sinar-X dan sinar gamma, gelombang berenergi tinggi dari matahari, untuk mengambil data letusan dari matahari dalam bentuk solar flares dan coronal mass ejections (CMEs).

Namun, RHESSI yang sudah tidak berfungsi dibiarkan begitu saja di orbit, menjadi sampah yang suatu saat bisa membayakan misi dan bumi. Tidak adanya kepastian dimana puing itu akan jatuh tentu saja menyisahkan kekhawatiran bagi orang maupun infrastruktur di bumi. Sumber: Space.com

 
Berita Terpopuler