Penyerapan Gas Murah Industri Belum Optimal, Kemenperin Usul DMO Gas

Kebijakan DMO gas bertujuan untuk mengoptimalisasi penyerapan bagi sektor industri.

Antara/Ari Bowo Sucipto
Perajin membuat keramik untuk dijual ke berbagai kota, di sentra industri keramik Tlogomas, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan kebijakan domestic market obligation (DMO) gas bumi.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan penyaluran gas bumi untuk sektor industri maufaktur dengan harga murah dinilai belum optimal. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) lantas mengusulkan kebijakan domestic market obligation (DMO) gas bumi untuk mengoptimalisasi penyerapan bagi sektor industri.

Baca Juga

Penyaluran gas murah itu merupakan hasil dari kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dengan harga 6 dolar AS per million british thermal unit (mmbtu) untuk 267 industri tujuh sektor industri yakni industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet. Kebijakan ini diterapkan sejak medio 2020.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Kemenperin, Ignatius Warsito, menuturkan, dari hasil kajian bersama LPEM UI, penggunaan pasokan gas bumi dengan harga murah itu belum optimal.

"Oleh karena itu, ini yang kita rumuskan dalam suatu peraturan pemerintah ada besara DMO gas bumi untuk dalam negeri," kata Ignatius dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII, Selasa (11/4/2023).

Igantius menuturkan, industri keramik dan pupuk cukup mendominasi dalam penggunaan HGBT. Sementara sektor lainnya masih perlu dievaluasi karena utilitas pabrik belum optimal akibat dampak pandemi Covid-19.

Lebih detail, industri pupuk menggunakan HGBT sebanyak 858 billion barel thermal unit per day (bbtud). Kemudian keramik mencapai 130 bbtud. Adapun industri petrokimia hanya 94 bbtud, baja 76 bbtud, kaca 56 bbtud, oleokimia 40 bbtud, serta arung tangan karet 1,2 bbtud.

Selain itu, Ignatius menuturkan, juga terdapat pembatasan pasokan gas bumi di bawah volume kontrak yang dialami oleh beberapa perusahaan industri manufaktur. Selain itu, ada sekitar 100 industri lain yang membutuhkan HGBT seharga 6 dolar AS per mmbtu.

 

Kebijakan DMO gas diharapkan dapat mengoptimalisasi penyerapan bagi industri secara merata sehingga berdampak pada efisiensi biaya dan peningkatan kinerja industri.

Ia mencatat, total produksi gas bumi nasional selama tahun 2021 mencapai 6.656 bbtud. Adapun alokasi untuk kebutuhan industri sekitar 39,4 persen atau 2.623 bbtud. Itu terdiri dari 27,5 persen atau 1.830 BBTUD untuk industri dan 11,9 persen atau 792 BBTUD untuk bahan baku industri pupuk.

Namun untuk besaran DMO yang akan ditetapkan, jauh lebih besar dari rata-rata kebutuhan saat ini. Pemerintah telah menghitung total penggunaan gas dalam negeri untuk industri pupuk, kelistrikan, serta 60 persen dari total ekspor LNG setara 902,5 bbtud atau setara dengan pembangunan 10 pabrik pupuk kapasitas 1 juta ton per tahun.

"Dengan demikian (berdasarkan perhitungan) kita butuh DMO sebesar 4.279 bbtud," kata dia.

 

 

 
Berita Terpopuler