Jangan Disepelekan, Anak Kecil Sering Mendengkur Harus Dicari Penyebabnya

Anak-anak juga bisa mendengkur.

Republika/M Syakir
Anak balita sedang tidur (ilustrasi). Anak juga bisa mendengkur saat tidur. Konsultasikan ke dokter jika anak sering mendengkur.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan mendengkur saat tidur sering kali dianggap masalah sepele. Padahal, mendengkur atau disebut sebagai obstructive sleep apnea (OSA) merupakan salah satu gangguan bernapas yang berbahaya bagi kelangsungan hidup seseorang.

Dokter spesialis telinga hidung tenggorok-konsultan Fauziah Fardizza menjelaskan bahwa OSA adalah gangguan bernapas pada saat tidur yang ditandai dengan mendengkur keras diikuti berhentinya jalan napas (apnea) selama 10 detik sehingga terdapat penurunan kadar oksigen di tubuh sebanyak empat hingga lima persen. Selain orang dewasa, OSA juga banyak diderita anak-anak.

Pada anak-anak, OSA bisa bisa dikategorikan menjadi dua kelompok yakni occasional snoring, di mana mendengkur hanya sesekali dan frekuensinya kurang dari tiga kali per pekan. Lalu, ada habitual snoring, saat anak sudah sering mendengkur atau frekuensi mendengkurnya lebih dari tiga kali per pekan.

"Jadi memang orang tua punya peran penting untuk waspada pada kebiasaan anak tidur anak, jika memang sering mendengkur dan indeks massa tubuhnya masuk kategori obesitas itu sudah harus dikonsultasikan ke dokter," kata dr Fauziah dalam diskusi peluncuran Klinik Mendengkur di Brawijaya Hospital Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Lantas bagaimana cara mengenali gejala OSA pada anak? Dokter Fauziah menjelaskan bahwa anak yang menderita OSA akan mengalami beberapa gejala pada siang hari dan malam hari.

Baca Juga

Pada siang hari, anak sering kali hiperaktif, susah mengontrol emosi dan mudah marah, sering tertidur di kelas, hingga sulit fokus akibat tidur tidak nyenyak.

Sementara itu, gejala yang bisa muncul pada malam hari antara lain tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, sering kali mengalami henti napas, kebiruan saat tidur, dan gelisah saat tidur. Anak dengan OSA yang berat juga kerap mengompol saat tidur.

"Tapi kadang ya anak juga suka pinter gitu nyembunyiin ketidaknyamanannya, saya sering bertemu pasien anak yang sebetulnya dia suka bernapas lewat mulut, tapi pura-pura mulutnya ditutup gitu. Nah, orang tua juga harus bisa melihat nih, kalau anak mouth breathing, apalagi tidurnya mendengkur bisa jadi pertanda OSA," jelas dr Fauziah.

Ketika anak menunjukkan gejala-gejala OSA, orang tua disarankan segera membawanya ke dokter untuk kemudian diidentifikasi dan menjalani sleep diagnostic test agar lebih akurat. Ini merupakan pemeriksaan untuk memonitor pernapasan, gerak tubuh, serta respons-respons pasien pada malam hari untuk melihat apakah dia mengalami gangguan pernapasan saat tidur.

"Kalau sudah di tes akan ketahuan apa yang menjadi masalah, misalnya bisa jadi OSA itu disebabkan karena adenoid atau kelenjar gondok, atau ada amandel, yang menghalangi saluran napas anak," kata dr Fauziah.

 
Berita Terpopuler