11 Senandung Cinta dan dan Kerinduan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dari Imam Bushiri

Imam Bushiri menulis senandung cinta dalam kitab yang dikenal dengan Burdah Bushiri

Republika/Fitriyan Zamzami
Kawasan Raudhah dan koridor di depan Makam Rasulullah SAW. Imam Bushiri menulis senandung cinta dalam kitab yang dikenal dengan Burdah Bushiri
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Qasidah Burdah Imam Bushiri atau al-Kawakib ad-Duriyah fi Madhi Khair al-Bariyah memiliki syair-syair yang begitu indah.

Baca Juga

Dalam Qasidah Burdah, Imam Bushiri meluapkan gejolak cinta dan kerinduan kepada Rasulullah SAW. Qasidah ini terdapat 160 bait.

Pada tulisan ini akan dijelaskan makna bait ke-1 hingga ke-12 berdasarkan penjelasan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, KH Mustofa Bisri dalam pengajian Ramadhan 1444 H kitab Burdah Imam Bushiri yang disiarkan melalui akun YouTube resmi GusMus Channel.

Bait 1

أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِيْ سَلَمِ * مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَى مِنْ مُقْلَةٍ بِدَمِ

“Adakah karena teringat tetangga-tetangga di Dzi Salam, kamu mencampur air mata yang mengalir dari mata dengan darah?

Dzi Salam adalah satu tempat antara Makkah dan Madinah. 

Imam Bushari seolah bertanya atau berbincang-bincang pada dirinya sendiri, tentang apa sebabnya hingga dia menangis sangat sedih seolah air mata yang keluar itu sampai bercampur dengan darah, apakah karena mengingat seseorang tetangga yang tinggal di Dzi Salam?

Bait 2 

أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَةٍ * وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِي الظَّلْمَاءِ مِنْ اِضَمِ

“Atau karena angin berhembus dari arah khazimah (jalan menuju ke Makkah). Atau karena kilat yang menyambar di kegelapan malam dari lembah Idzomi (jurang-jurang di Arab).

Orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap seseorang akan menyebutkan tempat-tempat yang membuatnya teringat dengan yang dikasihinya. 

Dan pada bait kedua, sebagaimana melanjutkan pertanyaan pada bait pertama. Apa sebabnya hingga dia menangis begitu sangat sedih? Apa karena teringat tetangga di Dzi Salam, atau karena angin yang berhembus dari Kazimah, atau karena kilat yang menyambar dari Idzami?

Bait 3

فَمَا لِعَيْنَيْكَ اِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَا * وَمَا لِقَلْبِكَ اِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِمِ

"Mengapa kedua matamu itu tetap menangis bila dikatakan 'berhentilah'? Dan mengapa hatimu tetap gundah bila dikatakan 'sadarlah'?

Jika bukan karena hal-hal tersebut lalu apa yang membuat orang tersebut seperti itu. Bahkan ketika ada orang lain yang menyeru untuk berhenti justru dia menangis semakin menjadi. Dan ketika orang lain memintanya untuk sadar, dia tetap gundah. 

Bait 4

أَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِمٌ * مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمُضْطَرِمِ

"Apakah ada seorang yang sedang kasmaran, menduga bahwa cinta itu bisa tersembunyi, di antara deraian air mata dan gejolak."

Ketika seseorang sedang jatuh cinta pada satu sosok maka tidak bisa dipendam. Sudah pasti orang-orang lain pun mengetahuinya. 

Bait 5

لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعًا عَلَى طَلَلٍ * وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ الْبَاانِ وَالْعَلَ

"Kalaulah bukan karena cinta, tidak mungkin menangis di atas puing-puing (reruntuhan rumah), dan tidak terjaga tiap malam karena mengingat ban (nama pohon) dan 'alam (nama gunung).""

Pada bait ini ditanyakan bila bukan karena cinta tidak mungkin orang tersebut sampai menangis di puing-puing, atau reruntuhan tempat yang membuatnya mengingat orang yang dikasihinya. 

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Bait 6

فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُبًّا بَعْدَ مَا شَهِدَتْ * بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّقَمِ

"Maka Bbagaimana engkau mengingkari rasa cinta setelah menyaksikan, dengan cinta atas kamu saksi saksi yang adil yang terdiri dari air mata dan sakit."

Pada bait ini ditanyakan kenapa Anda menangis terus. Sudah pasti kamu sedang jatuh cinta. Dan tidak bisa mengingkarinya lagi. Saksinya adalah air mata yang mengucur hingga bercampur darah dan badan yang sakit, pucat, kering, itu semua menjadi saksi bahwa Anda sedang jatuh cinta.   

Bait 7

وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَضَنَى * مِثْلَ الْبَهَارِ عَلَى خَدَّيْكَ  وَالْعَنَمِ

"Dan membuktikan tangis kesedihan yang diakibatkan cinta menetapkan dua garis abror (aliran air mata), seperti mawar di atas dia pipimu dan 'anam (tumbuhan)."

Di samping ada dua saksi itu, ada juga bukti semacam garis merah di pipimu karena terus menerus di aliri air mata. Ini bukti Anda sedang jatuh cinta.  

 

Bait 8

نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرَّقَنِيْ * وَالْحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ بِالْأَلَمِ

"Benar, berkelebat bayangan orang yang kucinta maka menjadikan aku tidak bisa tidur aku karenanya, dan cinta itu seperti itu nyampur cinta dengan kelezatan dengan sakit."

Akhirnya setelah didesak terus, orang itu pun membenarkan bahwa dirinya sedang kasmaran. Dan begitulah cinta, lezat namun bercampur dengan sakit atau sedih. Mengingat kekasih itu sebuah kenikmatan sedangkan tidak bisa bertemu dengan kekasih sebuah rasa sakit yang teramat sangat.

Bait 9

يَا لَائِمِيْ فِي الْهَوَى الْعُذْرِيِّ مَعْذِرَةً * مِنِّيْ اِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ

"Wahai orang yang mencelaku karena cinta Uzri, Maafkan. Bila engkau menyadari, tetnau kamu tidak mencelaku."

Cinta uzri adalah cinta yang teramat sangat. Bila orang yang bertanya itu menyadari tentang cinta terhadap sosok mulia itu, maka ia tidak akan mencela. Sosok tersebut adalah Nabi Muhammad SAW. 

Bait 10

عَدَتْكَ حَالِيَ لَا سِرِّيْ بِمُسْتَتِرٍ * عَنِ الْوُشَاةِ وَلَا دَائِيْ بِمُنْحَسِمِ

"Kondisiku telah jelas bagimu rahasiaku pun tak tersembunyi dari orang-orang, dan sakit ku pun tak terobati."

Maksudnya sekarang sudah tak ada rahasia lagi, sebab semuanya sudah diketahui. Namun rasa rindu terhadap kekasih itu tidak bisa terobati.

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah  

 

Bait 11

مَحَّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَسْتُ أَسْمَعُهُ * اِنَّ الْمُحِبَّ عَنِ الْعُذَّالِ فِيْ صَمَمِ

"Engkau nasïhati aku dengan tulus, namun aku tak menghiraukan. Sungguh pecinta itu tuli dari orang yang mencemooh."

Kendatipun dinasehati orang lain tentang keadaanya, namun orang yang sedang jatuh cinta tidak akan menghiraukan orang yang mencelanya. 

Bait 12

اِنِّي اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشَّيْبِ فِيْ عَذَلِي * وَالشَّيْبُ أَبْعَدُ فِيْ نُصْحٍ عَنِ التُّهَمِ

"Sungguh aku menuduh nasihat sang uban mencemoohku, padahal uban itu dalam nasihatnya amatlah jatuh dari tipu daya."

Uban memberi nasehat yang paling benar dan ikhlas yakni mengabarkan tentang usia yang semakin tua. Namun demikian nasihat uban pun yang begitu ikhlas dicurigainya apalagi nasihat orang-orang yang mencemoohnya karena sedang begitu cinta pada kekasih. 

 

 

 
Berita Terpopuler