Tadabbur Ayat Kewajiban Berpuasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah momentum melembutkan hati.

AP Photo/Tatan Syuflana
Seorang muslimah membaca Alquran sambil menunggu waktu berbuka puasa di hari pertama Ramadhan di Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (23/3/2023).
Rep: Rossi Handayani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama bulan suci Ramadhan. Hal ini juga telah disampaikan dengan jelas dalam Alquran, dan hendaknya seorang muslim merenungi ayat diwajibkannya berpuasa.

Baca Juga

Dikutip dari buku Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, Salah satu ayat yang sangat masyhur tentang puasa adalah:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS Al-baqarah ayat 183)

Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok tentang ibadah puasa dan hikmahnya. Oleh karenanya, marilah kita sejenak merenungi bersama kandungan ayat mulia ini:

Pertama: Ayat mulia ini didahului dengan panggilan “wahai orang-orang yang beriman” yang menunjukkan bahwa ayat ini sangat penting untuk diperhatikan. Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan: “Apabila engkau mendapati ayat yang didahului dengan ( يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ) “Wahai orang-orang beriman”, maka pasanglah telingamu baik-baik, karena isinya adalah kebaikan yang harus engkau lakukan atau kejelekan yang harus engkau hindari”.

Ayat-ayat dalam Alquran yang didahului seruan tersebut cukup banyak, kurang lebih sembilan puluh ayat. Syaikh Abu Bakar al-Jazairi mengumpulkannya dalam sebuah kitab berjudul “Nida’atur Rahman li Ahli Iman” (Seruan ar-Rahman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman).

Dalam muqoddimahnya, beliau menerangkan bahwa seruan-seruan ini berisi hal-hal penting yang semestinya diketahui seorang muslim agar meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seruan-seruan ini mencakup permasalahan seputar aqidah, ibadah, akhlak, muamalat, hukum dan lain sebagainya.

Setiap ayat yang diawali dengan “Hai orang-orang yang beriman” menunjukkan bahwa tuntutan dalam ayat tersebut termasuk konsekuansi keimanan seorang. Seakan mengatakan: Seandainya iman kalian benar-benar sejati, maka kalian akan melakukan hal-hal yang dituntut dalam ayat tersebut”. (Ar-Risalah at-Tabukiyah)

 

Kedua: Ayat ini menunjukkan wajibnya ibadah puasa Ramadhan, sebagamana ditegaskan oleh Alquran, hadits dan ijma ulama.

Para ulama telah bersepakat wajibnya puasa Ramadhan. Barangsiapa yang mengingkari kewajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang tidak berpuasa tetapi mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir. (Al-Mughni)

Ketiga: Adapun firman-Nya: “sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”. Penyebutan ini memiliki dua hikmah: 

1. Sebagai hiburan bagi umat Islam, sebab seorang apabila menanggung beban secara bersama, maka akan terasa ringan baginya, sebagaimana kata Khansa’ tatkala berduka cita atas kematian saudaranya yang bernama Shakhr:  Seandainya bukan karena banyaknya orang di sekitarku Yang juga Menangisi saudaranya, tentu saya akan bunuh diri Sekalipun mereka tidak menangis seperti tangisanku pada saudaraku Tetapi saya menghibur diri dalam duka cita ini. (Diwan Khansa)

Ucapan Khansa’ ini sebelum dia memeluk agama Islam. Adapun setelah Islam, maka dalam perang Qadisiyyah 

dia memberi semangat kepada empat putranya untuk jihad. Ketika sampai berita padanya bahwa mereka meninngal dunia, dia berkata: “Segala puji bagi Allah yang memuliakan saya dengan terbunuhnya mereka dan saya berdoa kepada Rabbku agar mengumpulanku dengan mereka di surgaNya”.

2. Kesempurnaan umat Islam terhadap keutamaan-keutamaan yang diperoleh oleh umat sebelum mereka. (Tafsir Qur’anil Karim)

 

Keempat: Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan inti disyariatkannya puasa adalah meraih derajat taqwa.

 
Berita Terpopuler