Dishub Jabar-Kemenhub Rencanakan 17 Rute BRT Bandung Raya

Proyek percontohan BRT Bandung Raya rencananya dimulai 2024.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
(ILUSTRASI) Transportasi massal.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat (Jabar), bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menyiapkan transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Direncanakan ada 17 rute BRT di wilayah Bandung Raya.

Analis Angkutan Darat Dishub Provinsi Jabar Teviani Wulansari mengatakan, BRT Bandung Raya ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2025. “Kita saat ini masih menyiapkannya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Rencana akan ada pilot project pada 2024,” kata dia kepada wartawan, Senin (6/3/2023).

Menurut Teviani, transportasi massal di kawasan Bandung Raya dibutuhkan, antara lain sebagai salah satu solusi kemacetan. Diharapkan masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.

“Harapannya tidak terkendala kemacetan di tengah kota, sehingga masyarakat bisa pindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” ujar Teviani.

Teviani mengatakan, BRT Bandung Raya dirancang memiliki jalur tersendiri. Namun, tetap disesuaikan dengan kondisi jalan. “Untuk jalur yang kecil tidak akan pakai pembatas yang ditanam. Nanti ada skemanya sendiri,” kata dia.

Sementara ini, menurut Teviani, seksi pertama BRT Bandung Raya direncanakan dari perbatasan Cimahi, sekitar kawasan Elang, menuju Terminal Cicaheum, Kota Bandung. Ada beberapa kawasan yang akan dilewati, antara lain Ciroyom, Asia Afrika, dan Ahmad Yani.

Berdasarkan data Dishub Provinsi Jabar, sejauh ini rencananya disiapkan 17 rute BRT Bandung Raya. Berikut daftar rencana rutenya:

1. Kebon Kalapa-Cibiru

2. Kebon Kalapa-Ledeng

3. Leuwipanjang-Dago 

4. Elang-Cikudapateuh, Cikudapateuh-Elang

5. Pajajaran-Antapani

6. Cibaduyut-Alun-Alun.

7A. Stasiun Padalarang-Alun-Alun.

7B. Stasiun Cimahi-Cicaheum

8. Ledeng-Terminal Antapani

9A. Leuwipanjang-Tegalluar

9B. Stasiun Hall-Tegalluar

10. Leuwipanjang-Soreang

 

 

11. Leuwipanjang-Jatinangor

12. Baleendah-Leuwipanjang

13. BEC-Baleendah

14. Sarijadi-Antapani

15. Lembang-Sukajadi (Ext) 

16. KBP-Stasiun Padalarang

17. Baleendah-Banjaran (Ext), Banjaran (Ext)-Banjaran

Halte dan bus listrik

Teviani mengatakan, untuk mendukung operasional BRT Bandung Raya ini akan disiapkan halte khusus. Untuk seksi satu, dari perbatasan Cimahi menuju Cicaheum, direncanakan sekitar 30 halte.

Menurut Teviani, halte BRT ini akan dirancang berbeda dengan halte Trans Metro Bandung (TMB). Posisi halte BRT disebut lebih bawah karena bus yang akan digunakan sistemnya low deck.

Para penumpang BRT nantinya mesti naik dan turun bus dari halte. Tidak bisa di sembarang tempat. “Jadi, harus tetap di halte. Nanti kita akan bangun baru,” kata Teviani.

Soal bus yang akan digunakan untuk BRT, Teviani mengatakan, diupayakan ada sejumlah bus listrik. Hal itu sebagai salah satu upaya mendukung pengurangan emisi karbon.

Dari total seluruh bus BRT yang akan dioperasikan, menurut Teviani, diharapkan 50 persennya bus listrik dan sisanya diesel. Jika tidak sampai setengahnya, kata dia, minimal bisa 30 persen bus listrik. 

“Masih kita persiapkan berapa banyak yang memakai bus listriknya, tapi skema itu sudah diperhitungkan oleh Dishub Jabar,” ujar Teviani.

 
Berita Terpopuler