Menggali Peluang Berkaya di Ekosistem Digital

Masyarakat mulai hidup normal dengan teknologi.

network /Vidita
.
Rep: Vidita Red: Partner

Unsplash/Converter Kit

Dunia digital yang terus berkembang, tak pernah berhenti menawarkan berbagai peluang. Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Jumat, 3 Maret 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Pandangan Kreatif Mengenai Tren Pekerja di Era Digital” dengan menghadirkan narasumber Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Bali Ni Kadek Dwi Febriani, Relawan TIK Kabupaten Bandung, dan Jawara Internet Sehat 2022 Asfira Rachmad, serta Ketua Umum Relawan TIK dan Dewan Pengarah Siberkreasi Fajar Eri Dianto.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital," kata Johnny.

Selain itu, dia, ada pula Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Mengawali paparannya, Fajar menjelaskan, perubahan cepat ke era digital terjadi di masa pandemi Covid-19 2020, di mana pembatasan sosial menyebabkan hubungan fisik antarindividu menjadi terbatas.

Selain itu, lockdown juga membatasi banyak aktivitas di masyarakat. Mulai dari, bisnis, industri, hingga aktivitas sehari-hari. Rangkaian peristiwa itu memunculkan perubahan perilaku yang ditunjang dengan pemanfaatan teknologi digital untuk menggantikan aktivitas langsung di kehidupan sehari-hari.

“Terciptalah hidup normal cara baru, penuh inovasi, kreasi melalui teknologi. Masyarakat mulai hidup normal dengan teknologi, ketergantungan pada penyedia fasilitas digital menurun, investor pun kurang berminat," ujar Fajar.

Sehingga, perusahaan digital harus melakukan efisiensi dengan pemotongan biaya operasional pegawai. Oleh karena itu, lanjut Fajar, situasi tersebut di atas menuntut kemampuan mengetahui, mengenali, dan menguasai teknologi digital sehingga dapat memanfaatkan hingga membuat konten digital.

Muncullah ragam pekerjaan digital yang sebelumnya kurang dikenal atau diminati. Mulai dari, kreator konten, spesialis media sosial, toko daring atau perdagangan secara elektronik, dan lain sebagainya.

Senada, Ni Kadek menambahkan, ragam pekerjaan digital yang bisa menjadi peluang baru di era sekarang ini adalah ahli keamanan digital, copywriter, web developer, data communicator, atau pemasaran digital. Namun, jenis pekerjaan tersebut menuntut kecakapan atau kompetensi sumber daya manusia yang tinggi.

Selain itu, pekerjaan ini juga mewajibkan kreativitas dan inovasi yang tiada henti. “Cepat, akurat, tepat waktu, kreatif, inovatif, dan unik adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar bisa bersaing di era tren pekerjaan digital. Tanpa itu semua, akan tertinggal,” kata Ni Kadek.

 
Berita Terpopuler