Heboh Siswa SMA NTT Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Idealnya Memang Jam Berapa?

Dua SMA di NTT diwajibkan mulai aktivitas belajar pada pukul 05.00 Wita.

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Pemerintah provinsi NTT menerapkan kebijakan aktivitas sekolah bagi SMA/SMK Negeri di NTT dimulai pukul 05.00 WITA dengan alasan untuk melatih karakter siswa/siswa SMA/SMK di NTT.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menerapkan keputusan kontroversial mengenai jam masuk sekolah pukul 05.00 bagi pelajar SMA 1 dan SMA 6. Publik dan kalangan pendidik pun mengkritik usulan tersebut.

Sejauh ini, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum memutuskan apapun mengenai hal tersebut. Kemendikbudristek baru melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan di Provinsi NTT.

Sementara itu, profesor psikologi dari Fordham University, New York, Amerika Serikat (AS), Tiffany Yip, mengatakan pentingnya tidur yang cukup untuk perkembangan anak. Ketika mereka tidak cukup tidur, mereka dapat mengalami sejumlah risiko kesehatan, mulai dari kelebihan berat badan, penggunaan narkoba, dan nilai sekolah yang buruk.

Yip menganalisis data dari 28 penelitian. Hampir dua juta peserta penelitian yang kebanyakan siswa SMP dan SMA serta beberapa siswa SD. Data menunjukkan menunda waktu jam sekolah antara pukul 08.30 hingga 09.00 memberikan hasil perkembangan yang lebih baik.

"Kami menemukan anak-anak yang tidur lebih lama, suasana hati negatif mereka lebih rendah. Indikator kecemasan, gejala depresi, dan hasil suasana hati psikologis negatif lainnya lebih rendah ketika mulai sekolah lebih lambat," kata Yip.

Dikutip Sleep Foundation, American Academy of Sleep Medicine dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar jam masuk sekolah siswa SMP dan SMA tidak lebih awal dari pukul 08:30 pagi. Faktor biologi memainkan peran besar dalam siklus tidur anak-anak dan remaja.

Sekitar awal pubertas, sebagian besar remaja mengalami waktu tidur dan bangun lebih lambat yang juga disebut "phase delay". Penundaan fase ini dapat menggeser jam internal tubuh hingga dua jam.

Baca Juga

Akibatnya, rata-rata remaja tidak bisa tidur hingga pukul 23.00 malam dan sebaiknya bangun pukul 8:00 pagi atau bahkan lebih lambat. Jam masuk sekolah yang lebih lambat membantu mengakomodasi kebutuhan biologis ini.

Perawatan menyeluruh untuk kebersihan tidur, seperti tidur malam yang nyenyak dan mengikuti tip tidur kembali ke sekolah juga dapat membantu mengatur tidur mereka. Banyak penelitian telah menunjukkan jam masuk sekolah lebih awal sering dikaitkan dengan siswa yang kurang tidur. Ini secara negatif memengaruhi kinerja akademik siswa.

Sama seperti yang disebutkan Yip, siswa yang kurang tidur mengalami kesulitan untuk fokus belajar di kelas dan cenderung memiliki nilai yang lebih rendah. Mereka mungkin juga mudah rewel dan kelelahan.

Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Pemerintah provinsi NTT menerapkan kebijakan aktivitas sekolah bagi SMA/SMK Negeri di NTT dimulai pukul 05.00 WITA dengan alasan untuk melatih karakter siswa/siswa SMA/SMK di NTT. - (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Berikut beberapa kekhawatiran dengan jam masuk sekolah lebih awal dan akibat kurang tidur:

1. Peningkatan kemungkinan untuk berpartisipasi dalam perilaku yang berisiko, seperti intimidasi dan perkelahian.
2. Peluang lebih besar untuk perilaku tidak sehat, termasuk penggunaan alkohol dan narkoba serta merokok tembakau.
3. Risiko cedera atletik lebih tinggi.
4. Peningkatan gejala depresi dan ide bunuh diri.
5. Meningkatnya resiko kecelakaan lalu lintas.
6. Kurang tidur juga memiliki konsekuensi kesehatan fisik dan mental jangka panjang. Kuantitas dan kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas.

 
Berita Terpopuler