Tiga Makanan yang Jarang Dimakan Ahli Jantung

Dokter jantung menyebut ada makanan tertentu sebaiknya dihindari.

www.pixabay.com
Ayam goreng tepung (ilustrasi). Proses penggorengan akan meningkatkan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan. Hal tersebut membuat dokter jantung enggan menyantapnya terlalu sering.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memilah mana makanan yang "baik" dan "buruk" mungkin menyulitkan bagi sebagian orang. Menyantap makanan yang tidak tepat nutrisi, ditambah gaya hidup kurang gerak, pada akhirnya bisa mengimbas pada kesehatan, termasuk kesehatan jantung.

Sebagai patokan mengenai makanan yang sebaiknya dihindari, mencermati tiga makanan yang jarang disantap ahli jantung ini mungkin akan membantu. Meskipun, tentunya deretan makanan berikut tidak akan berbahaya jika dimakan sesekali.

Sosis untuk sarapan
Ahli jantung Elizabeth Klodas selalu berusaha menghindari menu sosis untuk sarapan. Alasannya, semua daging olahan, termasuk sosis, ham, dan bacon, telah diklasifikasikan memuat karsinogen (zat pencetus kanker) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"sosis tinggi natrium (meningkatkan tekanan darah tinggi) dan sumber lemak jenuh sehingga meningkatkan kolesterol," kata dokter yang berbasis di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat itu.

Baca Juga

Ditambah lagi, karena manusia hanya memiliki ruang terbatas di perut, menyantap sosis untuk sarapan dapat menggantikan makanan lain yang lebih menyehatkan.

Ayam goreng
Menu ayam goreng amat populer di berbagai kalangan, tapi menurut para pakar, hidangan ini tidak baik untuk jantung. Ayam goreng merupakan makanan yang jarang disantap oleh Sanjay Maniar, ahli jantung yang berbasis di Houston, Texas, AS.

Jika tetap ingin makan ayam, Maniar menyarankan untuk memanggangnya, mempertahankan rasa lezat sekaligus menghemat kalori.

"Teratur makan gorengan akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan strok dengan meningkatkan jumlah lemak jenuh dan trans dalam tubuh," ujar Maniar.

Dia menjelaskan, lemak tidak sehat dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar HDL (kolesterol baik). Kondisi itu kemudian bisa mengarah pada aterosklerosis, yakni penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan dinding arteri.

Baca juga : Risiko Penyakit Jantung Meningkat Gara-Gara Tidur tak Teratur

Donat
Banyak donat digoreng dengan minyak yang mengandung lemak trans, yang membuat jantung kewalahan. Jayne Morgan, seorang ahli jantung yang tinggal di Atlanta, Georgia, AS, menyampaikan cara penggorengan itu yang membuat donat jadi tidak sehat.

"Lemak trans meningkatkan kadar kolesterol dan gula darah, berkontribusi terhadap diabetes tipe dua, penyakit jantung, dan strok. Lemak trans sering 'disamarkan' pada label sebagai minyak terhidrogenasi parsial, jadi bacalah label dan hindari," ungkap Morgan, dikutip dari laman Huffington Post, Senin (27/2/2023).

Memang tidak semua donat digoreng dengan minyak yang mengandung lemak trans. Ada beberapa gerai yang mengklaim sudah mengolah donat dengan minyak sawit yang bebas lemak trans. Tetap saja, Morgan merekomendasikan makan donat secukupnya.

 
Berita Terpopuler