Baru Usia 30-an Sudah Kena Strok? Ternyata, Ini Pemicunya

Strok juga dapat menyerang Gen Z.

AP
Dokter menunjukkan area otak yang terdampak strok (ilustrasi). Gaya hidup Gen Z yang mager dapat membuat mereka berisiko strok.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bagian dari kelompok usia produktif generasi Z (Gen Z) menghadapi tantangan menjaga kesehatan diri. Tanpa disadarinya, rutinitas bekerja seharian di depan laptop dan malas bergerak (mager) bisa memicu beberapa penyakit kronis, seperti strok.

Dokter spesialis kardiologi dan penanggung jawab penyusunan buku pedoman Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Dr dr Antonia Anna Lukito SpJP (K) mengatakan menghadapi Gen Z harus dengan cara yang berbeda. Sebab, mereka terbelenggu dengan gawai dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut dr Antonia, Gen Z tidak merasa harus keluar untuk mendapatkan informasi atau pun barang yang diperlukan. Semua bisa diselesaikan di rumah dengan ketukan jari saja.

Baca Juga

"Itu yang membuat mereka generasi yang berbeda dan patut mendapat perlakuan berbeda," kata Antonia dalam acara 17th Scientific Meeting InaSH 2023 di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023).

Dokter Antonia menjelaskan kebiasan duduk (sitting disease) inilah yang akan membawa mereka pada penyakit kronis, seperti strok. Banyak anak muda saat ini yang sudah menderita strok pada usia 30-an.

Kebiasaan mager ini membuat kalori yang masuk dalam tubuh tidak keluar sama sekali. Akibatnya, kalori yang berlebihan itu akan menumpuk dan membentuk lemak. Salah satu lemak yang terbentuk dan sangat berbahaya adalah lemak perut.

"Lemak perut itu mempunyai kontrol terhadap keseimbangan hormon, segala macam hormon, metabolisme. Jadi, kalau sudah mulai gemuk, hormonnya mulai kacau. Hormon apa? Hormon pengatur metabolisme gula, lemak, dan lainnya sehingga bisa cepat terkena fatty liver," ujarnya.

Dokter Antonia menjelaskan fatty liver atau perlemakan hati sering menyerang anak muda. Penyaki ini merupakan faktor risiko hipertensi.

Oleh karena itu, masyarakat diserukan untuk rutin berolahraga. Minimal, jika sudah duduk satu jam, bergeraklah selama satu menit.

Selain olahraga rutin, terapkan juga gaya hidup sehat lainnya. Caranya ialah dengan mengonsumsi pola makan bergizi seimbang, mengelola stres dengan baik, mengecek kesehatan secara rutin, serta tidak merokok dan mengonsumsi alkohol.

Pertahankan agar lingkar perut laki-laki kurang dari 90 sentimeter. Lalu, untuk perempuan, lingkar perut sebaiknya kurang dari 80 sentimeter.

"Pusatnya bukan hanya di berat badan karena berat badan tidak bisa menggambarkan kondisi, tetapi yang bisa adalah lingkar perut," tutur dr Antonia.

 
Berita Terpopuler