Kenali Gejala Penyakit Neurokardiovaskuler Seperti Strok dan Penyakit Jantung

WHO menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan strok adalah penyebab utama kematian secara global. Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler pada 2019, mewakili 32 persen dari semua kematian glo

network /ruzdy nurdiansyah
.
Rep: ruzdy nurdiansyah Red: Partner

RSUI gelar talkshow Awam Bicara Sehat. Acara dalam rangkaian HUT RSUI ke-4 ini bertopik “Neurokardivaskuler, Penyakit Jantung dan Strok”, Rabu (22/02/2023).

ruzka.republika.co.id--Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menggelar talkshow Awam Bicara Sehat. Acara dalam rangkaian HUT RSUI ke-4 ini bertopik “Neurokardivaskuler, Penyakit Jantung dan Strok”.

WHO menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan strok adalah penyebab utama kematian secara global. Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler pada 2019, mewakili 32 persen dari semua kematian global. Dari kematian tersebut, 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan strok.

Penyakit kardiovaskuler juga menjadi penyebab kematian tertinggi secara nasional, terutama pada usia produktif. Data menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kasus penyakit neurokardiovaskuler seperti hipertensi, strok, dan penyakit jantung.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen, mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 yaitu sebesar 25,8 persen. Sementara itu, kasus strok meningkat 12,1 persen pada 2020 menjadi 14,9 persen pada 2021.

RSUI hadir sebagai rumah sakit dengan pelayanan kardiovaskuler terlengkap di Kota Depok. Pusat Kardiovaskuler Terpadu (PKT) RSUI hadir untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat di Kota Depok dan Sekitarnya. RSUI mendukung Kota Depok untuk mewujudkan Kota Depok yang sehat, tertib, dan aman, sesuai visi RPJMD Kota Depok Tahun 2021-2026.

Penyakit neurokardiovaskuler merupakan penyakit yang berhubungan dengan saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Para narasumber yaitu Dr. dr. Rakhmat Hidayat dan dr. Dian Zamroni menekankan bahwa penanganan cepat pada penyakit neurokardiovaskuler merupakan aspek yang sangat penting untuk mencegah kematian karena penyakit tersebut.

Kunci penanganan cepat dan tepat pada penyakit neurokardiovaskuler adalah mengenali gejala dan tanda yang muncul pada awal kejadian dan penanganan dalam golden periode oleh tenaga medis.

Masyarakat perlu mengenali gejala penyakit neurokardiovaskuler seperti strok dan penyakit jantung.Miskonsepsi gejala awal serangan jantung dengan “masuk angin” atau “angin duduk” sering terjadi dalam masyarakat.

“Keluhan sakit lambung dan sakit jantung mirip. Jika Anda mempunyai faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, perokok, kolesterol tinggi, dan kencing manis, segeralah ke rumah sakit. Berpikirlah yang paling berat terlebih dahulu dibanding menyimpan bom waktu," ujar dr Dian Zamroni, Rabu (22/02/2023).

Untuk mencegah penyakit neurokardiovaskuler, pastikan masyakarat mengontrol penyakit lain yang terkait dengan penyakit neurokardiovaskuler tersebut seperti hipertensi, diabetes, ataupun kolesterol tinggi dan juga merokok.

Terdapat dua macam strok yaitu strok iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah dan strok hemoragic yang disebabkan oleh perdarahan pembuluh darah di otak.

“Di Indonesia, 66 persen kasus strok adalah disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak. Hal ini disebabkan karena angka hipertensi di Indonesia sangat tinggi dan kebanyakan tidak terkontrol. Hipertensi atau tekanan darah tinggi kebanyakan tidak bergejala namun mematikan sehingga disebut silent killer. Jadi, jika ketika mengukur tekanan darah didapatkan hasil tinggi, jangan denial," jelas Dr dr Rakhmad Hidayat.

Masyarakat perlu mengetahui gejala strok yang disingkat dengan SEGERA ke RS yaitu:

1. Se: Senyum tidak simetris atau mencong

2. Ge: Gerak separuh tubuh dan separuhnya seperti tidak terasa

3. Ra: Bicara pelo, tidak dapat berbicara, atau bicara tidak jelas

4. Ke: Kebas atau baal yang dirasakan tiba-tiba

5. R: Rabun mata yang yang dialami mendadak

6. S: Sakit kepala hebat yang tiba-tiba muncul.

Penanganan strok yang paling efektif dilakukan maksimal 6 jam setelah gejala awal muncul. Suatu pengobatan stroke paling efektif yang disebut dengan trombolisis hanya bisa dilakukan saat 6 jam pertama.

Trombolisis saat ini belum dapat dilakukan di banyak rumah sakit, namun sudah dapat dilakukan di RSUI. Di RSUI, dilakukan pemeriksaan MRI pada pasien strok guna mendapatkan gambaran pencitraan penyakit lebih baik, untuk tatalaksana yang paripurna bagi pasien strok.

Upayakan SEHAT selalu untuk mencegah penyakit neurokardiovaskuler. Seimbang gizi, Enyahkan asap rokok, Hindari stres, Awasi tekanan darah, Teratur berolahraga.

RSUI menghadirkan kader kesehatan dari seluruh Kota Depok dalam acara talkshow edukasi tentang neurokardiovaskuler. RSUI sadar betul bahwa komunitas dan kader kesehatan merupakan garda terdepan dalam promotif dan preventif penyakit guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Rusdy Nurdiansyah)

 
Berita Terpopuler