Australia dan Filipina Bahas Patroli Gabungan di Laut Cina Selatan

Klaim maritim Filipina di LCS bertumpukan dengan klaim Cina di perairan tersebut.

AP Photo/Bullit Marquez
Filipina dan Australia membahas patroli gabungan di Laut Cina Selatan (LCS). Pembahasan ini dilakukan beberapa hari setelah Manila menggelar pembicaraan serupa dengan Amerika Serikat (AS) dalam kebutuhan untuk menghalau Cina di perairan strategis itu.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina dan Australia membahas patroli gabungan di Laut Cina Selatan (LCS). Pembahasan ini dilakukan beberapa hari setelah Manila menggelar pembicaraan serupa dengan Amerika Serikat (AS) dalam kebutuhan untuk menghalau Cina di perairan strategis itu.

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez di Manila. Keduanya mengatakan berencana menggelar pertemuan tahunan untuk memperdalam hubungan keamanan mereka.

"Pada hari ini kami membicarakan eksplorasi kemungkinan patroli gabungan dan kami akan terus mengerjakannya dan kami berharap akan segera membuahkan hasil," kata Marles dalam konferensi pers bersama, Rabu (22/2/2023).

"Sebagai negara-negara yang berkomitmen pada peraturan berbasis ketertiban global, sudah sewajarnya kami harus memikirkan mengenai cara di mana kami dapat bekerja dalam hal ini," katanya.

Klaim maritim Filipina di LCS bertumpukan dengan klaim Cina di perairan tersebut. Manila berusaha menghalau apa yang disebut "aktivitas agresif" Cina di LCS yang menjadi titik ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat (AS).

Pada Selasa (21/2/2023) lalu pesawat Penjaga Pantai Filipina (PCG) terbang di atas LCS sebagai upaya mendorong kehadiran Filipina di perairan yang disengketakan tersebut dan melindungi wilayah maritimnya.

Dalam pernyataannya PCG mengatakan mereka melihat sebuah kapal penjaga pantai Cina dan lusinan perahu yang diduga dioperasikan milisi Cina di sekitar beting Second Thomas dan Sabina. Keduanya terletak di dalam zona ekonomi ekslusif Filipina.

PCG memerintahkan para milisi itu untuk pergi, dengan mengatakan "mereka tidak memiliki izin berkeliaran atau berkerumun di beting-beting tersebut." Kedutaa Besar Cina di Manila belum menanggapi permintaan komentar.

Kemungkinan patroli gabungan Filipina dan Australia digelar setelah Manila menggelar pembahasan serupa dengan AS mengenai patroli maritim gabungan termasuk di LCS. Filipina dan Australia sudah memiliki hubungan militer sejak 1922.

Kedua negara memiliki kesepakatan kunjungan angkatan bersenjata yang memberikan kerangka kerja hukum dan operasional aktivitas pertahanan.

Dalam pernyataannya Pentagon mengatakan pada Selasa lalu Galvez menghubungi Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Mereka membahas dimulainya kembali aktivitas maritim gabungan di LCS.

Mereka membicarakan "perkembangan mengkhawatirkan" termasuk kejadian 6 Februari di mana pasukan penjaga pantai Cina menembakan laser ke awak kapal penjaga pantai Filipina di sekitar beting Second Thomas. Cina mengatakan pernyataan Filipina tidak mencerminkan kebenaran dan aksi mereka legal.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler