BNPB Catat 55 Kejadian Bencana Sepekan Terakhir, Masih Didominasi Banjir

Banjir di sejumlah daerah telah mengakibatkan 125 ribu orang terdampak dan mengungsi.

Antara/Abriawan Abhe
Warga menggunakan perahu karet melintasi jalan yang terendam banjir di Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (18/2/2023). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 55 kejadian bencana selama 13-19 Februari 2023.
Rep: Fauziah Mursid Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 55 kejadian bencana selama 13-19 Februari 2023. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, 55 kejadian bencana ini mengalami penurunan dibandingkan pekan lalu, tetapi masih didominasi banjir.

Baca Juga

"Meskipun demikian kita lihat kita punya banjir 26 kali, tanah longsor 12 kali, cuaca ekstrem 14 kali dan ada gelombang pasang serta karhutla," ujar Muhari dalam keterangan persnya, Senin (20/2/2023).

Muhari mengatakan, bencana banjir yang terjadi di beberapa tempat khususnya Pulau Jawa ini mengakibatkan lebih dari 125 ribu orang terdampak dan mengungsi. Muhari mengingatkan, sesuai prediksi BMKG curah hujan masih akan meningkat di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi 150 hingga 300 mm dan cukup tinggi di beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Kalimantan.

"Peringatan ini kita sudah sampaikan ke pemerintah daerah untuk waspada khususnya di yang kita kotak hitam ini, kita sampaikan Senin lalu, dan ini yang kita lihat kejadian bencananya satu minggu dari tanggal 13 sampai 19," ujarnya.

Muhari mengingatkan, peningkatan curah hujan ini akan berkorelasi dengan bencana hidrometeorologi mulai banjir, banjir bandang, tanah longsor cuaca ekstrem.

 

"Sehingga benar-benar kita mengharapkan karena kita masih pada puncak musim hujan menuju akhir, jadi kita harapkan memang di Februari ini atau awal Maret nanti kita sudah mengakhiri musim hujan periode awal 2023 ini, tetapi kita masih harus waspada karena memang dimana peluang hujan turun dengan intensitas lebih dari 200 mm pasti di situ ada peluang adanya potensi banjir, banjir bandang tanah longsor," ujarnya.

Selain banjir, Muhari juga mengingatkan waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat tahun ini. Ini sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia akan seperti sebelumnya.

"Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kita terbantu oleh musim kemarau basah karena ada faktor La Nina sehingga intensitas kebakaran hutan tidak tahu hebat, mungkin di tahun ini kita harus benar-benar waspada," ujar Muhari.

Selama musim hujan di awal tahun ini, karhutla telah terjadi dua kali berturut-turut. Dalam catatan BNPB, pada periode 13-19 Februari terjadi 55 kali kejadian bencana yakni banjir 26 kali, tanah longsor 12 kali, cuaca ekstrem 14 kali, gelombang pasangan dan karhutla.

"Jadi sekarang meskipun kita masih dalam musim hujan tapi kita sudah mengalami kebakaran hutan dan lahan meskipun dua kali dan ini sudah kita alami berturut-turut dari akhir Januari," ujarnya.

 

 

 
Berita Terpopuler