Imam Masjid di India Bangun Sekolah dan Madrasah untuk Difabel

Beberapa dari murid difabel di sejolah itu menjadi hafiz.

Zee News
Ilustrasi. Jama Masjid Shamshi di Badaun, Uttar Pradesh, India. Imam Masjid di India Bangun Sekolah dan Madrasah untuk Difabel
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Seorang Imam Masjid India telah menginspirasi banyak orang setelah mendirikan sekolah dan madrasah bagi anak-anak penyandang disabilitas. Ia adalah Mufti Raees Khan yang mendirikan sekolah dan madrasah untuk anak-anak disabilitas netra, disabilitas rungu, dan disabilitas wicara.

Baca Juga

Dimulai dengan hanya satu siswa pada 2013 di daerah Kondhwa di Pune, Sekolah Visi yang dibangun Khan saat ini telah memiliki 160 anak penyandang disabilitas yang mengikuti pendidikan modern bersama dengan kelas-kelas agama.

Sekarang Khan telah mulai menyampaikan ceramah motivasi di masjid-masjid, mengajak orang-orang untuk memperhatikan lingkungan mereka untuk mencari anak-anak dengan kemampuan berbeda.

"Saya memohon kepada orang-orang untuk memberi saya anak-anak seperti itu. Kami akan memberdayakan mereka dengan pendidikan dan pelatihan," kata Khan, seperti dilansir Times of India, Selasa (21/2/2023). 

Baru-baru ini, beberapa anak dibawa ke Masjid Juma yang ikonik di dekat Pasar Crawford. Anak-anak itu juga diajarkan ayat-ayat Alquran dan beberapa di antara mereka telah menjadi hafiz atau penghafal Alquran.

"Saya melihat banyak penonton terisak dan menangis ketika seorang siswa disabilitas netra membacakan beberapa ayat Alquran. Seorang siswa membacakan ayat-ayat suci dalam bahasa isyarat yang dijelaskan oleh Mufti Raees Khan," kata Presiden Masjid Juma, Shoeb Khatib.

Khatib menambahkan, Masjid Juma akan menyediakan ruang jika ada yang ingin membuka kelas khusus untuk anak-anak difabel tersebut. Pimpinan Universitas Jamia Millia Islamia Delhi, Asif Farooqui, menyambut baik langkah tersebut. 

“Masjid-masjid di kota-kota metropolitan harus membuka kelas untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini. Ini bukan pekerjaan satu individu. Diperlukan upaya kolektif,” kata Farooqui.

Khan yang saat itu adalah seorang imam di sebuah masjid di Pune menceritakan apa yang dipikirkannya untuk memulai sekolah dan madrasah.

“Saya sebagai imam selama sembilan tahun sebelum mendirikan Anwar al Hidayat Trust yang mengelola sekolah dan madrasah. Suatu hari, saat keluar dari masjid, saya melihat dua anak disabilitas netra mengemis di luar masjid. Saya mulai berpikir dan memutuskan melakukan sesuatu tentang hal itu," kenangnya. 

Selanjutnya, Khan menyewa kamar dan mulai mencari anak-anak difabel. “Setelah melakukan selama tujuh bulan, saya mendapatkan satu anak dan mulai bersekolah bersamanya. Sekarang kami memiliki 160 siswa, baik laki-laki maupun perempuan, dari 15 negara bagian di India,” katanya.

Abdur Rahman Amaan Mukadam (20 tahun) adalah disabilitas netra sejak lahir. Dia mengatakan dia bersekolah di sekolah desa di Raigad, tetapi itu tidak memenuhi semua kebutuhannya. Kemudian dia bergabung dengan Khan's Vision School di mana ia mendapatkan pendidikan umum dan Alquran. Sekarang dia adalah seorang hafiz.

“Saya tidak berpikir saya akan dilatih seperti saya tinggal di desa saya. Sekarang saya ingin melakukan pekerjaan pemerintah setelah lulus. Saya akan mengikuti ujian kompetitif,” kata Mukadam yang belajar bahasa Arab dalam huruf Braille dan mendapatkan gelar tersebut. 

 
Berita Terpopuler