Buku Cerita Anak Karya Roald Dahl Kena Sensor, Kritikus Lancarkan Penolakan

Roald Dahl terkenal sebagai penulis Charlie and the Chocolate Factory dan Matilda.

AP Photo/Andrew Burton, File
Buku-buku karya Roald Dahl dipajang di salah satu toko buku di New York, AS, pada 21 November 2011. Kritikus menuduh penerbit melakukan penyensoran terhadap buku cerita klasik anak-anak karya Dahl karena di edisi terbaru ada penghilangan ragam bahasa khas sang penulis, misalnya di Charlie and the Chocolate Factory dan Matilda, agar isinya lebih mudah diterima oleh pembaca masa kini.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa kritikus menyoroti penyensoran beragam judul buku cerita klasik anak-anak karya Roald Dahl, seperti Charlie and the Chocolate Factory dan Matilda. Tujuan sensor itu disebut untuk menyesuaikan pada para pembaca modern, sehingga beberapa bagian harus dihilangkan.

Ulasan edisi baru buku Dahl yang sekarang tersedia di toko buku menunjukkan bahwa beberapa bagian yang berkaitan dengan berat badan, kesehatan mental, jenis kelamin, dan ras, telah diubah. Perubahan yang dilakukan oleh Puffin Books, sebuah divisi dari penerbit Penguin Random House, pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Daily Telegraph di Inggris.

Augustus Gloop, antagonis rakus dalam Charlie and the Chocolate Factory yang awalnya diterbitkan pada 1964, tidak lagi digambarkan "sangat gemuk". Dalam edisi baru, dia hanya disebut "sangat besar".

Lalu, dalam edisi baru Witches, seorang wanita supernatural yang menyamar sebagai wanita biasa digambarkan bekerja sebagai "ilmuwan top atau menjalankan bisnis". Karakternya bukan lagi "kasir di supermarket atau sekretaris pengusaha".

Sementara itu, kata "hitam" telah dihapus dari deskripsi traktor yang mengerikan pada 1970-an dalam The Fabulous Mr. Fox. Mesin-mesin itu sekarang hanya disebut "monster pembunuh yang tampak brutal".

Perubahan pada buku-buku Dahl menandai pertikaian terbaru dalam perdebatan tentang kepekaan budaya karena para juru kampanye berusaha melindungi kaum muda dari stereotipe budaya, etnis, dan gender dalam sastra dan media lainnya. Kritikus mengeluhkan revisi yang sesuai dengan kepekaan abad ke-21 itu berisiko merusak kejeniusan seniman hebat dan mencegah pembaca menghadapi dunia apa adanya.

The Roald Dahl Story Company, yang mengontrol hak atas buku-buku tersebut, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Puffin untuk meninjau teks karena mereka ingin memastikan bahwa cerita dan karakter Dahl yang luar biasa ini bisa terus dinikmati oleh semua anak sekarang. Bahasa ditinjau dalam kemitraan dengan Inclusive Minds, sebuah kolektif yang bekerja untuk membuat literatur anak lebih inklusif dan mudah diakses.

Baca Juga

"Setiap perubahan kecil dan dipertimbangkan dengan hati-hati," kata perusahaan itu.

Analisis dimulai pada 2020, sebelum Netflix membeli The Roald Dahl Story Company dan memulai rencana untuk memproduksi film generasi baru berdasarkan buku-buku sang penulis. Sementara itu, Puffin tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.

Dahl meninggal pada 1990 di usia 74 tahun. Buku-bukunya yang telah terjual lebih dari 300 juta eksemplar telah diterjemahkan ke dalam 68 bahasa dan terus dibaca oleh anak-anak di seluruh dunia.

Di sisi lain, Dahl juga merupakan tokoh kontroversial karena komentar anti-Yahudi yang dibuat sepanjang hidupnya. Pada 2020, keluarga Dahl meminta maaf dengan mengatakan bahwa mereka menyadari dan memahami luka akibat pernyataan sang penulis dapat bertahan lama.

Terlepas dari hal tersebut, penggemar buku Dahl merayakan penggunaan bahasanya yang kadang-kadang kelam yang menyentuh ketakutan anak-anak serta rasa senang mereka. PEN America mengaku khawatir dengan laporan tentang perubahan pada buku-buku Dahl. PEN America adalah komunitas yang terdiri dari sekitar 7.500 penulis yang mengadvokasi kebebasan berekspresi.

"Jika kita mulai mencoba mengoreksi hal-hal yang dianggap remeh alih-alih membiarkan pembaca menerima dan bereaksi terhadap buku seperti yang telah tertulis, kita berisiko mendistorsi karya penulis hebat dan mengaburkan lensa penting yang ditawarkan sastra pada masyarakat," kata Kepala Eksekutif PEN America, Suzanne Nossel, dalam sebuah cicitan.

Wakil Editor Sastra surat kabar Sunday Times London di Inggris, Laura Hackett, yang juga merupakan penggemar Dahl sejak kecil, memiliki reaksi yang lebih pribadi terhadap berita tersebut.

"Para editor di Puffin seharusnya malu dengan operasi gagal yang telah mereka lakukan pada beberapa literatur anak-anak terbaik di Inggris. Bagi saya, saya akan dengan hati-hati menyimpan salinan asli cerita Dahl saya yang lama, sehingga suatu hari nanti anak-anak saya dapat menikmatinya dalam kemuliaan utuh, nakal, dan penuh warna," kata dia.

 
Berita Terpopuler