Risiko Kembangkan Diabetes Tipe 2 Meningkat Setelah Kena Covid-19

Covid-19 dapat bertindak sebagai akselerator penyakit.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Penyintas Covid-19 berisiko mengembangkan diabetes tipe 2.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Petugas medis di AS memperingatkan bahwa orang-orang yang pernah menderita Covid-19 lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe-2. Penyakit ini sering disebut sebagai pembunuh diam-diam karena gejalanya sering kali dianggap sebagai penyakit umum seperti lebih sering berkemih atau merasa lelah.

Jutaan orang di seluruh dunia kini telah terjangkit Covid-19. Para ahli di Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai, AS mengatakan bahwa orang yang pernah kena Covid-19 memiliki kemungkinan 2,1 persen lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2.

"Hasil penelitian kami memverifikasi bahwa risiko terkena diabetes tipe 2 setelah infeksi Covid-19 bukan hanya pengamatan awal, tetapi nyata, yang sayangnya tetap ada selama era varian omicron," kata penulis studi tersebut, Prof Alan Kwan, selaku dokter kardiovaskular di Smidt Heart Institute.

Baca Juga

Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)


Di Indonesia, merujuk data Satgas Penanganan Covid-19 ada lebih dari enam juta orang pernah kena penyakit tersebut. Vaksinasi telah menjadi kunci dalam memerangi virus ini, membantu menyudahi pembatasan sosial dan melindungi penduduk dari penyakit serius.

Prof Kwan mengatakan bahwa mereka yang divaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Risiko diabetes tipe 2 untuk orang yang tidak divaksinasi adalah 2,7 persen, dengan 74 persen diagnosis terjadi setelah infeksi dibandingkan dengan 26 persen sebelum terpapar Covid-19.

Bagi mereka yang divaksinasi, risikonya hanya satu persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin sebelum infeksi dapat memberikan perlindungan terhadap risiko diabetes.

"Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi hipotesis ini, kami tetap teguh dalam keyakinan bahwa vaksinasi masih menjadi alat penting dalam melindungi dari Covid-19 dan risiko yang masih belum pasti yang mungkin dialami orang selama periode pasca infeksi," kata Prof Kwan, seperti dilansir The Sun, Rabu (15/2/2023).

Menurut lembaga Diabetes UK, diabetes tipe 2 bisa menyebabkan komplikasi seperti strok, penyakit jantung, dan tindakan amputasi. Umumnya, pada saat didiagnosis, mereka sering kali sudah menunjukkan tanda-tanda komplikasi.

Penulis senior dalam studi ini, Susan Cheng, menjelaskan bahwa Covid-19 dapat bertindak sebagai akselerator penyakit. Virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit pandemi tersebut dapat meningkatkan risiko untuk diagnosis yang mungkin akan diterima oleh individu di kemudian hari.

"Bisa jadi alih-alih didiagnosis diabetes pada usia 65 tahun, seseorang yang sudah memiliki risiko diabetes sebelumnya, mungkin setelah kena Covid-19, orang akan lebih cepat terkena diabetes, yakni pada usia 45 atau 55 tahun," jelas Cheng.

Diabetes tipe 1 berarti sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Sementara itu, tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin.

Para petugas medis mengatakan bahwa diabetes dapat merusak organ-organ vital dan pembuluh darah. Itu sebabnya mereka yang mengidapnya lebih berisiko terkena serangan jantung dan strok.

Prof Kwan mengatakan bahwa ketika masyarakat belajar untuk hidup berdampingan dengan SARS-CoV-2, semua juga harus belajar untuk mengobati kondisi yang terkait dengan efek sampingnya. "Tujuan utama kami, dengan setiap studi penelitian yang kami lakukan, adalah untuk menemukan cara agar orang tetap sehat dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari," kata dia.

 
Berita Terpopuler