Sakit Kepala Beda dengan Pusing, Waspada Jika Rasanya Seberat Ini

Sakit kepala terbagi dua, yakni primer dan sekunder.

Flickr
Sakit kepala (ilustrasi). Sakit kepala parah dapat menjadi tanda strok.
Rep: Meiliza Laveda Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang beranggapan bahwa sakit kepala sama saja dengan pusing. Padahal, keduanya sangat berbeda.

"Pusing adalah gangguan di mana rasa keseimbangan terganggu. Entah muter, terbalik-balik. Tapi kalau rasanya berat, seperti diikat, senat-senut, itu sakit kepala," jelas dokter spesialis saraf sekaligus Captain Neuro Care Kinik Pintar, dr Zicky Yombana, di Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2023).

Secara umum, sakit kepala dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak berbahaya, seperti klaster dan migrain.

Baca Juga

Lain halnya dengan sakit kepala sekunder yang berbahaya. Contohnya sakit kepala yang menjadi gejala meningitis. Dr Zicky menyebut ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

"Pertama, sakit kepalanya bertambah berat. Contohnya minum obat warung satu biji mempan, terus ketika terjadi lagi, sudah tidak mempan. Kedua sering terjadi, tidak hilang-hilang," ujarnya.

Saking sakitnya, dr Zicky menyebut kondisi ini bisa sampai mengganggu aktivitas dan membuat orang menjadi tidak produktif. Selain itu, dr Zicky menyebut sakit kepala yang berat bisa mengacu pada penyakit tertentu. Apalagi jika sakit kepala itu disertai dengan beberapa gejala lain, seperti bersin, batuk, atau demam.

"Sakit kepala yang kronik, progresif, makin dalam makin berat kemudian diperburuk dengan batuk, bersin, ini kemungkinan mengarah ke tumor, sedangkan sakit kepala yang diiringi dengan demam kemungkinan meningitis. Tapi itu masih kemungkinan, belum pasti," jelas dr Zicky.

Sementara itu, sakit kepala yang mengacu pada strok munculnya secara mendadak. Pasien yang mengalami biasanya segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena umumnya sudah tidak sadar.

"Ada juga yang masih sadar, tapi sakit kepalanya luar biasa sakit. Kalau di buku disebutnya thunderclap headache atau nyeri kepala seperti disambar geledek. Oleh karena itu, minum obat boleh, tapi kalau berlanjut konsultasi," ujarnya.

 
Berita Terpopuler