Analisis PDIP akan Cetak Hattrick di Pemilu Jika Usung Capres Populer

Menurut survei capres populer akan mendongkrak elektabilitas parpol di Pemilu 2024.

istimewa
Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri dalam ulang tahun PDI Perjuangan ke-50 beberapa waktu lalu. Berdasarkan survei LSI Denny JA, PDIP akan bisa mencetak hattrick kemenangan pemilu jika mengusung capres populer. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei yang dilakukan 4-15 Januari 2023. Kali ini, survei dilakukan kepada 1.200 responden dengan mengusung tajuk 'Partai Lama, Partai Baru, Partai Besar dan Partai Gurem'.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan, dari 18 partai politik peserta Pemilu 2024 cuma ada tiga parpol-parpol yang masuk kategori partai besar. Ini didasarkan elektabilitas atau dukungan pemilih mencapai lebih dari 10 persen.

Ada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan elektabilitas mencapai 22,7 persen, Partai Golkar dengan 13,8 persen dan Partai Gerindra dengan 11,2 persen. Sedangkan, parpol-parpol baik partai lama maupun partai baru lain elektabilitas tidak mencapai 10 persen.

Seperti perkiraan, sampai saat ini PDIP memang menjadi partai yang memiliki elektabilitas paling tinggi. Bahkan, Ardian menilai, PDIP bisa meraih hattrick sebagai pemenang pemilu pada 2024 nanti jika mampu mengusung capres populer.

"PDIP diambang hattrick menang pemilu tiga kali berturut jika memiliki capres yang populer," kata Ardian di Kantor LSI Denny JA, Selasa (7/2/2023).

Kondisi sama sebenarnya dialami dua parpol yang masuk kategori partai besar lainnya. Sebab, ia melihat, baik Partai Golkar maupun Partai Gerindra, cuma dapat mengalahkan PDIP jika memiliki capres yang lebih populer dari PDIP.

Ia menekankan, untuk Pemilu 2024 memang tingkat popularitas capres-capres yang diusung sangat penting untuk dapat mendongkrak elektabilitas partai politik. Sehingga, peluang tiga partai ini untuk menang memang masih sangat tinggi.

"Terlebih, PDIP jika punya capres yang populer," ujar Ardian.

Meski begitu, ia menambahkan, Partai Golkar maupun Partai Gerindra memiliki peluang yang besar pula untuk memenangkan Pemilu 2024. Sebab, capres populer yang diusung akan mendongkrak elektabilitas mereka yang sudah di atas 10 persen. 

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah mengatakan bahwa partainya tak berkutat pada elektabilitas seseorang saja dalam pengusungan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Sebab menurutnya, jangan sampai masyarakat disuguhkan oleh figur yang berasal dari media sosial.

"Hanya berkutat pada soal electability, terus diproduksi, yang electability-nya itu tentu bukan. Jangan sampai kita itu melahirkan pemimpin karena medsos, track record-nya belum teruji, visinya belum tersampaikan," ujar Said di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

Menurut Said, publik tentu menaruh harapan besar kepada pemimpin Indonesia pada periode berikutnya. Karenanya, jangan sampai keributan terkait capres hanya diributkan di media sosial, tanpa pernah menyampaikan visinya.

"Harapan publik kepada orang yang muncul nama-nama itu, kalau diproduksi nama-nama terus-menerus tanpa visi, kita akan kehilangan arah sebagai bangsa kan. Kita diaduk-aduk perasaan kita, terus-menerus publik ini diproduksi oleh nama yang beredar, tapi pernah digali lebih dalam nggak visinya akan Indonesia ke depan apa," ujar Said.

Menurut Said, seluruh kader PDUP menyerahkan keputusan terkait capres kepada Megawati Soekarnoputri. Hal tersebut merupakan amanat dari hasil Kongres V PDIP di Bali.

"Ini persoalan kongres partai tertinggi itu, tidak ada lagi yang lebih tinggi dari kongres partai tiba-tiba kita mendahului Ibu Mega," ujar Said.

Beberapa waktu yang lalu, sempat beredar pula bahwa sosok capres dari PDIP sudah mengerucut ke lima nama. Ditanya soal kabar itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR tak menjawab gamblang hal tersebut.

Ia hanya memastikan, nama capres dari PDIP sudah berada di kantong Megawati. Adapun waktu pengumumannya, seluruh kader partai berlambang kepala banteng itu diinstruksikan untuk bersabar menunggunya.

"Ibu Mega itu jangan dikira bahwa Ibu Mega itu di rumah tidak berinteraksi dengan berbagai kalangan, Bu Mega di rumah tidak berinteraksi sosial dengan para tokoh dengan para elite," ujar Said.

 

 

 

Said mengatakan, bahwa akan ada kejutan dalam lanjutan silaturahmi politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada Maret mendatang. Jelasnya pada bulan tersebut, Ketua DPR itu akan luar biasa dalam lanjutan silaturahminya.

"Kita lihat lah bulan Maret ini Mbak Puan akan luar biasa nanti, tiada hari bagi Mbak Puan untuk tidak terbang ke bawah. Termasuk safari-safari akan tetap dilanjutkan," ujar Said di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Puan akan kembali melakukan safari politik dengan menemui para ketua umum partai. Namun, ia belum mengungkapkan siapa ketua umum partai politik yang akan ditemui oleh pengurus DPP PDIP selanjutnya.

"Soal kejutan biar Mbak Puan. Masak saya (yang menyampaikan), bukan kejutan lagi," ujar Said.

Pada awal Januari lalu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto mengungkapkan bahwa, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menerima laporan hasil safari politik dari Puan Maharani. Safari yang dimaksud adalah silaturahim Puan ke Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada akhir tahun lalu. 

Ditanya soal, apakah laporan hasil pertemuan dengan ketiga partai politik tersebut akan dijadikan pertimbangan Megawati dalam menentukan capres? Bambang tak menjawab pasti hal tersebut.

"Maybe, maybe, mungkin (jadi bahan pertimbangan). Saya tidak tahu, mungkin, kita kan hanya menjalankan perintah," jawab Bambang.

Ia sendiri tak mau berasumsi terkait hal tersebut. Sebab berdasarkan hasil Kongres kelima PDIP, keputusan terkait Pilpres 2024, seperti capres dan koalisi berada di tangan Megawati selaku ketua umum.

"Ya soal kerja sama atau apa pun itu sudah disampaikan kepada Ibu, nanti Ibu yang ambil keputusan. Apa kalau Ibu perlu konfirmasi? kita juga tidak tahu, kan begitu," ujar Bambang.

Dalam pidatonya pada HUT ke-50 PDIP, di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1/2023), Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan capres yang akan diusung oleh partainya di Pilpres 2024. Kendati demikian, terdapat isyarat bahwa partai berlambang kepala banteng itu akan mengusung capres yang berasal dari internalnya.

"Padahal sudah jelas pemilu itu ada calon itu harusnya ada. Jadi pertanyaan saya mau bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa itu organisasi partai politik jadi terang dong internalnya harus mempersiapkan. Saya tidak tahu kalau di tempat lain mempersiapkan itu apa namanya. Kalau di kita (PDIP) sudah jelas itu kader," ujar Megawati.

Seluruh kadernya diminta kadernya untuk fokus bekerja terlebih dahulu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Termasuk dalam membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sisa dua tahun masa jabatnya.

"Jadi jangan deh, mbok kerja dulu, baru gegap-gempitanya itu loh. Saya pikir gegap-gempita gitu terus enak wae, terus enggak pamit-pamit ngono kok, wong e saya ih, enak wae, nggak mau nyebut saya (namanya)," ujar Megawati.

 

Elektabilitasn Bakal Capres per Desember 2022 - (Infografis Republika)

 

 
Berita Terpopuler